=2=

128 16 6
                                    

     Petang hari saya sudah pulang. Yang tentu sudah bisa ditebak betapa bahagianya saya bisa bercumbu ria dengan kasur empuk kita. Malas dan rasa kantuk sedang menjajah kuat di sepenjuru tubuh. Sehingga tanpa mengisi perut—dan tentunya mengabaikan rasa lapar—saya langsung saja merajut mimpi.

     Mata kecil saya mengerjap pelan. Tempat ini terasa familier di kepala. Astaga! Inikan tempat kita berjumpa pertama kali! Ada apa coba Oneiroi, sang Dewa Mimpi membawa saya kemari?

     Kedua rungu saya menajam, saya samar bisa mendengar langkah kaki mendekat. Saya langsung memutar badan, mencoba melihat sekitar rooftop apartment saya dulu. Namun tidak ada siapa - siapa.

     Sampai tubuh tinggi tegap berjalan dengan santai di rembulan. Tunggu apa? Dia berjalan di atas bulan yang seperti menjembatani kami? Sebentar, sejak kapan bulan berada begitu rendahnya?

     Jarak diantara kami perlahan berkurang. Dan ketika dia ada di puncak lengkungan bulan, dia tersenyum memandangku. Senyuman yang membuat pipinya terdapat lekukan kecil kubalas dengan kurva ke atas pula. Itu kamu. Saya hapal sekali dengan lesung pipimu. Namun saat ingin melanjutkan, tiba-tiba kesadaran telah menguasaiku.

*TBC*

Ineffable || Kim Namjoon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang