Prolog

27 8 0
                                    

Aku berjalan di lorong sekolah yang sepi. Lelah sehabis ekskul musik dari 2 jam yang lalu. Apa hanya aku sendiri?.  Tiba-tiba aku teringat film yang ku tonton tadi malam. Tidak, cukup mengerikan untuk diingat sekarang. Huh, aku memang penakut.Mana mungkin tokoh pembunuh dalam film itu disini, lalu menangkap dan membunuh ku, yang benar saja. Aku menggelengkan kepala, menghapus pikiran itu masuk.

Huh. aku kaget saat ponsel ku bergetar. Kenapa aku jadi parnoan gini.

Kubuka pesan dari adek ku "Aku udah nyiapin makanan, kakak cepat pulang ya, keburu dingin:D ohya,mama juga pulang hari ni, hati2 di jalan"  Hm, adek ku ini emang yang terbaik.

Aku membalas singkat pesannya, lalu memasukkan ponsel ku ke saku. Sekarang aku sedikit berlari, gak sabar mau cepat sampai ke rumah.

"Mira... " langkahku berhenti, aku mendengar seseorang memanggil ku. Tidak, mungkin hanya halusinasiku saja.

"Mira.... " Lagi, kali ini aku gk salah dengar. Aku melihat ke sekeliling, tidak ada orang. Seketika aku merinding. Tunggu, aku melihat seseorang di ujung sana, tepat di sudut tangga.

Aku berlari sampai decitan sepatuku terdengar. Aku mematung. Ya tuhan, apa ini?,Sonya sahabat baik ku duduk lemas dengan badan yang membiru di sekujur tubuhnya. Siapa yang tega melakukannya?.

"Mira...la..lari, telpon polisi" sonya memuntahkan darah "pa..panggil ambulan untukku.."

Tidak tidak, apa ini? Apa yang terjadi? Seketika otakku seolah berhenti bekerja, hanya mematung melihatnya.

"Mira...Pergi!" suaranya meninggi. Seketika aku tersadar.

"son...sonya!  Siapa yang ngelakuin ini? " aku memegang pundaknya, badannya begitu dingin. Nyawa nya seolah di ujung tanduk, tapi dia berusaha tetap membuka matanya.

"tunggu,aku nelpon ambulan" sonya menggeleng.

"Pergi.... Ak... Aku mohon" dia kembali memuntahkan darah.

Aku segera mengeluarkan ponsel dari saku ku, saat tiba-tiba seseorang menendang keras tubuh ku. Ah, rasanya tulang ku remuk semua.

"Hallo Luna" Aku melihatnya, sepertinya suara nya tidak asing,aku pernah mendengarnya, tapi siapa? Aku tidak bisa mengenali wajahnya yang di tutupi masker.

"Kau siapa? " seketika tubuhku bergetar, tidak ada keberanian dalam diri ku. Lagi, film yang ku tonton tadi malam terngiang dalam pikiran ku, seperti aku sedang menjalankan peran si korban yang tidak tau apa-apa.

"Hallo Luna, beri ucapan selamat datang padaku" dia berkata dengan nada bicara yang di buat-buat

Oh tidak,aku ingat,aku tau siapa dia. aku menatap Sonya yang tubuhnya sudah sangat lemas,dia juga menatapku dengan tatapan yang tidak bisa ku artikan.

Tubuhku menegang, jangan sekarang ku mohon. Air mata ku menetes.

"Tidak ada belas kasihan untuk orang sepertimu" ucapnya.

"Hallo Luna, selamat tinggal".

Aku meringis kesakitan, dan semuanya gelap.

HALLO LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang