Jungkook mencoba memejamkan matanya saat ini. Dia benar-benar lelah namun matanya tidak bisa dipejamkan sama sekali. "Kau masih belum bisa tidur?" Tanya Tzuyu. Dia langsung memposisikan dirinya tidur disamping Jungkook dan memeluknya. "Hari ini memang sangat aneh."
"Aku juga merasa seperti itu. Rasanya ada yang bersarang dipikiranku. Tapi aku juga tidak tahu itu apa."
"Sepertinya kau terlalu lelah. Jangan paksakan dirimu jika kau memang lelah." Jelas Tzuyu. Saat ini dia berusaha untuk membuat Jungkook tidur dengan menepuk pelan dada bidangnya. "Sekarang pejamkan matamu. Ini sudah malam."
***
Seorang wanita berjalan dengan sangat percaya diri dilorong perusahaan milik keluarga Tzuyu itu. Bahkan banyak karyawan pria yang hampir bertabrakan karena terlalu kagum dengan paras wanita itu.
"Kau?" Tanya Jungkook tak percaya dengan kehadiran Ji Eun disana. "Kenapa kau kesini?"
"Mina, coba jelaskan padanya maksud kita datang kesini."
"Kami kesini untuk mengetahui keputusan akhirmu tentang masalah penanaman saham itu." Jelas Mina. Jungkook hanya mengeryitkan dahinya.
"Kenapa kau bingung seperti itu?" Tanya Ji Eun. "Kau bilang akan memikirkannya tapi ini sudah hampir seminggu sejak kau mengatakan hal itu. Aku harus mencari investor lain jika kau tidak akan menanam saham diperusahaanku. Jangan buang waktuku."
Saat itu pula Tzuyu datang. Dia menatap tajam kearah wanita yang sedang berdiri dihadapan Jungkook itu. Dia memang tak suka padanya sejak awal, apalagi dia yakin kalau Yeji dijadikan tawanan oleh wanita itu. "Sebenarnya kemarin kami ke perusahaanmu. Tapi ternyata saat disana, kami hanya memasuki gedung tua. Apa kalian pindah?"
Ji Eun hanya bisa menahan tawanya saat ini. Menurutnya pertanyaan Tzuyu itu benar-benar konyol. "Aigo, ck, ck, ck, Apa kau bodoh? aku kan sudah bilang. Hanya orang yang punya akses yang bisa masuk kesana. Dan kau, kau tidak lagi memiliki akses untuk masuk kesana. Jadi, sekarang keputusanmu apa?"
"Baiklah, aku akan jadi investor diperusahaanmu. Tapi dengan satu syarat, perusahaanmu juga jadi milikku."
"Oke, lagipula tak ada gunanya memelihara perusahaan bangkrut seperti itu." Ji Eun langsung menyuruh Mina memberikan sebuah dokumen yang harus Jungkook tanda tangani. Tanpa ragu Jungkook mengambil pulpennya kemudian menandatangani dokumen itu.
"Baiklah, aku harus segera pergi. Mina, bawa dokumennya." Ji Eun dan Mina akhirnya melangkah meninggalkan Tzuyu Jungkook yang masih berdiri disana. Namun langkah Ji Eun terhenti saat melihat Lisa yang sedang asyik memperhatikan Jungkook. "Ow, kau ternyata membuka jalanku." Gumam Ji Eun. Dia kemudian berjalan menghampiri Lisa.
"Annyeong." Suara Ji Eun sontak membuat Lisa terkejut. "Kenapa? kau sedang melihat siapa? pria itu?"
"Tidak. aku, aku--"
"Aku apa?" Tanya Ji Eun.
"Aku tidak melihat siapa-siapa. Sungguh. Kalau begitu aku permisi."
"Tunggu." Langkah Lisa terhenti saat seseorang menyuruhnya untuk berhenti. Ji Eun kemudian melangkah untuk menghampiri Lisa. Tanpa basa-basi lagi, Ji Eun langsung memeluk Lisa dan membuatnya sangat bingung. "Aku tahu rasa cintamu padanya. Jadi, aku akan membantumu." Bisik Ji Eun. Dia memasang senyum kemenangannya.
"Waktu kalian untuk berpisah sudah dimulai." Gumam Ji Eun.
Sementara, saat ini Tzuyu sedang marah Jungkook. Bukan tanpa alasan, dia marah karena Jungkook mengambil keputusannya dengan sangat terburu-buru dan tanpa bertanya dulu padanya.
"Ayolah, jangan seperti anak kecil seperti ini Tzu." Bujuk Jungkook.
"Seperti anak kecil katamu?" Tanya Tzuyu. "Untuk apa kau punya istri jika kau mengambil keputusan sendiri?"
"Kau bilang seorang pria lebih menggunakan logikanya. Dan aku mengambil keputusan itu karena aku menggunakan logikaku."
~
~
~
"Kau tidak akan bekerja?" Tanya Yuqi. Lucas memang berjanji akan bekerja di Korea lagi. Tapi hari ini, dia bahkan tidak berangkat untuk melamar pekerjaan. "Jika terus seperti ini, kita akan kehabisan uang.""Keselamatanmu jauh lebih penting sekarang. Hantu itu--" Yuqi meletakan telunjuknya dibibir Lucas.
"Sttts, aku akan baik-baik saja."Yuqi memasang senyumnya berusaha untuk membuat Lucas yakin bahwa dirinya akan baik-baik saja. "Jika kau takut terjadi sesuatu padaku, aku akan bersama Tzuyu. Bagaimana? kau setuju?"Tanya Yuqi.
"Tapi, aku tidak bisa meninggalkanmu Yuqi. Kau dalam bahaya."Kata Lucas. "Aku berjanji akan mencari pekerjaan. Tapi saat semua situasinya membaik."Lucas mengusap halus pipi Yuqi kemudian tersenyum. "Aku mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu."
Namun, adegan romantis itu dirusak oleh ulah Doyeon. Dia rupanya masih belum menyerah untuk mendapatkan Lucas. Dia memecahkan kaca jendela yang ada dirumah Lucas dan Yuqi. Sontak saja Lucas dan Yuqi berlari kearah sumber suara itu.
"Tidak ada siapapun."Gumam Lucas. Namun tanpa diduga, Doyeon muncul dibelakang Yuqi kemudian dia langsung mengunci tubuh Yuqi dengan mencekiknya dengan lengannya.
"Lepaskan Yuqi."
"Kau mau aku melepaskannya? tidak semudah itu. Kau harus tepati janjimu dulu baru aku lepaskan dia." Jelas Doyeon.
"Kita sudah berbeda alam. Tidak baik jika kau mengganggu kehidupan manusia." Jelas Lucas. "Lepaskan dia atau aku akan melakukan cara yang kasar."
"Silahkan saja, aku akan menjadikan Yuqi sebagai tamengku. Kita lihat saja apakah kau masih berani melakukan hal kasar padaku atau tidak." Doyeon memasang senyum kemenangannya. Namun itu tak berlangsung lama karena kedatangan Tzuyu membuat Doyeon langsung lenyap seketika.
"Yuqi, kau baik-baik saja?" Tanya Lucas dengan sangat khawatir. Bagaimana tidak, saat ini Yuqi terbatuk-batuk karena dia hampir kehilangan napasnya. Dia langsung memeluk Yuqi saat itu juga. Satu hal yang tak ingin dia alami adalah, kehilangan Yuqi. Meski pada awalnya mereka hanya korban perjodohan, tapi cinta mereka bahkan lebih kuat dari pasangan yang bersama karena saling mencintai.
Sebenarnya Tzuyu datang dengan wajah kesal dan diikuti oleh Jungkook. Dia masih marah pada Jungkook dan Jungkook berusaha membujuknya dari tadi. Wajah kesal Tzuyu berubah saat melihat kondisi Yuqi saat ini."Dia kenapa?"
"Apa disini terjadi perampokan? jendelamu pecah." Tanya Jungkook.
"Ini semua terjadi karena hantu yang juga mencelakakan Yuqi." Jawab Lucas. Dia kemudian menggendong Yuqi yang saat ini pingsan karena kehabisan napas.
"Apa Hyunjin sudah pulang? aku dengar dia kemarin ada dirumahmu." Tanya Tzuyu sambil mengipasi Yuqi agar Yuqi segera sadar.
"Bahkan Yeji juga ada."
"Yeji?"Tanya Jungkook heran. "Bukankah dia hilang? Aku bahkan saat ini sedang berusaha mencarinya dengan menjadi investor di perusahaan tidak jelas itu."
"Kenapa kau tidak bilang kalau kau mengambil keputusan itu untuk menemukan Yeji?" Tanya Tzuyu gemas.
"Itulah kenapa aku tidak suka pada wanita yang selalu tergesa-gesa menilai sesuatu. Dan kau juga terlalu cepat marah." Kata Jungkook yang membuat Tzuyu kesal.
"Jadi kau merendahkan seorang wanita? kau tidak akan ada didunia ini jika tidak ada wanita."Kata Tzuyu.
"Sudahlah, apa kalian tidak akan berhenti bertengkar?" Tanya Lucas. "Yuqi belum sadar saat ini. Jadi berhentilah bertengkar."
~
~
~
Yeji saat ini masih betah melihat wajah tampan Soobin dari kejauhan. Dia merasa semua kelelahannya terobati saat melihat wajah Soobin itu. "Jangan menatapku dari jauh seperti itu. Jika kau mau, kau bisa menatapku lebih dekat." Yeji terkejut ketika tiba-tiba saja Soobin ada dihadapannya. "Kau selalu lucu jika merasa malu seperti itu." Soobin mencubit pipi Yeji gemas. Inilah kenapa hati Yeji semakin berdegup kencang saat berada dekat Soobin. Semua perlakuan manis dari Soobin semakin membuatnya jatuh cinta. Dia adalah manusia, jadi wajar saja kalau dia merasa jatuh cinta. Tapi apakah Soobin bisa mencintainya juga?TBC♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate 2
Fantasystart : 13 september 2019 Soulmate, apa yang kalian pikirkan tentang hal itu? belahan jiwa? seseorang yang ditakdirkan untuk bersama? Mungkin persepsi kalian sama dengan Tzuyu, Jungkook, dan kutipan dalam buku soulmate yang selalu jadi panduan para...