8

3K 383 31
                                    

BAB 8

Lan Xichen masuk ke kamar perawatan Jiang Cheng tepat tengah malam. Saat itu Jiang Cheng sudah tertidur pulas di atas ranjangnya. Dengan langkah pelan tak bersuara, Lan Xichen berjalan menuju tepi tempat tidur dan berdiri di dekat ranjang tidur Jiang Cheng, mengawasi Jiang Cheng dengan mata tajamnya.

Begitu damai lelaki ini terpejam dalam lelapnya, seolah tak menyadari bahwa sekarang bahaya yang amat besar sedang mengintainya.

Lan Xichen sedikit membungkuk, lalu menyentuh pelan pipi Jiang Cheng. Lelaki itu mengerang pelan lalu mengubah posisi tidurnya, tetapi tidak terbangun.

Lan Xichen mengambil resiko dengan menunduk dan mengecup bibir Jiang Cheng, merasakan manisnya bibir itu. Sampai kemudian ia terlarut dalam gairahnya yang tertahan dan melumat bibir Jiang Cheng.

Jiang Cheng merasakan gelenyar panas di seluruh tubuhnya, dan ia menggeliat, ada gairah menjalar dari bibirnya yang terasa nikmat dilumat seseorang. Dengan lemah Jiang Cheng mengerjap setengah tertidur dan membuka mata.

Seseorang itu, yang sedang membungkuk di atas tubuhnya dan melumat bibirnya, adalah Lan Xichen.

Lan Xichen sedang melumat bibir Jiang Cheng kemudian ia berhenti lalu menatap mata Jiang Cheng, menyadari bahwa Jiang Cheng sudah terbangun. Dengan lembut Lan Xichen menelusurkan tangannya di pipi Jiang Cheng, lalu bibirnya mengikuti gerakan jemarinya.

Jiang Cheng memejamkan matanya, ini pasti mimpi. Lan Xichen di dunia nyata tidak mungkin berbuat selembut ini, lelaki itu pasti akan langsung memaksanya, memperkosanya, dan memperlakukannya dengan kasar.

Ini pasti mimpi, karena sebelum tidur Jiang Cheng berbaring dengan gelisah, mencoba menghapus memori bercintanya dengan Lan Xichen yang seolah-olah selalu muncul dalam benaknya. Dan karena ini mimpi, tak ada salahnya untuk menikmati.

Jiang Cheng setengah tersenyum, lalu menyentuh pipi Lan Xichen dengan lembut. Dalam sekejap tubuh Lan Xichen langsung kaku seperti terkejut merasakan sentuhan lembut jemari Jiang Cheng di pipinya.

Jiang Cheng langsung menarik tangannya panik, apakah Lan Xichen dalam mimpinya ini akan berubah lagi menjadi Lan Xichen dalam dunia nyata yang jahat?

Ternyata tidak, Lan Xichen dalam dunia mimpi ini sangat lembut dan penuh kebaikan. Lelaki itu mengambil jemari Jiang Cheng dan meletakkannya di pipinya.

"Sentuh aku dimanapun kau suka, jangan berhenti..." Bisik Lan Xichen penuh gairah.

Jiang Cheng tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, ini benar-benar mimpi yang sangat menyenangkan. Di bawah tatapan tajam Lan Xichen, Jiang Cheng mengusapkan jemarinya di wajah Lan Xichen, mengagumi setiap kesempurnaan yang terpatri disana.

Ketika jemarinya hampir menyentuh bibir Lan Xichen, ia meraih tangannya, dan mengecupnya lembut, satu persatu jemarinya. Lan Xichen menggulingkan tubuhnya ke samping Jiang Cheng, ranjang rumah sakit yang lembut itu membuat tubuh mereka saling bersentuhan rapat. Tangan Lan Xichen menggenggam jemari Jiang Cheng, lalu menyentuhkan jemarinya ke kejantanannya yang sudah sangat siap.

"Sentuh aku, Sayang..." Bisiknya parau.

Wajah Jiang Cheng memerah merasakan kekerasan yang panas di telapak tangannya, dengan lembut Lan Xichen membuka ikat pinggangnya kemudian menurunkan celananya, "rasakanlah tubuhku yang amat sangat mendambamu."

Jiang Cheng meremas kejantanan itu dan Lan Xichen mengerang, perasaan bahwa Lan Xichen benar-benar bergairah atas sentuhannya membuat Jiang Cheng merasa senang. Oh ya ampun, ini adalah mimpi erotis terbaik yang pernah dialaminya.

Jemari Jiang Cheng bereksplorasi di tubuh Lan Xichen, dan lelaki itu membiarkannya sebebas-bebasnya. Akhirnya, ketika bibir Jiang Cheng dengan penuh ingin tahu mencecap kejantanan itu, Lan Xichen mengangkat kepala Jiang Cheng dengan tatapan tajam yang berkabut penuh gairah.

Sleep With The Devil ( XiCheng Ver.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang