Welcome back, sorry lama up ya. Hapenya rusak sih, hahaha. Garing banget... nunggu ceritanya gak? Oke reading aja ya!
.
.
.
Sring sring sring
Pertarungan antar perempuan memanglah yang paling menyeramkan dibandingkan pertarungan baku hantam lelaki.
Dhyza yang lengannya lecet akibat menghindari ledakan sniper api Hena. Dan Hena yang kakinya berdarah karena terkena sihir angin Dhyza sendiri.
Namun, mereka pun berhenti lalu mengatur napas mereka yang tersengah-sengah.
"Apa maumu Putri?!" Ujar Hena mengusap peluhnya yang di dahi mengucur deras
"Kamu takkan kubiarkan menyakitinya!" Kecam Dhyza yang langsung menyerang dengan gerakan bak angin.
Dan itulah memang dasar kekuatannya yang paling hebat, menyamakan dirinya seperti angin dan melesat cepat.
Hingga akhirnya sosok laki-laki bersurai silver bermata merah menyala menghadang Dhyza yang hampir menusukkan belatinya.
Cowok itu terlihat marah. Benar-benar marah atas perlakuan gadis yang dianggapnya sebagai tuan putri yang baik dan manis.
"Aku tak pernah melihatmu seperti ini...tuan putri"
Dan dari belakang datanglah Erina, Gita, Rehan, Sin, dan Yuriko. Mereka berlari dan ketiga gadis mungil itu memeluk tubuh Dhyza sedangkan kedua cowok itupun berada didepan Dhyza bak tameng.
"Aku kecewa" batin Yuu yang mungkin dibaca oleh gadis merah muda itu.
Hena mengkerutkan alisnya binggung dengan cowok yang berada didepannya ini. Dia mau jadi pahlawan lagi?!
Yuu yang merasa diperhatikan oleh Hena pun menoleh dan menampilkan senyuman lembutnya, membuat jantung gadis itu berdegup aneh.
"Bukankah Yuu menyukai Dhyza? Lalu kenapa dia berada didepanku sekarang?!" Jerit Hena dalam hati berpikir sendiri dengan otaknya.
"Yuu, apa yang kau lakukan hah?!" Bentak Yuriko, si gadis kacamata yang biasanya pendiam dan tenang sekarang menjadi ganas.
"Yuu kenapa kamu berada dipihak Hena, sedangkan gadismu kamu tinggalkan?!" Tambah Gita membuat suasana semakin panas.
Yuu masih terdiam.
"Cowok brengsek kau Yuu!" Kali ini Yuu tak bisa mengawal emosinya yang sudah ingin meluap mendengar ucapan Erina.
"Aku bukan cowok yang seperti kalian ucapkan!"
"Lalu kenapa kau ada dipihaknya?!"
"Dia cuman gadis kecil yang merupakan teman kita, terus kenapa aku tak boleh melindunginya?" Suara Yuu merendah bak nada yang sangat kecewa
"Dia pernah mencoba membunuhmu Yuu, sadarlah!!"
"Aku benar-benar kecewa..." seketika Yuu melesat meninggalkan puing puing emas seperti listrik.
Hening. Tak ada yang ingin angkat bicara karena tak ada yang memahami suasana panas ini.
Semuanya membuang muka terhadap Hena, sedangkan gadis itu hanya bisa tersenyum tanpa sadar meneteskan air matanya.
"Entah kenapa, aku menjadi sosok penjahat ya bagi kalian. Hahaha"
Sontak semuanya membelalakkan mata, terkejut bukan main atas perlakuan Hena sekarang. Apa segitunya dia dibenci?
.
.
.
Di sebuah danau yang luas dengan satu pohon tertanam di perbatasan danau itu. Angin semilir menyibak surai silver milik laki-laki yang tengah mengutuk dirinya sendiri.
Frustasi. Itu yang dia rasakan, apa dia yang membuat kedua gadis yang bersahabat itu bertengkar.
"Cih! Sialan!" Umpatnya sembari meninju batang pohon besar yang sedang menari mengikuti alunan angin.
"Wah wah, yang kita tunggu sekarang udah datang. Well gak jadi hancurin istananya deh.."
Yuu langsung menoleh dengan tatapan tajamnya kepada cowok yang tengah duduk diatas pohon. Musuh bebuyutan Yuu yang sudah lama hilang selama 14 tahun.
"Zeran"
"Yo Yuu, lama tak berjumpa" ujar Zeran yang tengah melambaikan tangannya kepada Yuu.
"Untuk apa kamu kemari hah?!" Bentak Yuu, mungkin emosinya terlepas saat ia akan membunuh cowok didepan matanya ini.
"Tentu saja untuk membunuhmu"
.........................................................................
Sorry lama banget offnya, hampir beberapa bulanan gue hiatus. Hape gue rusam soalnya, oke deh jangan lupa votementny ditunggu.
Bye salam kangen Kth-08 ^^
Next>>>>
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Area [★DF★]
FantasySebuah dendam yang masih terpendam amat menyakitkan, tak bisa dikeluarkan. Itulah derita seorang putri di sebuah Kerajaan Dinasty Fantasy. Ia sempat ingin menghancurkan kerajaanny sendiri karena depresi. Namun suatu hari, ia bertemu dengan seorang l...