simple but means a lot

84 14 19
                                    

Siang itu Yohan sedang memadu kasih bersama buku-buku tebal berisi kajian tentang teori sosial ditemani oleh Eunsang ketika tiba-tiba sebuah pop-up chat muncul di layar handphone nya

Yohan menaruh ponselnya di meja lalu kembali berkutat dengan buku-buku tebalnya sambil sesekali mencatat poin-poin penting yang dirasa perlu diperhatikan, Eunsang yang sedang berkonsentrasi dengan laptopnya melirik Yohan sekilas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yohan menaruh ponselnya di meja lalu kembali berkutat dengan buku-buku tebalnya sambil sesekali mencatat poin-poin penting yang dirasa perlu diperhatikan, Eunsang yang sedang berkonsentrasi dengan laptopnya melirik Yohan sekilas.

"Kak Yuvin?" tanya Eunsang.

"Iya," jawab Yohan tanpa melirik Eunsang.

Eunsang tertawa kecil, "Kalo ga ada gue, lo gak bakal kenal Yuvin, han. Hahaha."

"Iyaiya," Yohan menanggapi acuh tak acuh.

Eunsang mengalihkan perhatiannya dari tugasnya di laptop menuju Yohan dan buku-buku tebalnya.

"Eh han, gue mau nanya dong."

"Tanya aja tumben banget pake izin segala."

"Kok lo bisa sih tetep betah sama kak Yuvin ... i mean, kalian berdua sama-sama sibuk, sekarang aja kalian baru ketemu lagi kan?" tanya Eunsang hati-hati.

Yohan menghentikan kegiatannya mencatat, ia mendongak ke arah Eunsang sebelum membenarkan kacamata bulatnya.

"Sang, lo ada masalah sama Junho?" Yohan bertanya balik.

Eunsang menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, "Gak masalah sih sebenernya, tapi Junho keliatannya ... jenuh."

Ya, Junho adalah kekasih Eunsang yang kebetulan satu SMA juga dengan Yohan, mereka menjalin hubungan sejak awal kelas 12 hingga kini semester 3. Secara kebetulan pula Junho berada di fakultas yang sama dengan Yohan, hanya saja berbeda jurusan, Junho mengambil jurusan Ilmu Politik.

Yohan tersenyum menatap Eunsang, "Mungkin dia bukan jenuh, kadang tugas yang banyak bikin kita stress kan. Let him rest a bit, daya tahan semua orang ngerjain tugas itu beda-beda."

"Kalo gue, sama Yuvin, karena kita udah tau kesibukan masing-masing juga kita coba saling ngerti. Kalo ada masalah pun kunci yang paling utama komunikasi dan kepercayaan, sebisa mungkin gue nggak nutupin apapun dari Yuvin kalo misalnya gua ada problem sama hubungan kita."

"Tapi lo sama Yuvin pernah nggak ngobrol sama sekali gak? Kayak dua sampe tiga hari gak ngobrol gitu?" Eunsang bertanya lagi.

Yohan tertawa, "Believe me, gue sama Yuvin pernah gak chat sampe seminggu saking sibuknya kita. But we're fine, 'cause we believe each other. It's simple to be honest, kalo lo emang udah ngerti 'adat'nya pasangan lo kayak gimana."

"Hmm, gitu ya..."

Eunsang mengalihkan pandangannya pada seseorang di belakang Yohan, Yohan yang tidak menyadari refleks kaget saat merasakan dingin di pipinya.

"Cheese tea buat Yoyo yang katanya gak sanggup sama tugas," itu Song Yuvin yang datang membawa satu cup cheese tea kesukaan Yohan.

"Yeay!" Yohan terlalu senang hingga ia tersenyum lebar memamerkan gigi kelincinya, "Brownies nya nggak sekalian kak?"

"Banyak mau lo, gak ada duit gue ini aja empet-empetan," tanggap Yuvin membuat Yohan lagi-lagi tertawa.

"Duh gak enak gue jadi kambing congek nih," canda Eunsang pada Yuvin dan Yohan yang sedang berhaha-hihi.

"Santai aja, gue sama Yuvin bentar lagi pergi kok. Lo gak apa-apa ditinggal?" tanya Yohan memastikan, Eunsang mengangguk kalem.

Setelah itu Yohan membereskan buku-buku tebal beserta buku catatan juga peralatan tulisnya, kemudian pamit pada Eunsang.

"Oh iya, Sang. Inget kata gue ya, lo ngomong dah ke orangnya. Jangan dipendem, biar jelas. Oke?" Yohan berpetuah kepada sahabatnya itu, dibalas oleh anggukan Eunsang beserta gestur tangan 'ok' setelah itu Eunsang kembali berkutat dengan tugasnya.

***

Yuvin dan Yohan berjalan memasuki parkiran di dekat perpustakaan dimana Yuvin memarkirkan mobilnya, mereka pun masuk mobil dengan Yohan yang masih asyik menyeruput cheese tea-nya.

"Eunsang sama Junho lagi kenapa?" tanya Yuvin memecah keheningan sambil mengendarai mobilnya.

"Ih nyetir ya nyetir jangan ngajak ngobrol, nanti kalo aku gak selamat gimana," protes Yohan.

"Ya nggak selamat barengan kan aku yang nyetir hahaha."

"Kak Yuvin ih."

"Jawab dulu pertanyaan kakak, sayang."

"Gak berantem sih," ujar Yohan, "Semacem lagi diem-dieman gitu, kayak kita kalo lagi sibuk kak."

"Tipikal ya hehehe," tanggap Yuvin, "Tapi yo, kamu bener nggak masalah kita jarang banget nge-date atau pacaran kayak orang lain gitu?"

"Kak kan aku udah bilang, yang penting kakak percaya aku, aku percaya kakak, udah itu aja udah cukup banget..."

"Jadi kalo nggak ketemuan lagi nanti gapapa nih? Hehehe," canda Yuvin.

"Kak aku pukul juga nih lama-lama, bakal sakit loh," dengus Yohan.

"Jangan galak dong sama pacar," Yuvin mengusak rambut Yohan dengan sebelah tangannya, "Thanks udah percaya sama kakak, Yo. So lucky to have you."

"Geli, dangdut banget," Yohan tertawa mendengar omongan Yuvin yang cheesy.

"But, yes, thanks too, kak. With you by my side I'm happy until now."



Because it's not about how often we met

Or how many dates we had

I'd rather having each other instead

It's simple but means a lot

So, thank you for staying by my side

.

.

.

***

Lee Eunsang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lee Eunsang

Teknik Industri 2018

Always there for Yohan 24/7

Umm ... also for Junho

.

.

***

halo aku minta bantuannya buat readers-nim yang baca agar meninggalkan jejak buat pertimbangan aku harus lanjut cerita ini atau engga, terima kasih sebelumnya untuk yang sudah menghargai :D

xoxo, liz.

perpetuum ;yuyoWhere stories live. Discover now