Hai haaaiii
Selamat membaca bersama Leekatsu disini ^^
Ini cerita pertama aku di wattpad.
I hope you like with this story ;)) Kalau baca, baca sampai habis yaa jangan setengah-setengah. Okk ;)
Hmm kalau bisa kasih vote yaa sebagai tanda apresiasi buat aku, juga untuk penyemangat untuk aku atau kalau gak kasih comment/ saran yaaa ^^ i'll be appreciated :)
Thank a lot for reading my story!!
Thank u so muuuuch :**Big Hug,
Leekatsu
#####
FLASHBACK
Audy POV
"Aku pulang."
Aku memasuki rumah yang terlihat sepi. Jam sudah menunjukkan jam 6 sore. Seharusnya keluargaku sudah berada dirumah saat ini. Ketika masuk, aku sempat meliriki kesana kemari untuk melihat siapa yang ada dirumah. Kakakku yang pertama, Prissil, keluar dari kamarnya dengan wajah masam.
"Ah! Kau darimana saja?" ujar Prissil setengah membentak kearahku. Dilihat dari tampilan kakakku, Ia akan pergi kesuatu tempat yang jikaku menebaknya, akan ke clubbing bersama temannya. Aku bergeming.
"Kenapa kau diam saja? Apakah kau bisu, tidak bisa menjawab pertanyaanku?" ujarnya murka.
"Apakah aku harus menempel kegiatanku keseluruh penjuru rumah?" tanyaku dengan suara yang tenang sambil bergerak kekamar dan melewati kakakku. Namun, Prissil menarik lenganku sehingga aku harus berhenti dan memandang kearahnya.
"Aku tak peduli dengan kegiatan membosankanmu itu. Antarkan aku, ke club. Aku bosan dirumah." Ujarnya dengan suaranya yang angkuh. Aku membalikkan badan dan menatap dingin kakakku.
Padahal Ia baru saja menanyakan kemana diriku.
"Tak bisakah pergi sendiri? Apa gunanya mobil banyak dirumah?" kataku masih dengan suara yang tenang.
"Oh, ayolah. Aku terburu-buru." Ujar Prissil dengan wajah memelas yang dibuat-buat agar Aku mau mengantarnya.
"Aku mau beristirahat." Ujarku jujur. Terus terang, jadwal kuliahku tak bisa dianggap remeh. Jam 7 masuk, jam 5 sore keluar. Apalagi rumahku dari kampus harus menempuh waktu setengah jam, itupun kalau tidak macet.
"Halah, baru segitu saja sudah capek. Apa kau kuli bangunan? Tentu bukan, sudahlah pokoknya kau harus mengantarku. Mau tidak mau." Ujarnya dengan menautkan kedua tangannya didada. Ia melongos pergi dari hadapanku. Aku hanya menghela pasrah dan segera kuturuti kakakku. Perjalanan ke clubbing menghabiskan waktu 20 menit. Jadi aku sudah sampai dirumah sebelum jam tujuh. Aku mengurungkan niatku untuk masuk rumah ketika Aku mendengar pertengkaran diruang keluarga. Aku terduduk depan pintu sampai keadaan mulai tenang.
Ketika sudah tenang, aku membuka pintu dengan pelan agar siapapun tak mendengarku masuk. Kemudian berjingkat-jingkat masuk agar mereka tak merasakan kehadiranku. Namun, usahaku sia-sia.
"Ini dia yang bersalah! Aku sudah menyuruhnya menjemputku, namun Ia tak menjemputku." Ujar seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah mama sambil menunjukku. Aku mengernyitkan dahiku bingung.
"Aku sudah setengah jam menunggumu. Ternyata kau sudah pulang. Tak bisakah kau berpikir aku capek seharian bekerja tapi malah harus menunggumu 30 menit!" bentak papanya ke mamanya.
"Aku kira kau tidak akan menjemputku. mengingat kau ada rapat. Jadi, aku meneleponnya. Tapi tak diangkat. Jadi aku minta tolong dengan kawanku untuk mengantarkanku pulang." Ujar mama menangis, membuat papaku tak tega. Malah papa sekarang melihatku seakan aku yang menjadi tersangka.
"Mana hpmu? Sini kasih sama papa. Untuk apa guna hp mu jika tak mengangkat telepon dari orang rumah?" Ujar papanya dingin.
"Kenapa? Aku tidak melakukan kesalahan apapun. Mama tidak ada meneleponku, jadi aku tidak menjemputnya karena tau papa akan menjemput mama." Ujarku membela diri sendiri. Aku sudah sering menjadi sasaran empuk mamaku untuk melampiaskan kesalahannya kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow After The Rain
Romance- Claudya Erickson Oh Tuhan. Aku rela melepas segala kehidupan mewahku, kuliahku. Asal aku bisa keluar dari rumah ini. Aku tidak membutuhkan harta yang melimpah, yang kubutuhkan hanyalah tempat dimana aku bisa menghirup udara dengan bebas. Bukalah j...