Pelajaran pun telah selesai mereka para penghuni X.Ipa1 menghembuskan nafas sehabis belajar dengan Bu Teti-Guru killer matematika. Bagaimana tidak? jika ia melihat ada murid yang tak memperhatikannya saat mengajar maka tak segan segan ia lemparkan tatapan tajam miliknya yang mematikan itu, habislah sudah bagi mereka yang ditatap nya. Tatapannya bagai seekor singa yang ingin menerkam sang mangsa.
"Gileee anjirr bisa gak benapas lagi gue diajar sama tu guru" ucap seorang lelaki yang tak lain ialah Elvanno.
"Aslii bro, untung bukan gue tadi yang disuruh maju fyuuh, kalo nggak udah keringat dingin dah hahaha"
"Horror banget cuyy" Elvanno pun merinding mengingat bagaimana muka sang guru saat mengajar tadi.
Elvanno memang sedari dulu tak menyukai pelajaran yang namanya MATEMATIKA, kenapa? Karena adanya pelajaran ini otaknya harus bekerja keras untuk mencernanya, terlebih lagi ia tak pernah sekalipun mendapatkan nilai lebih dari 50, kalaupun pernah itu merupakan keajaiban yang hakiki.
Ia sangat kagum dengan sosok gadis yang bernama Arabella ini, dia gadis yang cerdas dan ramah, ia ingin kenal lebih dekat, kalau kalau si Ara bisa menjadi kekasihnya dan mereka saling melengkapi dan menerima ia apa adanya, itu adalah imajinasi yang luarbiasa dari seorang insan yang diberi nama Elvanno.
"Oiya, nama lo siapa?" sapa Elvanno memulai obrolan dengan gadis yang bernama Arabella tersebut.
"Lah tadi bukannya udah tau?" Tanyanya gadis itu merasa bingung, ia tak yakin jikalau lelaki itu lupa dengan namanya, sedari tadi bukankah namanya sudah disebut?
"Gue lupa hehee, maklum otak gue habis bekerja keras tadi jadi rada pelupa gini." ucapnya santayy.
"Ooh namaku Arabella" diapun lagi lagi tersenyum memaklumkan tingkah lelaki yang sedang berbicara dengannya ini.
"Nama panjang lo apa?"
"Arabella Davira, emang ada apa?" lagi lagi ia bingung.
"Enggak, sekarang gue udh ingat nama panjang lo jadi biar gak lupa saat ijab qobul nanti" ujarnya dengan menampakkan gigi giginya.
Arabella tak menanggapi perkataan Elvanno, ia membeku seketika merasa dejavu ia pernah berharap pada seseorang dulu dan seseorang tersebut memberikan harapannya namun prediksinya salah lelaki tersebut malah mempermainkannya, dan sekarang ia tak ingin berharap lebih pada seseorang.
Flasback on
"Ra, gue mau bilang sesuatu ke lo. Tapi gak di sini." seorang lelaki sedang menyeret tangan seorang gadis menuju ke arah taman belakang sekolah.
"Tunggu..emang ada apa sih sel?" tanyanya pada lelaki itu.
"Oke, gue mau bilang sekarang kan kita lagi dekat, lo gak berharap lebih kan ke gue?" Tanya lelaki tersebut sambil menatap lekat manik mata gadis itu.
"Maksud kamu?" ia tak mengerti arah pembicaraan saat ini. Ada apa lelaki itu menanyakannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Wanita Biasa
Teen FictionDia yang sedingin melebihi salju yang turun pada musimnya dia yang cuek seperti seekor cicak yang tak peduli jika putus ekornya, dinginnya, cueknya dan sisi misteriusnya yang membuatku penasaran dan terus bertanya tanya- Arabella Davira Siapa kamu y...