Sayup suara detak jarum jam berbunyi memecah keheningan di dalam kantor kepolisian khusus, G.S.P.O. seperti yang dilakukan karyawan polisi yang menangani kasus kejahatan, Keiichiro, Tsukasa, dan Sakuya sibuk membereskan berkas-berkas dari berbagai kasus Gangler yang telah terjadi belakangan ini. Hingga jarum pendek menunjuk angka 4, Hilltop yang sedari tadi memainkan kumisnya tiba-tiba beranjak dari kursinya.
“Waktunya pulang!” ucap pria berkulit hitam itu yang kental akan logat daerah asalnya.
Anggota paling muda, Sakuya bergegas menumpuk semua berkas-berkas yang berserakan di meja tengah, “Ah akhirnya selesai juga,” nadanya terdengar dirinya sangat kelelahan.
Tsukasa pun berdiri dari kursi untuk meregangkan seluruh otot-ototnya yang kaku karena terlalu lama duduk. “Hari ini juga tidak ada Gangler kan ya?” tanya satu-satunya gadis dalam G.S.P.O. sambil berjalan hendak menghampiri galon untuk minum setegak air putih.
“Iya, kurasa kasusnya sudah semakin berkurang,” sontak jawaban dari pria paling galak dalam G.S.P.O. juga membereskan berbagai berkas di mejanya sendiri.
15 menit berlalu, Sakuya yang pertama kali selesai membereskan semua barangnya hendak mengambil tasnya di meja dan jaketnya yang tergantung di dekat pintu. “Kalau begitu, aku dulu--”
“Tunggu, ada sesuatu yang ingin aku sampaikan,” kepergian Sakuya tercegat oleh ucapan Hilltop tiba-tiba. “Kebetulan lusa ada salah satu organisasi yang ingin bertemu denganku, tapi aku tidak bisa menemui mereka karena besok ada dinas luar kota, jadi bisakah aku meminta bantuan pada kalian untuk menemui mereka?”
“Organisasi? Siapa?” tanya Tsukasa sambil merapikan barang-barangnya ke dalam tas.
“Kalau tidak salah namanya A.I.M.S.,”
“Oh.. Organisasi yang menangani masalah semacam kriminal teknologi apalah di daerah Kanto itu ya?” sahut Sakuya.
“Iya, mereka ingin menjalin kerjasama dengan kepolisian khususnya G.S.P.O., untuk selebihnya akan dibicarakan ketika bertemu nantinya,” ucap penjelasan Hilltop.
“Serahkan saja pada kami,” tanpa berpikir panjang Keiichiro menyanggupi permintaan atasannya tersebut.
“Pak Hilltop cukup beritahu kami tempat, tanggal dan waktu kalian akan bertemu.” Tsukasa memberi kode dengan mengayunkan ponselnya supaya Hilltop bergegas mengirimkan informasi melalui pesan.
Senyum sumringah dari komisaris G.S.P.O. itu tampak putih karena terlihat giginya saja. “Baiklah nanti akan kukirim, terima kasih banyak ya.” segera ia mengambil tasnya dan beranjak dari meja melangkah menuju pintu keluar.
“Hati-hati pak Hilltop!” teriak dari satu-satunya robot yang dipekerjakan dalam ruangan G.S.P.O., Jim.
“A.I.M.S. ya... Jim, kalau tidak salah mereka merupakan pasukan militer keamanan yang menangani kasus robot kecerdasan buatan yang mengamuk kan?” duga Tsukasa mengetahui sedikit tentang organisasi itu.
“Kau benar, Tsukasa-san. Mereka organisasi independen yang bertugas untuk membasmi para robot yang hilang kendali.” tutur Jim meyakinkan perkataan Tsukasa.
“Kalau begitu lusa kita akan bertemu,” tidak seperti Tsukasa, Keiichiro memilih untuk tidak memikirkan apapun tentang organisasi tersebut dan bergegas untuk pulang.
Sakuya sendiri sudah tak terlihat batang hidungnya. Dia bahkan bergerak cepat kalau masalah pulang.
-----
Keesokan hari minggu, hari libur bagi para anggota G.S.P.O seperti Tsukasa tidak menyia-nyiakan hari paling krusial bagi polwan satu ini. Ia seakan melakukan sebuah ritual yang bahkan hanya diketahui olehnya saja, ke toko boneka. Apalagi kalau bukan menambah stok boneka di kamarnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Similar (G.S.P.O. × A.I.M.S.) -Zero-One × Patranger-
RomansaG.S.P.O part Tsukasa dan Keiichiro ditugaskan untuk menemui para anggota A.I.M.S yang hendak mengadakan kerjasama. Namun keesokan harinya sebuah kejadian mempertemukan Tsukasa dengan sosok yang mengingatkan dirinya pada Keiichiro. Fuwa sendiri tidak...