10

3.3K 371 16
                                    

Awas typo bertebaran guys....











BAB 10

Jiang Cheng tertegun. Ulang tahunnya yang kedua puluh lima sebentar lagi. Kenapa Lan Xichen bisa mengetahui detail hari ulang tahunnya? Jiang Cheng tertarik, tetapi ia akan memuaskan Lan Xichen kalau ia mengikuti Lan Xichen untuk berbicara dengannya. Jangan-jangan memang itu tujuan Lan Xichen, supaya ia tidak hujan-hujanan dan mengikuti perintah Lan Xichen.

"Nanti aku akan menyusulmu kalau aku sudah puas di sini."

Api menyala di mata Lan Xichen, dan tampak jelas lelaki itu mencoba menahan diri.

"Terserah, setelah kau selesai dengan urusanmu, temui aku di ruang kerjaku," suaranya lebih seperti geraman, kemudian membalikkan badan dengan marah.

Setelah puas menikmati hujan, Jiang Cheng masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan makan malam. Ia sengaja tidak menemui Lan Xichen, lagipula sepertinya lelaki itu tadi hanya asal bicara ketika bilang ingin berbicara tentang hari ulang tahunnya. Dan Jiang Cheng tidak yakin kalau Lan Xichen akan menunggunya. Lelaki itu sepertinya sangat sibuk dan punya banyak urusan.

"Kenapa kau tidak menemuiku di ruang kerjaku?"

Suara di kegelapan itu mengagetkan Jiang Cheng. Ia menajamkan matanya dan melihat Lan Xichen duduk di sana, di keremangan kamarnya.

"Kenapa kau masuk ke kamarku tanpa izin?" Jiang Cheng berteriak kaget, tangannya meraba-raba saklar lampu di dinding, berusaha menghilangkan kegelapan yang menyelubungi Lan Xichen, karena lelaki itu tampak lebih menyeramkan di antara cahaya yang remang-remang.

Jiang Cheng berhasil menyalakan lampu dan cahaya itu langsung menyelubungi Lan Xichen. Dia duduk di sofanya, dengan santai, hanya memakai piyama sutera warna hitam dan di sebelah tangannya memegang gelas minuman. Jiang Cheng melirik ke botol brendy yang entah berasal dari mana, yang sepertinya sudah dituang Lan Xichen selama menunggunya.

Apakah lelaki itu mabuk? Jantung Jiang Cheng mulai berdegup. Dalam keadaan sadar saja emosi Lan Xichen sangat tidak mudah ditebak, apalagi dalam kondisi mabuk.

"Apa yang kau lakukan di sini, Lan Xichen?"

Lan Xichen mendengus dan menatap Jiang Cheng dengan tajam, "kau pikir apa? Aku menunggumu di ruang kerjaku dan kemudian menyadari bahwa kau, dengan kepalamu yang keras itu memutuskan untuk melawanku."

Jiang Cheng mundur ke belakang, melirik pintu putih itu, dan berusaha sedekat mungkin di sana, sehingga ketika Lan Xichen bertindak di luar batas ia bisa segera melarikan diri.

Lan Xichen tersenyum melihat tingkah Jiang Cheng, "kau seperti kelinci ketakutan lagi, Jiang Cheng. Apakah kau takut aku akan melakukan sesuatu yang kejam? Seperti mencampurkan obat ke dalam minumanmu, atau... melemparkanmu dari balkon lagi?" Lan Xichen menyeringai, meletakkan gelasnya dan berdiri, kemudan berjalan mendekati Jiang Cheng.

"Apa kau sedang mabuk, Lan Xichen?" Jiang Cheng melirik ke arah pintu, hanya butuh beberapa detik Jika Jiang Cheng ingin melarikan diri dari Lan Xichen. Ia pasti bisa melakukannya.

"Lan Xichen tidak pernah mabuk," Lan Xichen melangkah mendekat dengan tenang, seperti singa yang mengendap endap mengincar mangsanya, "dan kau... seharusnya kau mendengarkan apa yang kuperintahkan, Jiang Cheng."

Jiang Cheng tahu di situlah titiknya. Di situlah titik Lan Xichen kehilangan kesabarannya, karena itulah Jiang Cheng langsung melompat dan mencoba melarikan diri ke pintu. Ia berhasil membuka pintu itu sedikit, sebelum dengan gerakan lebih cepat dan tanpa suara, Lan Xichen sudah ada di belakangnya, mendorong pintu itu hingga menutup kembali sebelum sempat terbuka sepenuhnya.

Sleep With The Devil ( XiCheng Ver.) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang