Baby sudah bangun sejak jam 4 pagi, dirinya memang harus berangkat pagi-pagi sekali, ia segera mempacking semua kebutuhan yang akan dipakai disana, ia mulai memasukkan semua bajunya kedalam koper. Dan tak lupa meninggalkan barang-barang kesayangannya. Tak lupa ia mandi terlebih dahulu.
Setengah 30 menit bersiap - siap, Baby langsung ke kamar kakaknya untuk membangunkannya. Devano memang sangat susah untuk bangun pagi. Selalu saja dibangunin Elsy, kadang juga Baby yang membangunkannya. Bagaimana jika tidak ada Elsy apakah masih terus saja seperti itu.
"KAK DEVAN BANGUN!!!" Teriak Baby sangat kencang sekali untuk membangunkan kakaknya.
Devano yang merasa tidurnya terusik seketika mulai membuka matanya. "Dek berisik yaampun masih pagi juga." Ucapnya dengan suara khas orang bangun tidur.
"Kakak gak ingat kan sekarang kita mau ke pindah ke Indo, pesawatnya berangkat jam 6!" Tegas Baby berdecak pinggang.
Seketika raut wajah Devano berubah. Ia membulatkan matanya yang tadinya ngantuk sekarang berubah segar. Untung saja Devano sudah mempacking semua barang nya sejak malam. Jadi ia hanya tinggal mandi saja.
Semua keluarganya sudah kumpul diruang tamu untuk mengantarkan Devano dan Baby ke bandara. Tak lupa disitu juga ada bibi dan supir pribadi non Baby.
"Baby." Panggil Elsy menggampiri Baby yang didekat Devano.
"Iya mom." Jawab Baby sambil menundukkan kepalanya kebawah. Elsy langsung mendekap tubuh Baby kedalam pelukannya, seketika tangis Baby pecah ia tak rela meninggalkan keluarga kecilnya. Begitupun sebaliknya dengan Elsy.
"Kamu jadi anak yang baik ya disana, Kamu harus mandiri. Gak boleh manja terus apalagi sama kak Devan. Mommy sayang banget sama kamu nak." Ucap Elsy ikut menangis juga.
Semuanya yang melihat kesedihan itu pun juga menangis. Sekarang Baby beralih ke Dirga.
"Papah huaaa..." Tangis Baby pecah dipelukan Dirga. "Jangan nangis sayang. Kamu janji ya sama papah akan berubah?" Ucap Dirga mengusap pundak Baby. Ia pun mengangguk pelan. Tak lupa ia memeluk bibinya yang dari kecil hingga besar kini sudah merawat seperti mamahnya.
"Sini dev." Suruh Dirga, Devano pun menurut ia langsung memeluk tubuh papahnya, dan meneteskan air matanya. Mereka berempat berpelukan bersama. Semuanya menenggelamkan kesedihan itu disini. Setelah beberapa lamanya. Dirga mulai membuka suara.
"Dah yuk kita ke berangkat. Waktunya gak lama nih." Ucap Dirga diangguki semuanya.
•••
Beberapa jam semuanya sudah sampai di bandara. Baby masih saja setia memeluk Elsy dari tadi hingga sekarang. Pasti Baby akan merindukan sosok mamah nya, ia juga akan merindukan masakan mamahnya. Huaa kalo diingat rasanya seperti mimpi.
"Baby?"panggil Elsy, Baby pun melepaskan pelukannya.
"Mommy ada sesuatu untuk kamu!" Ucap Elsy memberikan sebuah kotak yang terbungkus kado. Baby mulai membuka kadonya. Saat sudah terlihat apa itu isinya Baby tersenyum senang, akhirnya apa yang diinginkan bisa tercapai. Ya Elsy memberikan sebuah kamera polaroid berwarna pink kesukaannya, Ia langsung memeluk nya
"Makasih mom." Ucapnya sangat senang. Elsy pun membalas pelukannya. "Kamu jaga baik-baik ya?" Ujar Elsy diangguki Baby.
"Iya mom pasti kalau Baby pegang ini akan selalu keingat sama mommy." Ucap Baby.
Sekarang giliran Devano ia menghampiri Dirga. Ia memeluk Dirga sangat erat. Menurut nya Dirga adalah sosok papah yang sangat hebat. Dan Devano berjanji akan seperti papahnya. Dirga mengeluarkan sebuah kotak lalu ditanggapi oleh Devano. Yaps sebuah kunci mobil BMW. Senyum Devano mengembang, ia kira papahnya akan menyuruh memakai mobil yang lama, ternyata tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Off Primadona ( REVISI ULANG )
Teen FictionGadis cantik bernama Gladis Elsyana blasteran Inggris-Indo,