My husband - 1

7.7K 498 141
                                    

My husband - 1

Oh sehun x Kim jongin

Oh sehun dan kim jongin adalah dua orang yang saling mengenal karen abersekolah di SMA yang sama dan duduk di kelas yang sama. Jongin pria manis sederhana dengan senyum secerah matahari, sikap ramah dan sangat menyenangkan untuk diajak berteman. Jongin sangat terkenal karena wajah manis dan keramahannya berbeda dengan sehun yang terkenal karena otak cerdasnya dan juga wajah tampannya tapi sayang sehun adalah orang yang cukup kikuk dan sulit untuk berteman dan hanya memiliki beberapa teman saja dan jongin lah salah satunya.

Didalam keterdiaman sehun, sehun selalu memperhatikan jongin, mengagumi bagaimana jongin selalu tersenyum dan entah sejak kapan senyuman jongin adalah hal paling penting yang sehun punya. Senyum jongin berubah menjadi satu hal yang harus dilihatnya setiap hari walau hanya dari kejauhan. Dan senyum jongin berubah menjadi satu hal yang harus sehun lindungi.

Hari kelulusan sudah sangat dekat, sehun dan jongin sudah mendaftar kuliah di tempat yang sama, melakukan tes bersama dan menunggu pengumuman bersama. Tapi sayang saat sehun menerima surat yang menyatakan bahwa dirinya lolos dan siap menjadi mahasiswa baru saat itu pula ada sebuah pesan masuk dari jongin yang mengatakan jika kedua orang tua jongin meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sehun terkejut, sangat terkejut. Hatinya sakit membayangkan bahwa saat ini jongin sedang menangis sendirian. Dengan semua keberanian yang dia punya sehun menemui kedua orang tuanya.

“ayah ibu aku ingin bicarakan sesuatu yang seirus” kata sehun

“apa itu? jangan bilang kamu ingin hadiah mahal untuk kelulusanmu” canda ayah sehun

“bukan”

“lalu apa?” tanya ibu sehun saat semua sudah duduk berhadapan

“aku ingin menikahi seseorang. Bisakah?” tanya sehun sambil memandang kearah kedua mata ayah dan ibunya yang tengah melihatnya dengan tatapan super heran

“aku akan bekerja di hotel tempat teman ayah saja dan menikah” lanjut sehun dengan yakin

“kenapa? Ceritakan pada ibu” kata ibu sehun sambil mengusap bahu sehun

“aku mencintai seseorang ibu, tapi kedua orang tua seseorang itu meninggal hari ini dan dia hanya sebatang kara bu. Alu ingin dia bersandar padaku. Aku ingin mewujudkan semua mimpinya” kata sehun dengan wajah sedihnya

“dengan mengorbankan mimpimu?” tanya ayah sehun

“aku tidak harus menjadi sarjana, aku tidak harus jadi lulusan perguruan tinggi bergengsi agar aku bahagia ayah. Tapi jika dengan seseorang ini aku pasti akan bahagia” jawab sehun dengan yakin

“dengan segala resiko yang akan kamu terima dimasa depan? Diremehkan, dipandang sebelah mata, dan bisa saja ditinggalkan oleh seseorang yang kamu cintai karena kamu hanya seorang pekerja di sebuah hotel?” tanya ibu sehun kembali berusaha membuka kedua mata sehun jika keputusannya bukanlah hal yang mudah.

“ya ibu” sehun mengangguk mantap.

“baiklah ibu memberimu ijin. Jangan pernah menyesali semuanya anakku” kata ibu sehun sambil menangkup wajah tampan sehun dan mencium kening putra semata wayangnya yang sudah dewasa dan bisa mengambil keputusannya sendiri.

“jika semua itu yang kamu butuhkan untuk bahagia, ayah setuju. Bantulah dia membereskan semuanya dan langsung bawa dia kemari” kata ayah sehun membuat sehun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“aku janji aku akan bahagia ayah ibu terima kasih” sehun memeluk kedua orang tuanya.

Setelah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya sehun langsung memacu motornya menuju rumah jongin. Sesampainya di sana, rumah jongin sudah sangat ramai, penuh dengan pelayat dan juga keluarga yang berduka tentu saja. Tapi yang tidak sehun sukai adalah bisik-bisik yang mengatakan betapa kasihannya jongin, betapa malangnya nasip jongin dan lain sebagainya yang membuat jongin terlihat sebagai seorang yang paling lemah didunia ini.

Sehun masuk lebih dalam ke rumah jongin dan menemukan jongin dengan pakaian serb ahitamnya duduk di dekat 2 peti jenazah yang sudah di pastikan itu adalah kedua orang tua jongin. Jongin menunduk dalam enggan melihat banyak orang yang memandangnya iba. Sehun langsung duduk disamping jongin dan langsung menautkan jemari mereka membuat jongin menoleh, dan saat melihat senyuman sehun saat itu pula tangis jongin terdengar kesakitan dan memilukan, penuh dengan kesedihan.

Sehun langsung memeluk jongin erat, menenggelamkan wajah jongin di dadanya dan membiarkan jongin menangis selama dan sebanyak yang jongin inginkan. Sehun juga sesekali mengusap punggung jongin yang bergetar karena tangisannya yang tidak bisa dibendung lagi. Hingga akhirnya jongin memutuskan untuk berhenti menangis walau masih sesenggukan, wajah dan mata memesah dan penuh air mata. Sehun mengusap wajah jongin, menghapus air mata nya yang tidak berhenti menetes dengan kedua tangannya.

“semua akan baik-baik saja, masih ada aku disini bersamamu. Jika kamu masih ingin menangis, menangislah tapi hanya untuk hari ini, karena esok jongin harus kembali tersenyum” kata sehun  membuat jongin mengangguk dan kembali kepelukan sehun

Sehun menemani jongin hingga pemakaman selesai dan menolak pulang walau hari sudah malam. Tadi ayah dan ibu sehun sempat mampir setelah sang ayah menanyakan perihal alamat jongin dan bermaksud untuk melayat. Jongin duduk di sofa bersandar di bahu sehun, keduanya hanya diam. Tidak ada kata yang terucap hanya kedua tangan mereka yang saling menggenggam dan menguatkan satu sama lain. Jongin menolak makan malamnya dan hanya minum sedikit susu yang membuat sehun khawatir juga karena takut jongin sakit.

“jongin?” panggil sehun
“hm?” jawab jongin

“ayo menikah. Kita bentuk keluarga kita sendiri” lanjut sehun membuat jongin menoleh dengan wajah terkejut.

“biarkan aku yang menjagamu menggantikan kedua orang tuamu mulai hari ini” lanjut sehun dengan nada yakin dan jongin bahkan tidak melihat adanya keraguan sedikitpun dikedua mata sehun, hanya ada keyakinan.

“menikah bukanlah hal yang sederhana dan mudah sehun” kata jongin kemudian

“aku tahu, tapi aku yakin jika kita bersama semua akan terasa mudah dan aku bahkan yakin akan bahagia jika bersamamu. Karena aku bahkan mencintaimu entah dari kapan” kata sehun sambil mengusap pipi jongin “izinkan aku membuatmu bahagia jongin. Izinkan aku bersamamu. Mari menua bersama” keyakinan sehun membuat jongin bahkan tak bisa berkata dan hanya menganggukkan kepalanya dengan senyuman kecil. Senyuman pertamanya setelah kedua orang tuanya tiada. Sehun kembali memeluk jongin erat dan mengucapkan terima kasih dan janjinya pada jongin jika mereka akan bahagia apapun caranya.

Tbc

Good morniiiing!!!! Sesuai janji wkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣

Semoga kalian suka 🤣🤣🤣
Selamat menikmatiii

My Husband (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang