7

211 26 4
                                    

Aga semalaman memikirkan kejadian tadi pagi. Ia masih memikirkan fakta-fakta tentang apa yang terjadi tadi pagi.

1.      Pagar rumah Audy tidak ada menunjukkan kalau seseorang masuk sebelumnya.

2.      Tidak ada juga bekas pijakan dirumput rumah Audy yang seharusnya akan berbekas jika melewati rumah Audy.

3.      Audy bilang, kalau Nella keluar tepat setelah Ia datang. Tapi, bahkan Aga sebelumnya tidak melihat seorang pun disekitar rumah Audy ketika Ia mendekati rumah Audy.

4.      Saat  masuk rumahpun, Aga juga tidak merasakan kalau sebelumnya ada orang yang datang.

5.      Okelah misalnya semuanya bisa saja salah prediksi, tapi gelas diruang tamu itu tak bisa membohongi pelihatan Aga.

Setelah berlama-lama memikirkan hal itu, Aga pun mengerang kesal. Aga lebih memilih untuk mengabaikannya untuk sementara waktu, sedangkan matanya sudah tinggal 5 watt dan memilih untuk memejamkan matanya.

#####

Aga tiba dirumah Audy tepat jam 9. Namun, gembok dipagar Audy belum dibuka, segera diteleponnya Audy, tapi malah direjectnya. Tak lama setelah itu Audy meng-SMS nya.

From: Audy

To: Me

Tunggu bentar, gue lagi boker. Gue lupa buka gembok tadi.

Aga yang membaca pesan Audy, syok seketika.

To: Audy

From: Me

LO KOK BISA SMS LAGI BOKER?!! NGAPAIN AJA SIH LO?!!

Ketiknya sambil terengah-engah kesal melihat tingkah laku Audy yang begitu santai.

From: Audy

To: Me

Biasa aja kali. Gue lagi serunya SMS-an sama Nella. Gak rela gue ninggalin hp, jadi gue bawa aja. Bentar lagi gue siap kok.

 Hp Aga bergetar tanda SMS masuk. Aga menatap nanar hpnya, lebih tepatnya sms yang sedang Ia baca. Iapun terduduk lemas dan bersandar dipagar rumah Audy yang masih terkunci. Ingin manjat, tapi takut tetangga curiga, pikirnya. Tak sedikit orang yang menyakan kenapa Aga terduduk di pagar rumah Audy yang seperti gembel itu.

“Mas, kok dudukan disini? Duduk dirumah saya saja.” Ujar beberapa tante-tante genit ke Aga karena melihat muka yang tampan dan badan yang proporsinal itu. Mendengar itu, Aga langsung bergidik ngeri dan segera berlari ke dalam mobilnya.

“Eh, mas mau kemana???” ujar kecewa ibu-ibu tersebut, namun tidak dihiraukan oleh Aga. Aga malah merutuk-rutuk Audy.

“bentar, bentar. Ini udah hampir setengah jam! Gue malah di goda sama tante-tante genit lagi. Merinding gue.” Batinnya sambil bergidik negeri melihat ibu-ibu yang mulai mejauh dari dalam mobilnya. Tak lama setelah itu, tampak Audy terbirit-birit membuka gembok rumah dan segera melambaikan tangan ke Aga. Aga keluar dari mobil dengan keadaan cemberut.

“Lo lamanya pake banget.” Ujar Aga singkat dan segera melongos masuk duluan kerumah Audy. Audy segera menyusulnya.

“Hehehe, maafin gue ya. ya?? ya?” kata Audy sambil memohon.

“Cium gue dulu, baru gue maafin.” Balas Aga masih merajuk. Medengar kata itu, Audy menarik kerah baju Aga dan mencium pipi Aga. Aga syok berat. Aga tidak menyangka kalau candaannya dibawa serius oleh Audy. Namun, seketika syoknya berubah menjadi kesal melihat muka Audy yang sama sekali tidak malu-malu karena telah mencium orang.

“Ngapa lo cium gue?”

“Kan lo yang nyuruh.”

“Gak ada yang lain?”

“Gak.”

Aga melongos lagi dan meninggalkan Audy. Audy terheran melihat Aga dan menyusulnya memasuki rumah.

#####

Rumah Audy sekarang sunyi senyap, tak ada satupun yang mau angkat bicara. Aga masih kesal. Audy sesekali meliriknya, tapi setelah itu pura-pura tak peduli. Namun tiba-tiba Audy memegang paha Aga.

“Ga, lo kenapa? Marah sama gue?” Tanya Audy. Tangannya masih bertengger dipaha Aga. Aga hanya melihat tangan Audy yang berada dipahanya. Ia merasakan sengatan listrik ketika Audy tiba-tiba menyentuh pahanya.

Aga hanya terdiam, lebih tepatnya mematung.

“Ga?” Tanya Audy sekali lagi. Aga tiba-tiba terperanjat, bukan karna pertanyaan Audy. Tapi, karena tangan Audy mulai mengelus-ngelus paha Aga. Aga merasakan bulu kuduknya merinding. Sekarang tangan Audy mulai keatas. Aga gemetar dibuatnya. Aga dengan tak sadar memejamkan matanya merasakan tangan Audy yang mengelus pahanya.

“Ga? Kayaknya lo marah sama gue.” Katanya dan kembali menarik tangannya yang tadi berada diatas paha Aga, membuat Aga menghela napas kecewa.

“Damn!” batin hatinya yang kesal. Aga masih bergeming membuat Audy makin lama makin gemas.

“Agaaaaaaaa. Lo kok diam ajaaa? Tumben bangeet.” Ujar Audy tepat di manik mata Aga yang coklat. Aga memandang mata Audy yang keabu-abuan. Baru kali ini Ia melihat mata secantik itu. Aga mendekatkan matanya untuk melihat dekat mata Audy.

“L-lo mau ngapaiin?” ujar Audy terbata-bata melihat Aga yang mendekat. Tapi Aga malah lebih mendekat.

“Hussh..” kata Aga menyuruh untuk diam. Audy menutup matanya karena melihat Aga yang mendekat. Namun Audy tersadar kalau Aga tidak melakukan sesuatu terhadapnya dan membuka matanya. Didapatinya Aga yang nyegir lebar.

“Hahahahahah, gue lucu liat muka lo tadi. Hahah apa-apaan lo pake tutup mata segala? Emang gue mau ngapain elo????” gelak Aga yang puas melihat Audy yang salah tingkah.

“Gak lucu tau!” katanya sambil beranjak dari tempatnya dengan wajah masam dan memerah.

Aga tertawa tak henti-hentinya.

“ternyata, lo bisa salting juga rupanya.” Batinnya senang dalam hati.

Rainbow After The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang