ㅡ1.

462 46 4
                                    

"Ah, laper banget." gerutu Hyewon sambil beranjak dari sofa dan membuka pintu kulkas.

Saat ia hendak mengambil sebuah apel tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya.

"Ini Hangyul." terdengar suara dari seberang pintu.

"Bawa makanan gak lo? Kalo bawa gue bukain."

"Ya bawalah."

Hyewon pun membuka pintunya.

"Masih ngerjain skripsi?" tanya Hangyul.

"Masih dong. Ayo masuk!"

"Anak fakultas gizi mah sibuk ya."

"Iyalah, emangnya fakultas teknik."

"Hehehe. Nih tadi sesuai pesanan gue bawain ramen."

"Lo memang sahabat yang paling bisa mengerti gue." ucap Hyewon sambil tersenyum dan mengambil kantong plastik tersebut dari tangan Hangyul.

"Cih, makan mulu." ucap Hangyul sambil duduk diatas sofa tepat disebelah Hyewon.

"Gapapa, sehat tau."

"Oh iya, by the way,"

"Kenapa?"

"Gue abis sparing sama Yohan."

"Yang menang Yohan kan?"

"Gue lah."

"Dih, gue pengennya dia yang menang."

"Kenapa?"

"Gak kok."

"Suka ya lo sama Yohan?"

"Ganteng sih emang,"

"Tapi. ."

"Masih gantengan gue kan?" Hangyul tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke Hyewon.

"Apaan sih ah! Mau dicolok matanya pake sumpit?"

"Eh, ampun nyai." Hangyul langsung menutup wajahnya dengan bantal.

"Adik lo gapapa sendirian di rumah?" Hyewon mengalihkan topik pembicaraan.

"Oh, Chaeyeon? Dia mah sibuk latihan nari mulu."

"Lo kenapa gak suka ikut latihan nari lagi, Gyul?"

"Semenjak latihan nari terus gue jadi jarang nikmatin waktu luang sama orang terdekat."

"Termasuk gue?"

"Kalo iya?" goda Hangyul sambil menaikkan alis matanya.

"Pasti iya dong."

"Hehe iya."

"Hmmm, udah abis ramennya. Bentar ya, gue naruh piring dulu."

"Iya."

Hangyul berpindah posisi dan mendekatkan matanya ke layar laptop Hyewon.

"Hmmm, ternyata gini skripsian."

"Ya emang selama ini lo gak pernah skripsian apa?"

"Ya pernah sih, tapi gue belum sebanyak punya lo. ."

"Gyul, jangan santai-santai nanti gak kelar-kelar kuliah lo."

"Abis gimana- males."

Hyewon tiba-tiba mencubit lengan Hangyul.

"SAKIT!"

"Lebay."

"Tuhkan merah." Hangyul ngusap-ngusap lengannya."

"Jangan kayak bayi deh. Badan gede gitu."

"Ampun nyai."

Tiba-tiba nada dering handphone Hyewon berbunyi.

"Eh, hp gue ada dimana?"

"Ga liat."

"Ih coba geser dulu, jangan-jangan kedudukan sama lo!"

Hangyul menggeser badannya dan benar saja handphone milik Hyewon diduduki olehnya.

"Ah kenapa didudukin sih!"

"Ih ga liat sumpah."

Hyewon dengan cepat mengangkat teleponnya.

"Halo, Hyewon?"

"Halo?"

"Gimana? Jadi malem mingguan?"

"Ooh. . Jadi kok, tapi sebentar ya mau skripsian dulu."

"Ah iya, kalo udah selesai telepon lagi aja."

"Oke, nanti lagi ya!"

Panggilan pun terputus.

"Siapa?" tanya Hangyul dengan serius.

"Temen."

"Yohan?"

"Hah?"

Sekarang giliran handphone Hangyul yang berbunyi.

"Kak, jemput dong!"

"Oh, udah pulang, Chae?"

"Iya, tapi nanti mampir dulu ke minimarket ya."

"Tempat biasa kan? Langsung berangkat nih."

"Iya."

"Oke, tunggu."

"Hye, gue jemput Chaeyeon dulu."

"Cepet banget? Gak mau nemenin gue dulu?"

"Hmmm, nanti kalo gak jemput ibu negara marah."

"Dasar, yaudah sana jemput."

"Gue tinggal ya?"

"Iya, salam ke Chaeyeon juga."

"Oke!"








Huhuhu ini first time banget nulis story tentang anak X1 sama IZ*ONE!

Maaf guys kalau ada kesalahan pengetikan, harap dimaklumi. Hehehehe.

Bestfriend \ Hyewon + Hangyul.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang