BAB 1 - Arlando Sharman Jibran

7.3K 438 31
                                    

Bebyzee update siang-siang? Nggak.. kalian lagi nggak mimpi kok! doain aja saya bisa seperti ini lagi. doain otak saya bisa memproduksi banyak ide supaya Bab-Bab selanjutnya selancar ini. Amiiinn..
Perjalanan si kembar kita mulai sekarang...

Love,

bebyZee

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kisah CEO yang menggunakan mobil mewah dengan asisten dan kawalan yang mencolok dalam setiap kegiatannya tidaklah berlaku bagi Arlando. Lando biasa ia disapa telah banyak menimba ilmu di Eropa yang sedikit membentuk pola pikirnya tentang status CEO yang menurutnya harusnya tidak terlihat sebegitu istimewanya. Walau terlahir sebagai pewaris Fort Corporation. Lando tidak diajarkan untuk hidup dengan gaya hidup mewah yang marak terjadi pada keluarga menengah ke atas lainnya. Ayah dan Ibunya pantang memanjakan anaknya dalam porsi berlebihan. Sikap manja yang mereka berikan sesuai porsinya dan itu membuat Lando kembali bersyukur karena terlahir dari pasangan orangtua paling terbaik baginya.

            Jabatan CEO yang disandangnya sejak tiga tahun lalu –tepatnya sejak ia bergabung dengan perusahaan yang dibangun oleh Sang Kakek yang sampai saat ini masih terjaga kredibilitasnya dengan baik– tidak membuatnya congkak. Lulus dari Almamater sang Ayah yang mengharuskannya jauh dari keluarga membuatnya belajar banyak mengenai makna kehidupan yang sebenarnya dan sejak dinyatakan lulus dan mendapat gelar masternya lima tahun yang lalu Lando tidak pernah sekali pun meminta Ayahnya untuk bergegas menyerahkan jabatan padanya. Alih-alih meraup posisi dengan mudah Lando justru memulai semuanya dari bawah. Ia justru menerima tugas pertamanya di kantor cabang Fort Corp Yogyakarta selama dua tahun dan baru kembali ke kantor pusat untuk mendapatkan posisi yang sebenarnya saat sang Ayah menyatakan bahwa dirinya siap.

            Lando mengayuh sepeda kesayangannya dengan santai di jalanan Ibu Kota yang terlihat lengang minggu pagi. Dari rumah Keluarganya yang berada di Menteng Lando bergerak menuju pusat Ibu Kota untuk merasakan minggu pagi santainya dengan menikmati jalanan Ibu Kota yang sengaja dikosongkan untuk Car Free Day.

            “Lando!”

Lando menoleh sekilas dan mendapati sang adik tengah berusaha menyusulnya sekuat tenaga dengan sepedanya. Keduanya memang sama-sama memiliki hobi berolahraga tapi setahu Lando bersepeda bukanlah olahraga kegemaran Erlando. Er lebih suka dengan renang, basket dan boxing. Kebanyakan  lebih ke olahraga yang banyak menggunakan tangan alasannya karena Er butuh stamina lebih dibagian tangan karena profesinya yang menuntut demikian.

            “Buru-buru amat.” Ujar Er saat berhasil menjajari laju sepeda Lando.

            “Tumben, biasanya pagi-pagi gini masih tidur.” Sahut Lando meledek kebiasaan bangun siang sang Adik yang selalu membuat Ibunya murka. Karena menurut Ibu mereka bangun pagi itu mutlak. Selain karena harus menunaikan Ibadah Shalat Subuh bangun pagi juga bagus untuk kesehatan.

            “Jangan mulai deh, lagi iseng aja udah lama nggak nge’ceng,” ucapan Er membuat Lando tersenyum. Adiknya lebih tepatnya adik kembarnya adalah perbedaan dari dirinya yang sangat mencolok. Jika Lando tipe pria tenang yang ahli dalam menjaga emosi lain hal dengan Er yang selalu mengeluarkan emosinya dalam segala hal. Dan lebih banyak Lando yang dirugikan karena tempramen buruk yang adiknya miliki.

            “Udah nggak laku apa sampe nge’ceng segala.”

            “Kalau aku nggak laku kamu juga, kan muka kita sama bung!” sahut Er tak terma. Lando tertawa mendengarnya. Bagi Lando sikap Er yang menggebu-gebu selain membuatnya sering mendapatkan masalah juga sangat berguna untuk kesehatannya. Er sangat humoris dan setiap ucapan yang keluar dari mulutnya selalu berhasil membuat Lando tersenyum.

TWIST DESTINY ( ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang