bab 3

15 4 2
                                    

GELANG HIJAU DAN EKSKUL

*Jumat 

  

“Eh Nop,milih apa nih? Pramuka ato PMR?”tanya Diah

“Milih kamu aja deh...” sautnya tanpa memalingkan wajah dari screen ponsel yang dia genggam.

“iya iya iya,kamu apa bil?” tanya Diah 

“Aku kayanya Pramuka aja deh soalnya PMR juga ada materinya di pramuka seingetku pas SMP” jawab ku sambil mengisi formulir yang tadi pagi dibagiin oleh siapa lagi kalo bukan kakak kakak senior yang bersahaja.

“oh yaudah deh,yuk kumpulin”jawab Diah sambil menarik paksa formulir dari para siswi lain.

“oke saya akan bacakan hasil pengumpulan data ya” suara merdu kak Aris terdengar lagi

“untuk putri yang ikut pramuka Cuma Jaenab ya?” tanya kak Aris sambil melihat ke arahku

“(berpikir sejenak) I-iya kak” jawabku ragu

 Dari sudut lain terdengar tawa kecil yang tidak lain dan tidak bukan bersumber dari 6 siswi cewe di barisanku

“ih kalian boongin aku ya?” tanya ku ngajak ribut

“Boong apa?kan kita ngga bilang juga mau masuk pramuka wkwkw”jawab Diah.

Okey,sepertinya aku memang di ciptakan buat jadi pendekar yang selalu berusaha sendirian 

“Jangan lupa besok kita bakal Perjusa, Tentuin kelompok masing masing dan kumpulin listnya nanti sore.langsung pembagian barang bawaan ya” ucapan kali ini berbeda,berasal dari senior cewe yang muka nya songong tapi cantik.

Dan karna itu,Buset lah ya masa aku sekelompok sama regu cowo di kelas? Karena batinku tidak terima aku pun meminta untuk dicarikan regu cewe lain kelas saja.Untungnya kakak Sukir yang bersaja mau membantu dan voilla,i got it.

*Sebelum Apel Pembukaan

“Brakk!!!”

Begitulah suara yang terdengar saat pintu kelas tiba tiba mengenai Jidatku karena ada yang mendorong dari dalam kelas,Aku jatuh.

“Buset dah,jidat gua salah apa bang?” protes ku kepada orang dibalik pintu

“A-nu maaf maaf ngga sengaja sakit ya? Lupan bergegas keluar,menantingku, mengecek  jidatku yang selebar lapangan bola.

tiba tiba rasanya jantungku mau disko, dag dig dug ngga karuan.

 “santai dong” batinku kepada jantungku.

“L-lain kali pake perasaan dong kalo buka pintu. Nggak kok ngga sakit hanya sedikit berdarah” jawabku sambil membereskan bawaanku.

Entah kenapa Lupan Refleks ikut membenahi bawaanku yang berceceran, Tiba tiba fokusku terpecah oleh gelang Hijau yang dia pake.

“Gelang itu” ucapku 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamu Hijau Aku BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang