Bab 4

2 0 0
                                    

Caution!!!!
Typo Dimana-mana!!!

Kring...

Celyn menoleh ke arah pintu masuk  ketika seorang lelaki disaat bersamaan memasuki toko bunga itu.

Orang itu...

Pandangan Celyn tidak lepas dari lelaki yang kini mulai berjalan ke arahnya. Ia masih mengingat lelaki yang datang sebulan yang lalu ke tokonya dan juga lelaki yang sama yang memberinya bunga pada hari itu.

"Selamat datang kembali tuan. Bunga apa yang tuan inginkan?"

Mendengar kata 'kembali' dalam sapaan hangat itu, lelaki itu sekilas kearah Celyn yangs edang tersenyum ramah.

Dia masih mengingatku...

"Aku mencari bunga untuk seseorang, tapi aku bingung bunga apa yang akan dia sukai?"
Lelaki itu tampak berpikir sejenak sambil memperhatikan beberapa bunga yang tersusun rapi disekitar meja depan toko itu.

Mungkin untuk kekasihnya...

Celyn membatin. Melihat tingkah pria itu yang mulai menperhatikan beberapa jenis bunga yang ada di dalam toko.

"Kalau boleh saya tahu, bunga apa yang disukai kekasih tuan?"

Lelaki itu tampak sedikit terganggu dengan kata 'kekasih' yang dilontarkan Celyn. Nampak terlihat dari keningnya yang sedikit berkerut.

"Hm...apakah seorang wanita tua dapat dikatakan sebagai kekasih?"

Gaps...
Celyn merasa dirinya ingin bersembunyi segera. Ia merasakan panas pada kedia pipinya. Mungkin, wajahnya sekarang seperti kepiting rebus jarena terbukti dari rasa panas yang dirasanya. Ia terus menunduk dalam.

Tapi kan, ini bukan sepenuhnya salahku. Kan dia tidak mengatakan bunganya untuk wanita 'tua' atau 'muda'

Celyn seketika menemukan kembali kontrol dirinya. Memang benar, lelaki itu juga salah dalam hal memalukan ini.

"Tu.."
"Tapi ini juga salahku sehingga kau berpikir seperti itu."
Lelaki itu tampak menatap Celyn, terlihat sedikit bersalah. Lelaki menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Aku tidak mengatakan bunga ini untuk siapa, dan juga caraku mengatakannya seperti itu, jadi wajar saja kalau kau berpikir demikian"
Lelaki itu tersenyum tulus tanda permintaan maaf atas kesalahpahaman Celyn.

Celyn balas tersenyum. Akhirnya kesalahpahaman itu bisa teratasi.

"Jadi bunganya tuan?"
Celyn bertanya untuk kembali ke pembahasan sebelumnya.

"Ah iya, apa kau punya saran bunga apa yang akan kau berikan pada seorang wanita tua yang biasa kau panggil ibu"

Ah...untuk ibunya ternyata...

"Hm...biar saya pikirkan"

Celyn nampak berpikir sejenak, ia mengerakkan gerakkan jari telunjuk di dagunya, dahinya sedikit mengkerut, pandangannya ia edarkan ke seluruh tanaman bunga yang ia miliki.

Sementara lelaki itu, pandangannya terarah ke Celyn yang terlihat sibuk dengan dunianya sendiri. Ia merasa ada yang menarik ketika melihat Celyn terlihat berpikir keras dengan kening mengkerut dan telunjuk di jarinya. Jangan lupa beberapa ekspresi yang ada di wajah Celyn.

Lucu sekali...

"Ah iya"
Lelaki itu kembali menyadarkan dirinya ketika mendengar Celyn berseru dengan riang.

"Bagaimana dengan bunga lily?"
"Bunga lily"
"Ia, bunga lily. Saya pikir ibu tuan akan menyukainya. Terlebih karena warnanya yang putih juga ibu tuan juga menyukai semua bunga, jadi saya pikir lily terlihat cantik untuk ibu tuan"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love RosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang