LAHAR

116 8 0
                                    

Seperti gunung api yang meletus, lelaki itu menumpahkan lahar yang menggelegak di atas tubuh perempuan itu.

"Magma!" pekik perempuan itu, terengah-engah dalam puncak ledakan.

Magma bergeser ke samping ranjang. Membiarkan peluh bercucuran dari tubuhnya yang kuat dan keras. Serupa langit yang menumpahlan badai.

"Begini caramu mengucapkan perpisahan, ya?" Perempuan itu membelai dada Magma yang bidang dan liat, seperti dipahat dari batu granit.

Magma menyalakan sebatang rokok, memandangi perempuan yang berbaring telanjang di sisinya, dari balik kepulan asap yang bergumpal dari celah bibirnya.

"Kamu tahu arti perpisahan?" sahut Magma. "Supaya kita menunggu apakah akan bertemu lagi."

MAGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang