Malam ini akan menjadi malam yang terakhir di kota Manchester, Inggris. Ya negara dimana Baby dibesarkan. Waktu terlalu begitu cepat tak terasa sekarang umur Baby telah menginjak 16 tahun dan itu tandanya Baby akan meninggalkan kota ini, meninggalkan kedua orang tua nya. Terlalu banyak memori kenangan disini. Baby belum siap meninggalkannya karena jarak yang terlalu jauh sehingga terlalu sulit untuk bertemu. Belum lagi ia tak boleh bertemunya selama 3 tahun sebelum ia lulus sekolah. Apa ia boleh menolak? No! Itu permintaan orang tuanya sendiri. Ia sudah mencoba menolaknya namun sia sia. Bahkan ia tidak tau alasan orang tua menyuruh nya untuk pindah ke negara lain.
Didepan jendela Baby menatap keindahan langit malam di Manchester ini. Cuacanya cukup dingin malam ini karena musim dingin telah tiba. Tak lupa ia memakai baju rajut tebal. Banyak kenangan yang ia lalui bersama keluarga. Suka duka mereka lalui bersama, canda tawa, ah mengingat itu membuat nya ingin menangis sekeras - kerasnya. Ya, benar saja air mata Baby menetes satu demi satu keluar begitu saja.
Ceklek...
Terdengar seseorang membuka pintu kamar nya. Cepat - cepat ia menghapus dari wajah cantik nya. Baby menoleh kebelakang. Dia Devano, ya kakak laki - laki satu - satunya yang ia punya. Dia akan ikut bersama dan kita akan tinggal bersama disana. Untunglah ia tidak berpisah dengannya, kalau sampai, Baby tidak tau harus apa yang di lakukan.
Dia menghampiri Baby yang berada didepan jendela. Dia tahu pasti Baby sangat sedih sekali meninggalkan tempat lahirnya itu. Tapi apa yang bisa Devano buat, dia juga tidak bisa menolak permintaan kedua orang tuanya.
"Don't cry." Ucapnya berusaha menenangkan nya, dia membawa syal tebal berwarna pink dan memakaikannya di leher Baby.
"Hikss.. hikss.." Tangis Baby mulai pecah, langsung saja Devano mendekap tubuh Baby, ia menenggelamkan kesedihan nya dipelukan Devano. Dia mengusap ngusap belakang tubuh Baby agar ia lebih tenang. Bisa terbilang Baby anak yang manja sekali kalau sudah dekat dengan Devano. Dia juga akan sangat sedih kalau aku seperti ini, karena hanya aku gadis yang paling ia sayangi setelah mommy.
"Jangan menangis sayang." Kata Devano sangat manis terdengar ditelinga Baby dia masih setia dipelukan Baby.
"I will miss mommy and daddy." Ucap nya yang masih terdengar sesegukan.
"Kau tidak merindukanku?" Kata Devano, Baby mendongakkan kepala merasa aneh apa yang dikatakan kakak nya itu.
"Ya. Tentu saja, kau kan akan tinggal bersamaku disana, jelas aku tidak akan merindukanmu." Kata Baby, dia melepaskan pelukannya.
"Tersenyumlah untukku Baby.." Ucap Devan sambil mencontohkan senyumnya.
Ia langsung tersenyum senang. Hanya Devano yang bisa membuat senang seperti ini. "So beautiful." Kata Devan yang membuat pipi Baby seketika bersemu merah. Hal itu tentu saja membuat Devan semakin gemas ia mencubit kedua pipi Baby. Sontak membuat sang empunya meringis kesakitan.
Devano juga bukan cowok biasa, ia keturunan Inggris - Indo seperti nya. Bisa dibayangkan gimana wajahnya? Kulit putih, rambut yang sangat badai, hidung yang mancung, alis yang sangat tebal, bibir tipis itu semua yang membuat nya semakin tampan. Selain itu keduanya juga sangat mahir dalam berbahasa Indonesia. Jadi walaupun tinggal diinggris dia juga pandai berbahasa Indonesia.
"Aku akan selalu menyayangimu sayang." Ucapnya dalam hati.
"Apa kau mau menuruti permintaan untuk ku yang terakhir kalinya disini?" Baby berkata, membuat Devan mengerutkan keningnya.
"Apapun itu pasti akan aku lakukan untuk adikku tersayang." Ucapnya gemas sambil mengacak ngacak rambut Baby.
"Let's go!" Ucap nya begitu bersemangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Off Primadona ( REVISI ULANG )
Teen FictionGadis cantik bernama Gladis Elsyana blasteran Inggris-Indo,