Live is a choice (part 6)

13 5 0
                                    

Bismillahirrohmanirrahim

~~~

*Sy*

Ranjau bertebaran

Typo abaikan...

Read>like>coment
21+

>>>
Jiwon terbangun saat merasakan ada seseorang yang mendengus lehernya. Dia membuka matanya. Terkejut dan mendorong heechul. Heechul jadi terkejut juga karnanya

"Wae? Kenapa kau terkejut melihat ku?" Tanya heechul

Melihat itu adalah heechul, jiwon baru sadar. Setelah satu permainan di kamar mandi tadi, heechul membawanya ke ranjang dan melanjutkan permainan kedua dan setelah itu mereka tertidur. Jiwon masih bisa merasakan sedikit nyeri di bagian tubuhnya yang paling sensitif itu.
"Ma-maaf" katanya kemudian

"Kenapa kau canggung? Aku suami jiwon-ah!" Heechul tau kalau ini pengalaman pertama jiwon dan heechul merasa geram melihat jiwon dengan tingkahnya seolah-olah melakukannya dengan orang lain

Heechul mendekati jiwon, memeluknya dari belakang. Jiwon merasa geli saat kulit mereka saling bersentuhan tanpa penghalang. Kemudian heechul mencium leher jiwon dengan sangat bernafsu

"Aah--" desah jiwon pelan, tanpa ia sadari dan itu membuatnya merutuki dirinya sendiri yang selalu mendesah atas perlakuan heechul

"A-aku mau mandi dan menyiapkan makanan, aku akan ke kantor pagi ini" kata jiwon berusaha melepaskan diri dari pelukan heechul dan jiwon harus segera mengakhiri ini dan lekas pergi ke kantor

Heechul kembali menariknya dan menidurkannya. Lalu dengan cepat heechul naik ke atas tubuhnya. Heechul mulai mendekatkan wajahnya

"Ani..ani..oppa..aku harus ke kantor dan siwon oppa pasti menunggu ku" jiwon tau usahanya membujuk siwon tidak akan semulus yang ia bayangkan, tapi setidaknya jiwon mencoba dan jiwon sudah cukup melakukannya. Tapi tidak dengan heechul yang kelihatan masih bernafsu dan terus mau melakukannya lagi. Jiwon masih menghindar dari heechul yang bibirnya mau menciumnya lagi. Tapi karna usahanya tidak berhasil, heechul jadi mencium lehernya

Tangan jiwon berusaha mendorong pundak heechul agar menjauh. Dia berhasil melepaskan diri, mulai merangkak untuk lari. Tapi heechul menarik kakinya kembali dan berhasil mendapatkannya kembali

"Mau kemana chagi? Siwon pasti mengerti! Jadi jangan khawatir! Kita nikmati waktu kita berdua" kata heechul yang kembali menindih jiwon. Kini heechul menahan tangannya jiwon dengan kuat di samping kepalanya dan memastikan dia tidak akan lepas lagi

Keadaannya makin genting, jiwon tidak bisa lari kemana pun dan itu sangat buruk baginya.

Heechul tersenyum menatap jiwon

"Rasanya jadi sedikit menantang saat kau menolak melakukannya lagi. Ini menyenangkan" heechul makin tersenyum dan mencium apapu yang dapat diraihnya

"Oppa.. kita bisa lakukannya lagi nanti. Biarkan aku mandi dan setelah itu kita makan, aku sudah lapar, apa kau tidak lapar?" Jiwon berusaha mengalihkan perhatian heechul dan berharap heechul tidak mau melanjutkan permainan panas mereka yang entah berapa kali mereka melakukannya dan jiwon samgat lelah karna permainan heechul. Tapi tidak dengan heechul

"Tapi aku mau sekarang dan kau tidak boleh menolak ke inginan ku" bisik heechul lalu mencium leher jiwon

"Mmh--" jiwon berusaha menahan dirinya agar tidak mendesah dan tidak menuruti kemauan heechul.
Namun suaranya tak bisa ditahan lagi saat heechul sampai ke dadanya

"Ah" desah jiwon saat heechul mendapatkan kedua dadanya.

"Op--oppa" pekiknya saat di rasanya heechul ingin memasukkannya lagi.

Heechul melihatnya.
Jiwon balas menatap heechul berusaha mengiba. Ia hanya takut ini akan sesakit yang pertama

Heechul tersenyum sengit lalu mengulum bibir jiwon dengan lembut, dengan tangan meraba dada. Pelan-pelan membuat jiwon kembali panas. Lalu perlahan berhasil memasukkannya lagi. Tangan jiwon meremas pundak heechul, khawatir itu akan sesakit yang pertama.

