premira historia

29 3 0
                                    

Dingin nya angin malam menusuk sampai ke tulang. Saat ini Shelby sedang duduk di balkon kamar nya. Menatap langit malam yang gelap tanpa bintang.

Shelby akan sangat merindukan langit ini, tempat ini, kamar ini, rumah ini semua nya setiap sudut kota ini akan sangat Shelby rindukan.

Shelby anstasia, gadis berumur 17 tahun ini terlihat cantik dengan baju tidur nya. Rambut hitam panjang sepinggang yang tertiup angin pun menambah kecantikannya.

Malam ini adalah malam terakhir Shelby di Bandung karena ia akan pindah ke Jakarta besok pagi.

Sulit rasanya meninggalkan kota kelahirannya ini, tetapi ia harus melakukannya. Papah nya Shelby pindah ke Malaysia karna beliau mendapatkan pekerjaan disana. Dan mamah Shelby pun ikut ke Malaysia untuk menemani sang papah.

Shelby harus memilih apakah akan ikut orangtuanya ke Malaysia atau ke Jakarta untuk tinggal bersama kakak nya.

Tentu ia lebih memilih Jakarta dari pada Malaysia. Meninggal kan kota kelahirannya saja terasa berat sekali apalagi harus meninggalkan negara tercintanya ini.

"Belum tidur nak? Ini sudah malam anginnya juga kencang nanti kamu masuk angin."
Suara lembut dari sang mamah menyadarkan Shelby dari lamunan nya.

Shelby menghembuskan nafas perlahan.
"Sebentar lagi mah, besok Shelby gak bisa liat langit malam Bandung lagi."

"Yasudah, jangan tidur terlalu malam ya, besok kamu harus berangkat jam 7 pagi. Kamu tau kan papah mu tidak suka terlambat."
Ucap mamah sambil mengelus puncak kepala shelby kemudian mencium nya.

Shelby mengangguk sambil tersenyum.

×××

Shelby anastasia pov'

Suara alarm yang sudah ku setel tadi malam pun membangunkan ku. Masih jam 3 malam, aku sengaja karena ingin menunaikan sholat malam terlebih dahulu kemudian menyiapkan barang barang.

Saat sedang membereskan barang di laci kamarku aku menemukan sebuah foto yang terdapat dua orang lelaki dan wanita sedang tersenyum bahagia.

"Aku pasti bakalan kangen banget sama kamu fhi."
Gumam ku sambil mengelus foto itu dan tanpa kusadari air mata ku menetes membasahi foto. Dengan sigap aku menyeka air mata ku.

Luthfi kamal, ia lah sahabat ku selama ini. Sahabat ku dari kecil sampai sebesar ini. Rumah nya ada di sebelah rumah ku. Kami selalu bersama kemana pun kapan pun.

Setelah membawa semua koper ku turun dan meletakkannya di ruang tamu. Aku kembali kekamar dan mengambil benda pipih berwarna hitam dengan stiker Garuda di belakangnya.

Aku membuka aplikasi WhatsApp dan mengetikkan sebuah nama. Setelah menemukannya aku pun segera menelfonnya.

~halo by kenapa nelfon pagi pagi?

~fhi aku pamit ya pagi ini aku berangkat ke jakarta.

~lohh bukannya besok by? Kok pagi ini sih.

~iya di percepat sama papah.

~yaudah kalo gitu aku kerumah kamu ya biar aku anter.

~iyaa cepetan nanti keburu berangkat aku nya.

~iya iya pokoknya kamu tunggu aku oke.

Pasti kalian bertanya kenapa aku tidak langsung saja kerumah nya, toh rumahnya di sebelah rumah ku. Yah, dia sekarang sedang di tempat temannya menginap karena akan ada latihan. Luthfi mengikuti sepakbola.

Viaje De La Vida. 'Muhammadiqbal'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang