Chapter 3

34 5 2
                                    

Dira memperhatikan tampilannya. sederhana,rambut di kucir kuda dengan sedikit poni, bibir yang sedikit di kasih Liptint.Sudah cukup, bahkan lebih dari cukup, karena Dira pun tak suka memakai sesuatu yang berlebihan.

Dia pun bergegas turun, tau kalau sedari tadi Nara sudah menunggu nya di depan rumah.

Dira pergi ke kamar mama nya, pamitan, di lihatnya mama nya yang sudah siap pergi kerja,tapi terlihat jelas di wajah mamanya yang masih sedih dengan kejadian beberapa hari yang lalu, terlihat dari matanya yang masih sedikit bengkak. Sempat mama nya untuk libur kerja beberapa hari, juga dira yang sudah tiga hari tidak masuk sekolah.

"Dira pergi ya ma". Dira mencium tangan mama nya

"Pergi sama Nara?"

"Iya"

"Hati-hati di jalan ya"

"iya, mama juga ya". Dira tersenyum, lalu melangkah keluar.

Masih terbayang-bayang keadaan kakak nya terakhir kali dilihatnya, tapi Dira berusaha untuk tidak mengingatnya. Sekarang, saat nya untuk membuka lembar baru hidup tanpa kakak nya.

"Lo kuat,Dir" . batin Dira

Sebuah mobil sudah terparkir rapi di depan rumah Dira, yang dia yakin orang di dalam nya pasti ngomel-ngomel karena nunggu kelamaan. Dira membuka pintu bagian depan....

"Sumpah lo lama amat sih, gue udah nunggu seabad serius, udah gue lapar lagi, gilak lu ya". Benar dugaan Dira.

"Pagi udah ngomel aja lu ye, tuh muka tambah keriput kayak nenek-nenek baru tau lo".

"Jahat amat lu, kebalek mampus lu". Dira hanya tersenyum-senyum lihat tingkah sahabat satunya ini.

"Eh pakai seat belt lu, ntar kalau di tilang polisi lu yang bayar, gue mah ogah".

"Lebay amat lu, ntar biar gue kedipin tuh polisi kalau ke tilang, okay? "

"Gilanya kambuh"

Mereka tertawa lepas. Nara lega, akhirnya Dira mulai kembali seperti dulu, walau dia tau keadaan Dira masih belum baik, sulit melupakan kejadian itu,emang tidak mudah untuk melupakan,Nara tau,tapi setidaknya untuk saat ini, Dira melupakan nya walau sejenak.

Masih dalam perjalan, Nara sibuk menggosipin teman sekelas mereka saat Dira tidak sekolah. Kalau sudah begini, Dira cuma dengerin,masuk telinga kanan keluar telinga kiri, hanya anggukkan kepala saja, ikut tertawa kalau ada yang lucu. Dasar ratu gosip.

"Eh eh Ra, stop stop stop". Nara langsung rem mendadak, jantung Dira sudah berdetak lebih cepat saat melihat Seseorang yang menyebrang ketabrak oleh Nara.

Mereka langsung turun dari mobil, keringat dingin keluar dari tubuh Nara, takut orang itu kenapa-kenapa, bisa-bisa dia masuk penjara lagi. Nara menghilangkan pikiran itu.

Mereka membantu orang itu berdiri, dan terkejut saat mengetahui kalau ternyata yang di tabrak itu Kenzo.

"Ya ampun, lo baik-baik aja kan? Gak kenapa-kenapa kan?". Nara langsung mengecek mana tau ada yang luka dari tubuh nya Kenzo.

"Ha? Iya"

"Apa nya yang iya?kepala lo baik-baik aja kan?"

"Gak, eh iya-iya".

"Apaan sih lo, gaje amat. Eh tapi sorry ya, gue benar-benar gak sengaja loh, serius, ya kan Dir? ". Dira mengangguk,tampak khawatir.

"Lo ke sekolah kan? Sama kita aja". Dira menawarkan tumpangan. Tapi Kenzo tidak menjawab, malah pergi tanpa mengucapkan apa-apa.

"Woi, di tawarin malah pergi, aneh lu ya". Nara berteriak, tapi Kenzo tetap aja berlalu, tidak mendengarkan, bahkan dia berlari.

Mereka pun memasuki mobil, Nara tampak kesal, Dira hanya diam masih mengingat kejadian tadi. Nara pun menyalakan mobil nya,jalan dengan kecepatan sedang.

"Lo gak heran sama dia, Dir? "

"Mungkin gara ketabrak lo dia jadi aneh".

"serius lo? Ya ampun,gimana dong"

"Hehehe, gak gue bercanda, udah ah lo fokus aja, ntar nabrak orang lagi baru tau lo".

"iya-iya"

~~~

"Assalamu'alaikum buk Ratna". Pak Rudi–Guru BK mereka memasuki kelas, di ikuti Kenzo di belakangnya yang menunduk. Tampilannya sangat kusut,juga memar di beberapa bagian wajahnya.

"Wa'alaikumsalam,pak". Buk Ratna langsung melotot saat tau kalau Kenzo sudah berbuat masalah.

"Maaf mengganggu pembelajaran nya, saya mengantar Kenzo masuk ke kelas, takut kalau dia berbuat ulah lagi, sempat tadi berkelahi dengan kakak kelas nya di belakang sekolah"

"Ya ampun Kenzo, kamu baru beberapa bulan disini sudah berbuat ulah". Buk Ratna geleng kepala "Terimakasih banyak pak, saya akan mengurusnya". Pak Rudi mengangguk, melotot ke arah Kenzo lalu keluar.

"Kamu ibuk beri surat peringatan, kalau membuat ulah lagi, kamu ibuk skors,paham?" Kenzo mengangguk, tidak meyakinkan.

"Sekarang kamu berdiri didepan sampai jam pelajaran ibuk habis"

"Tadi saya sudah di hukum pak Rudi kok buk, masa di hukum lagi"

"jangan membantah, atau kamu ibuk suruh berdiri di tengah lapangan sampai jam pulang sekolah". Kenzo diam

Buk Ratna kembali melanjutkan pelajaran. Dira kembali perhatikan penjelasan Buk Ratna tentang sejarah perkembangan manusia purba. Membosankan memang, tapi menarik saat buk Ratna menjelaskan tentang teori Darwin yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera. Dira tidak percaya sedikit pun teori itu, tidak masuk akal baginya. Mana mau dia disamakan dengan kera, yang benar saja.

"Tapi, kebanyakan orang tidak mempercayai teori tersebut.
Dan kita menggunakan istilah kreasionisme yaitu,kemunculan tiba-tiba dengan campur tangan tuhan Yang Maha Esa. Jelas semuanya? "

"Jelas buk". Semua menjawab serempak,termasuk Dira. Nara di sampingnya sudah dari tadi tertidur. Dia selalu ngantuk kalau sudah belajar sejarah.

Tak sengaja Dira melihat Kenzo,yang ternyata Kenzo sedang memperhatikannya. Mulutnya bergerak mengucapkan kalimat, tapi Dira tidak mengerti. Hingga Kenzo melempar kertas kearahnya.

Muka polosnya membuat ku muak, maka aku membunuhnya, laba-laba ku tidak bisa lolos, karena aku telah menemukannya
–Tn. HL

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HALLO LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang