6

3.5K 403 47
                                    

BAB 6

Kopi sudah dihidangkan, pertanda meeting santai itu sudah usai. Beberapa lelaki memilih keluar untuk merokok, sedang Nie Mingjue duduk diam di ujung sofa, mengamati Lan Xichen yang masih sibuk mempelajari berkas-berkas di tangannya.

Lan Xichen bukanlah lelaki yang bisa berbaur, lelaki itu penyendiri, dan wataknya yang terkenal membuat orang-orang segan mendekatinya. Nie Mingjue tidak akrab dengan Lan Xichen, mereka hanya berbicara tentang bisnis. Dan apabila menyangkut bisnis, Lan Xichen cukup kooperatif. Kerja sama mereka telah membuahkan banyak keuntungan bagi perusahaan masing-masing.

Nie Mingjue ragu untuk menanyakan perihal Jiang Cheng kepada Lan Xichen. Rasanya terlalu aneh untuk membahas masalah itu di sini. Tetapi isterinya –Nie Huaisang yang baik hati– telah berhasil membuatnya berjanji untuk melakukannya.

Nie Mingjue berdehem, menarik perhatian Lan Xichen dari berkas-berkas yang ditelusurinya dengan serius.

"Kami, aku dan isteriku bertemu dengan kekasihmu semalam."

Kepala Lan Xichen langsung terangkat seperti disentakkan, ia menatap Nie Mingjue dengan waspada.

"Oh ya?" Nada suaranya santai, tetapi ketegangan dalam suara Lan Xichen tidak bisa menipu Nie Mingjue.

Ada sesuatu di sini, batin Nie Mingjue dalam hatinya, ada sesuatu yang dirahasiakan Lan Xichen...

"Yah, dia berkenalan dengan isteriku kemarin, dan berbicara panjang lebar dengannya," Nie Mingjue berusaha memancing Lan Xichen dan sepertinya pancingannya berhasil, karena mata Lan Xichen menyipit dan menatapnya curiga.

"Apakah dia mengatakan sesuatu kepada isterimu?"

Nie Mingjue menatap Lan Xichen lurus-lurus, "dia meminta tolong kepada isteriku untuk diselamatkan, supaya dia bisa keluar dari rumahmu."

Bibir Lan Xichen mengetat membentuk garis tipis, lalu ia segera berdiri, "bilang pada isterimu untuk tidak melakukan apa-apa. Jiang Cheng adalah milikku, dan siapapun tidak akan bisa melepaskannya dari rumahku, kecuali atas seizinku," Lan Xichen menatap Nie Mingjue lurus, menimbang-nimbang, "aku menghormatimu, Nie Mingjue. Kau adalah salah satu dari sedikit orang yang aku hormati dan aku tidak ingin hubungan saling menghargai ini rusak. Maaf, aku permisi dulu karena ada janji pertemuan dengan pihak lain setelah ini."

Setelah mengangguk kaku, Lan Xichen melangkah pergi meninggalkan ruangan meeting besar itu.

Nie Mingjue sedang duduk sambil menyesap kopinya, matanya masih menatap pintu dimana Lan Xichen menghilang di baliknya.

Tingkah Lan Xichen mengingatkannya pada dirinya dulu. Senyum kecil muncul di bibir Nie Mingjue. Lan Xichen mungkin akan mengalami hal yang sama seperti dirinya, kalau dia tidak hati-hati kepada Jiang Cheng.

Ketika pintu kamarnya dibuka dari luar, Jiang Cheng tidak menyangka kalau Lan Xichen-lah yang masuk. Lelaki itu telah sepenuhnya mengabaikannya akhir-akhir ini. Jiang Cheng bahkan hampir tidak pernah melihat lelaki itu, kecuali dari pemandangan ketika Lan Xichen memasuki mobilnya di teras bawah yang kelihatan dari jendela lantai dua tempat Jiang Cheng dikurung.

Dan seperti biasanya, lelaki itu tampak marah. Jiang Cheng mengerutkan alisnya, kenapa lelaki itu tidak pernah sedikitpun tampak ceria dan tersenyum? Kalaupun tersenyum, senyumnya hanyalah senyum jahat dan sinis. Apakah lelaki itu tidak pernah merasakan kebahagiaan sedikitpun di dalam hatinya?

Tanpa basa basi, Lan Xichen melempar jasnya ke kursi dan melonggarkan dasinya, lalu menatap Jiang Cheng tajam.

"Apa yang kau katakan kepada Isteri Nie Mingjue?"

Sleep With The Devil ( XiCheng Ver.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang