Fatim duduk di tempat dimana Sajidah ,Sohwa Dan Iyyah duduk . Dia masih mengingat semua kata ketiga temannya . Jalan bersama dengan Fateh bukan hal baik baginya . Apalagi Fateh sudah punya Dinda itu semakin membuat Mereka semakin percaya kalau Fatim memang ingin merebut Thariq padahal Fatim tak ingin merebut siapapun . Ia tak sehina dan Setega itu , dia juga punya Harga diri.
" Nggak harusnya gue ajak Lo kesini " Ucap Fateh memecahkan keheningan yang ada .
Fatim menghiraukan perkataan Fateh , ia hanya diam . Pikirannya masih terpenuhi dengan masalah sedari pagi tadi . Ia tak habis pikir kenapa semua menjadi seperti ini . Siapa yang tega memfitnahnya seperti ini.
" Gue minta maaf , gara - gara gue Lo sama mereka makin berantem. Mereka salah paham tentang kita " Kata Fateh lagi tanpa menatap Fatim .
" Gue nggak bermaksud buat kalian tambah berantem kayak gini , gue minta maaf Tim " Kata Fateh kali ini ia menatap Fatim yang juga menatapnya . Fateh sedih melihat Fatim yang kembali menangis seperti ini .
" Gue nggak bisa lihat Lo kayak gini tim " Batin Fateh menatap Wajah Fatim .
" Lo nggak salah Teh , gue nggak nyangka aja mereka begitu marah sama gue . Mereka kenapa percaya sama omongan orang lain daripada gue " Jelas Fatim menatap Fateh . Ia menghapus air matanya kasar.
" Mereka masih syok aja,gue yakin mereka bakalan minta maaf Sama Lo. gue yakin " Jelas Fateh Tersenyum hangat Pada Fatim .
Fatim menggeleng merasa tak yakin dengan ucapan Fateh , Fatim takut ia tak bisa merasakan kebahagian lagi dengan Mereka . Ia takut mereka benar - benar menjauhi mereka .
" Fatim , Come on jangan sedih lagi , lupakan masalah Lo dulu ya . Gue nggak mau Lo kayak gini terus" Kata Fateh menatap Fatim .
Sejujurnya Fateh masih sangat menyayangi dan mencintai Fatim , ia tak rela Fatim selalu di hina dan di fitnah seperti ini . Ia tak perduli meskipun ia dijauhi oleh sahabatnya . Ia hanya ingin bersama Fatim saat Fatim membutuhkannya.
" Beli sesuatu yuk , Gue traktir apapun yang Lo mau deh " bujuk Fateh pada Fatim yang hanya diam .
Karena tak ada jawaban dari Fatim , Fateh menarik tangan Fatim pelan mengajak Fateh ke sebuah toko Laptop.
" Kita ngapain kesini ?" Tanya Fatim Pada Fateh yang Fokus melihat - lihat Laptopnya.
" Gue mau beli laptop buat Dinda , kasihan Laptopnya Rusak " Jawab Fateh tanpa melihat Fatim .
Fatim hanya mengangguk mendengar jawaban Fateh , ia hanya mengikuti kemanapun Fateh berjalan .
" Tim , kira - kira laptop buat Dinda kayak gini Bagus nggak ? " Tanya Fateh mencari pendapatan Fatim siapa tau selera Fatim dengan Dinda Sama.
" Yang ini mungkin Cocok Teh " tawar Fatim menunjuk salah satu Laptop yang baru saja keluar.
Fateh melihat Laptop yang ditunjuk Fatim barusan . " Ini mungkin Cocok Buat dia " batin Fateh mengangguk .
" Iya ,gue ambil ini deh , Eh Lo nggak beli . Gue beliin deh " Tawar Fateh menatap Fatim .
Fatim menggeleng tak berniat sama sekali untuk belanja . " Yaudah , Kalo gitu kita ke kasir setelah itu Anterin gue beli makeup ya buat Dinda . Lo kan perempuan pasti Lo tau lah selera Anak perempuan " Pinta Fateh menatap Fateh sambil berjalan menuju ke kasir .
Fatim hanya mengangguk mengiyakan ajakan Fateh . Meskipun sebenarnya sangat Malas .
Setelah membayar laptop , Fatim dan Fateh berjalan beriringan menuju ke toko Makeup .
Fatim melihat - lihat alat - alat makeup yang bagus . Sedangkan Fateh mengikuti Fatim yang tengah fokus melihat - lihat alat makeup .
Hampir 1 jam Fatim masih belum menemukan makeup yang cocok Untuk Dinda , ia hanya mengambil beberapa yang menurutnya Cocok Untuk Dinda .
Setelah 1 jam lebih menurutnya itu udah lebih dari cukup untuk Dinda .
" Dah ya teh , mungkin segini udah " Kata Fatim menunjuk Alat makeup yang ada .
" Yaudah kalo gitu , gue juga bosen disini " Jawab Fateh menarik pelan tangan Fatim , Fatim hanya mengikuti tarikan Fateh .
" Udahlah teh , pulang yuk gue males disini " Ajak Fatim yang sudah bosan di mall.
Fateh Mengkerutkan keningnya tak mengerti bukankah perempuan itu hobi sekali dengan belanja meskipun ada juga yang tidak suka belanja . Tapi ia sangat tau Fatim sangat Suka belanja , tapi kenapa Kini Fatim malah malas untuk belanja .
" Bukannya Lo seneng ya kalo belanja gini ? " Heran Fateh menatap Fatim yang tengah kesal .
Fatim hanya diam setelah keluar dari toko Makeup tadi . Entah apa yang membuatnya menjadi diam seribu bahasa seperti ini .
" Gue emang hobi belanja , tapi gue hari ini males belanja . Nggak Mood " jawab Fatim Datar Dan terus berjalan.
Fateh menghela napas kasar , ia sangat yakin Fatim masih mengingat masalahnya dengan ketiga Sahabatnya . Ini bukan hal kecil bagi Fatim , pasti Fatim merasa dia sangat sendiri . Fateh Sangat mengerti itu dan dia sendiri juga pernah merasakannya.
" Yaudah kalo gitu , kita balik tapi ikut gue gue kerumah yok , bentar lagi Ashar mending kita balik sholat dirumah " Ajak Fateh mensejajarkan Jalannya dengan Fatim .
" Terserah Lo " jawab Fatim pasrah .
****
" Muntaz " Teriak Saleha kesal pada Muntaz yang sedari tak habisnya membuat dirinya kesal .Muntaz tertawa melihat saleha yang kesal seperti itu , baginya jika saleha kesal terlihat sangat cantik.
" Muntaz , Balikin lah !! " Teriak Saleha diakhiri rengekan pasrah.
Saleha duduk di sofa rumahnya lelah .
" Udah Taz , jahil Mulu Lo kalo suka bilang dong jangan dijailin terus " ledek Qahtan tertawa melihat sikap Jail Muntaz ." Apaan sih Lo siapa yang suka sama nenek lampir ini , ogah gue " Balas Muntaz sewot melempar Hp saleha yang ada di tangannya .
" Idih , siapa juga yang mau sama Lo , ogah gue " Sahut Saleha menatap Muntaz Jijik .
" Halah , alasan banget Lo bilang aja suka sama Muntaz " Sahut sheen yang duduk di sebelah Qahtan .
" Ah lu mah , bela terus si Muntaz . Bela gue kek " Ketus Saleha menatap sheen kesal.
" Kalian tumben banget kerumah gue nih , ada apaan ? " Tanya Muntaz menatap satu persatu sahabatnya.
" Emang kagak boleh main nih" tanya Qahtan menatap Muntaz tajam .
" Yah boleh sih , lain kali bilang dong kalo kesini apalagi bawa nih nenek lampir biar gue bisa siap - siap " Jawab muntaz.
" Emang ngapain Lo pake siap - siap , biar kelihatan ganteng ya di depan saleha ,? " Tanya Farhan menatap Muntaz penuh dengan tanda tanya .
" Gue udah ganteng ya jadi nggak perlu siap - siap , maksud gue siap - siap kuping gue . Biar nanti kuping gue nggak rusak denger dia ngomong " jelas Muntaz menatap Saleha Tajam.
Saleha hanya menatap Muntaz malas , daripada dia mendengar ocehan Muntaz yang nggak jelas lebih baik ia membuka Instagram.
Postingan yang muncul pertama di beranda Ignya membuat dia kaget ." Loh...?
To be Continued
Vote.....Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel
RomanceBukan hanya Cerita romansa juga tentang Persahabatan . Tak kalah lebih pentingnya adalah keluarga.