Jam istirahat tiba, anak - anak yang sedang MOS pun diberi waktu untuk istirahat sebentar habis itu akan melanjutkan kegiatannya kembali. Gladis sendirian, bahkan untuk berkenalan dengan teman barunya pun dia merasa tidak minat, karena sekarang moodnya sudah hilang gara - gara cowok OSIS ketus itu.
Ia pun berjalan seorang diri melewati koridor kelas sampainya ia dikantin, Gladis ditabrak oleh seseorang sampai minuman yang dia pegang itupun menyiram seragamnya. Rasanya ia ingin sekali berkata kasar karena ingat dirinya murid baru jadi ia urungkan niatnya.
"OMG! Bisa ga si sekali aja nggak ganggu gue?" Ucapnya sambil membersihkan seragamnya itu. Gladis sudah tau siapa yang melakukan ini. Pasti orang yang tadi mengambil kameranya dan yang tadi menjatuhkan kameranya juga. Namun saat ia mendongakkan kepalanya keatas dugaan nya ternyata salah, itu bukan cowok yang tadi pagi, tapi cowok yang menyadarkannya dari lamunannya saat sedang di marahi pembina OSIS. Ya Gilang cowok culun berkacamata rambut yang di belah dua, baju yang terlihat sangat rapi, bukan seperti anak laki-laki biasanya. uh bisa dibayangkan bagaimana wajahnya?
"M-maaf a-aku nggak s-sengaja." Ucapnya terbata - bata. Saat ingin membantu membersihkan es yang tumpah di seregam Gladis. Gadis itu pun buru buru menyingkirkan tangan cowok itu.
"Don't touch me." Tegas Gladis, ia merasa hari ini begitu sial, ah rasanya ia ingin pulang saja.
"Maaf." Ucapnya dengan wajah memelas dengan nada bersalah.
"Oke! Gapapa. Gue ganti minuman Lo." Ucapnya lalu mengambil tempat duduk yang kosong.
Merasa seperti duduk sendiri, ia pun menoleh ke belakang, Gladis masih melihat cowok itu menunduk malu mungkin ia merasa sangat bersalah, ah dasar polos sekali pikir Gladis.
"Udah nggak usah dipikirin kali. Sini duduk samping gue!" Ujarnya sambil menepuk nepuk bangku disebelah nya agar cowok itu duduk bersamanya.
Cowok itu mendongakkan kepalanya, menatap Gladis tak percaya, mengapa ada seorang cewek yang sangat cantik yang ingin berteman dengannya, padahal dirinya merasa tidak pantas di temani oleh siapapun. Pikir cowok itu pasti Gladis akan ilfeell saat dekat dengannya tapi dugaannya salah.
Lalu cowok itu pun mengangguk dan langsung mengambil duduk disebelah Gladis. Gladis pun memanggil pelayan yang ada dikantin. Pelayan itu menghampiri mereka berdua
"Mbak pesen jus jeruk 2." Ujar Gladis yang diangguki oleh mbak mbak pelayan.
Hanya ada keheningan diantara mereka berdua. Gladis sungguh tidak menyukai keheningan ia pun segera memecahkan keheningan ini. Dan cowok culun itu ia tidak tau harus berkata apa saat duduk disamping cewek ini, jantungnya berdegup kencang membuat dirinya semakin merasa tak berani menatap Gladis.
"Kenalin nama gue Gladis Elsyana. Asal gue dari Inggris hehe." Ucap Gladis sambol mengulurkan tangannya, dan diakhiri dengan kekehan kecil. Tak lupa ia dengan senyum manisnya.
Cowok itu melihat ada tangan yang ingin berjabat dengannya pun menoleh kesamping, dengan ragu ia menerima jabatan tangannya. "Nama a-aku G-gilang Ramadhan." Jawab cowok itu sambil tersenyum senang.
"Udah nggak usah canggung gitu sama gue. Santai aja kali." Kata Gladis sambil menepuk pundak Gilang.
Sontak Gilang langsung mengangguk menandakan iya. "I-iya g-gla..." Ucapnya terbata bata
"Gladis Lang." Potong ana secepatnya. Gilang pun hanya bisa tersenyum, alangkah senangnya mempunyai teman seperti Gladis yang mau menerima apa adanya.
"Eh udah yuk. Kayaknya udah mau pembagian kelas!" Ajak Gladis pada Gilang, keduanya pun bergegas meninggalkan kantin yang sedikit ramai.
Sampainya dilapangan Gladis dan Gilang pun harus berpisah karena mereka berbeda kelompok. Setengah jam kemudian giliran pembagian kelasnya Gladis ah dia akan mengambil jurusan IPA, sekarang ia telah menempati X IPA 1 yaa itulah tempat anak-anak yang pandai mereka pasti akan di tempat IPA 1.
Gladis pun berjalan sepanjang koridor mencari ruangan IPA 1 yang akan menjadi kelasnya. Langkah nya terhenti ketika melihat tulisan diatas pintu yaitu X IPA 1. Ia pun segera memasuki kelasnya. Sudah ada beberapa siswa yang telah menempati bangkunya. Ah sepertinya dirinya ketinggalan pembagian bangku, karena bangku yang didepan sudah banyak ditempati orang. Namun pandangannya terhenti ketika melihat anak culun tadi. What? Dia masuk IPA 1. Apakah Gilang memang pintar atau hanya penampilan nya saja seperti itu. Entahlah ia tak ingin memikirkannya.
Saat sedang membaca buku Gilang mendongakkan kepalanya terlihat seorang cewek sepertinya ia ingin mencari bangku yang kosong didepan tapi sudah dipenuhi banyak orang. Entah kenapa ia ingin cewek itu duduk di bangku sebelahnya. Ya karena tidak ada yang mau duduk dengannya, alasannya pasti dia culun. Dengan keberanian nya ia pun memanggil cewek itu.
"Gladis!" Panggil Gilang sambil melambaikan tangannya keatas.
Cewek yang dipanggilnya pun menoleh, ia pun menghampiri Gilang yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Haii Gilang! Come back yeyy!" Teriak Gladis sangat senang ia pun berjalan kearah Gilang. Sampainya ia langsung duduk di sebelah Gilang. "Gue duduk disini ya?" Tanya Gladis dengan memasang wajah cute.
Gilang pun tak bisa terus terusan melihat gadis yang ada di sampingnya ini, ia pun lebih memilih untuk menatap kearah lain.
"E-emang kamu m-mau sama a-aku?" Tanya gilang sambil memainkan jari jarinya dengan kedua tangannya."Ya gue mau ko hehe." Ucapnya tersenyum sambil mengangguk anggukan kepalanya senang.
Mimpi apa gue semalem bisa duduk sama cecan! Batin Gilang
"Gilang" panggil Gladis namun gilang belum juga sadar. Gladis pun memanggil nya kembali. "Gilang! Hello!! Are you okay?" Ucapnya sambil melambaikan tangannya kewajah gilang. Akhirnya cowok itu tersadar dari lamunannya.
"Eh i-iya k-kenapa?" Tanya gilang sambil memasang muka datar.
"Lo kenapa ngelamun sih?" Tanya Gladis melekuk tangannya diatas meja.
"Gapapa kok. Aku cuma heran aja, kenapa kamu mau duduk sama aku?" Ah akhirnya ia tidak terbata - bata, biasanya ia akan seperti itu ketika dekat dengannya, tapi entah kenapa tidak seperti itu. Mungkin ia sudah tidak ada kecanggungan diantaranya.
"Ya emang kenapa? Emang salah gue duduk sama lo?" Tanya nya kembali sambil melirik ke arah Gilang.
"Hmm.. kan aku culun masa kamu mau duduk s-sama a-aku?" Ucapnya menunduk sambil meremas remas ujung bajunya.
"Liat gue lang." Suruh Gladis menyuruh Gilang agar menatap dirinya. Gilang pun dengan keberaniannya langsung menatap manik mata biru Gladis yang begitu indah. Ah itu membuatnya gugup.
"Dengar baik baik. Mau lo culun, lo jelek, apapun yang ada di diri lo. Gue ga peduli. Yang gue anggap sekarang lo udah jadi teman baik gue, begitupun sebaliknya. Lo ga usah canggung lagi sama gue, apapun yang mau lo bicarain bilang ke gue, gue akan jadi pendengar setia lo. Kalau ada yang jahatin lo, Lo harus bilang sama gue, Jadiai sekarang anggap gue jadi Sabahat Lo. Oke?" Jawab Gladis dengan sangat serius tanpa di sadari ia memegang kedua pundak Gilang.
"Eh sorry sorry." Ujarnya sambil melepas kedua tangannya dari pundak Gilang.
"I-iya g-gapapa ko." Ucapnya. "M-makasih ya udah mau jadi teman g-gilang." Lanjutnya sambil tersenyum menderetkan gigi putihnya. Bahkan Gladis yang melihat itupun darah nya mengalir deras. Yaps Gilang sangat manis jika seperti itu walau tampaknya ia culun.
"K-kita s-sahabatan kan?" Tanya Gilang dengan nada ragu. Gladis pun mengangkat tangan kanannya menunjukkan jari kelingking mungilnya.
"Iya Gilang." Jawab gladis sambil terkekeh. Gilang pun menerima jarinya layaknya sebuah janji.
Next? Coment yaaa😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Off Primadona ( REVISI ULANG )
Teen FictionGadis cantik bernama Gladis Elsyana blasteran Inggris-Indo,