"Sekarang mendesalah lebih keras" kata heechul

Jiwon menutup rapat mulutnya dan menggeleng. Heechul tertawa dibuatnya, dia mulai menggerakkan tubuhnya pelan, lalu sedikit demi sedikit mempercepatnya. Jiwon jadi terbawa nafsu dan jiwon menikmati permainan heechul dan pada akhirnya benteng pertahanannya roboh

"Mmh... ah, oppa.." desah jiwon pada akhirnya yang memang menikmati setiap perlakuan heechul padanya

"Ssh..ahh.." desah heechul saat berhasil memasukkannya dengan mulus dan mulai memaju mundur kan tubuhnya

"Hmm..chagi" desah heechul dengan nafas memburu tepat di telinga jiwon dan melanjutkan mencium lehernya

Jiwon mendongak dan mendesis, tidak bisa di pungkiri kalau ia sangat menikmatinya juga. Perlakuan heechul benar-benar membuatnya gila dan jiwon tidak bisa menolaknya meskipun tubuhnya tidak menginginkannya tapi hatinya tidak

"Tu-tunggu, oppa jangan buat bekas ciuman di leher ku" pekik jiwon mengetahui apa yang dilakukan heechul, jiwon bisa malu nanti kalau sampai ia bekerja

Heechul menahan kepala jiwon agar tidak menjauh, masih memaju mundur kan pinggulnya

"Ahh.. oppa.. mmh"

Heechul menarik kepalanya setelah selesai. Tersenyum menatap jiwon. Lalu mengulum bibir jiwon dengan sangat bernafsu dan bergerak lebih cepat lagi.

Desahan jiwon sudah menjadi-jadi. Setelah berapa lama Heechul mempercepat gerakannya dan detik berikutnya menghantam pinggulnya dengan kuat lalu berhenti. Meluruskan punggungnya, lalu menahan paha jiwon dan menari pinggang jiwon kuat-kuat dan menahannya agar masuk sedalam-dalamnya. Mereka sudah hampir mencapai klimaksnya

"Ahh.." desah heechul pada akhirnya. Heechul mencapai klimaknya dan setelah itu mengelurkannya di dalam

Jiwon berusaha menarik tubuhnya menjauh. Tapi heechul justru menariknya agar masuk lebih dalam lagi. Heechul kembali mendekatkan wajah hingga dahi mereka beradu. Setelah itu mulai mencium dan menjilati leher jiwon dan telinganya. Sepertinya heechul tidak lelah dengan permainan panas mereka, entah sudah berapa ronde heechul main kan. Heechul bahkan sudah beberapa kali mencapai klimaksnya.

"Ahh..oppa" kata jiwon mendesah cukup keras saat heechul menjilat dan lau melahap dadanya. Tangan jiwon dengan gemas menjambak rambut heechul. Menekan kepala heechul makin dalam karena justru terasa geli jika tak melakukannya. Tubuh keduanya bergerak seirama bersamaaan dengan hujaman keras heechul yang kini di rasa jiwon sangat nikmat, membuatnya lupa diri.

Heechul menarik wajahnya, mendongak dan menghujami jiwon makin keras.
"Fuck!!" Ungkapnya meluapkan apa yang apa yang ia rasakan. Betapa nikmatnya apa yang tengah ia daki kini. Kenikmatan yang tidak akan pernah di dapat dan ini kenikmatan duniawi yang paling indah

"Menyerahlah pada ku" bisik heechul yang kemudian menjilati lubang telinga jiwon

"Akh.. oppa" pekik jiwon memejamkan matanya erat. Memeluk tubuh heechul semakin erat juga, berusaha menekan hasrat yang menggelitik tubuhnya dengan hebat itu. Akhirnya menyerah juga dan melepaskan semua desahannya. Membuat heechul makin bersemangat menjajahi tubuh jiwon

Sudah cukup lama ke duanya bergulat dengan hasrat. Hingga peluh menetes dan menyatu di antara keduanya. Terasa panas walaupun pendingin udara masih menyala.

Hingga akhirnya heechul berada di puncak pendakiannya. Ia meremas bantal yang ada di sampingnya dan menghujami jiwon semakin cepat dab juga keras. Menghantam sekuatnya bersama erangan saat akhirnya melewati tepian itu. Berubah lemas penuh kelegaan dan lalu menjatuhkan tubuh diatas tubuh yang berkeringat tubuh di bawahnya. Hening beberapa saat. Yang terdengar hanya suara nafas yang seirama melambat beruabah menjadi tenang.

"Minggirlah.. Oppa kau berat" kata jiwon mendorong heechul agar menyingkir darinya.

Heechul memindahkan tubuhnya ke samping jiwon dan memeluknya dengan erat. Tangannya tetap bermain di dada jiwon yang terasa kenyal dan heechul menyukainya. Di remasnya dada jiwon lembut sambil memejamkan matanya dan kembali tidur dengan nyaman

To be continue..

Live Is A ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang