1

96 5 0
                                    

Adifah menatap layar laptopnya dan menggigit ujung kukunya.Benar benar surat aneh,Tetapi Mr. Raditya, pernah berkata."katakan sesuatu tetang dirimu, dan tanyakan sesuatu pada teman penamu itu.

"Adifah sudah melakukan semuanya, walaupun tidak persis kayak yang Mr. Raditya ajarkan. Habisnya dia tidak bisa berkonsentrasi.

"Aduh!" teriak Adifah ketika kulit jarinya terluka akibat gigitan keras tanpa sengaja. Mr. Raditya melintasi ruangan tempat dimana Adifah sedang duduk, dan melihat Adifah berteriak dari depan ruangan tempat Adifah sedang duduk. "Adifah? Apa ada masalah dengan laptop mu?" tanya Mr. Raditya.

"Bukan laptop saya," jawab Adifah sambil nyengir malu-malu. "Tapi otak saya. Sepertinya tertinggal di rumah." jawab Adifah sambil nyengir malu-malu.

Mr. Raditya mendorong salah satu kursi yang ada di tempat Adifah sedang duduk. " perlu bantuan?" tanya Mr. Raditya.

"Oh, tidak, tidak, tidak!" teriak Adifah, takut gurunya datang membantu membuatkan surat yang sebenarnya mudah. "Tadi saya kesulitan memilih kata-kata untuk menggambarkan perasaan saya, tapi sekarang udah ketemu kok." jawab Adifah.

Untuk membuktikan perkataannya, Adifah menaruh jarinya di keyboard dan berpura-pura mengetik cepat: fyuiwiwih gdeixyjsow wassalam tyiks.

Biasanya tugas mudah seperti menulis surat kepada teman pena seperti ini tidak sulit baginya. Tapi semalaman dia tidak bisa tidur, cuma bergulak-gulik di tempat tidurnya. Dia terlalu bersemangat. Hari ini Adrilland High School akan mengadakan pencalonan beberapa anak untuk menjadi ketua murid, dan dia salah satunya. Hampir dua tahun Adifah merencanakannya. Ketika harinya tiba, dia sangat gugub sampai tidak bisa berkonsentrasi pada hal lain. Otaknya lumpuh.

"Eh, Mr. Raditya Kapan kami bisa bertemu dengan teman curhat kami?" Adryan berseru dari belakang kelas.

"Kalian tidak boleh bertemu, Adryan. Kalian hanya boleh saling menulis surat. Bukankah sudah kuberitahu?" Mr. Raditya untuk ke beberapa kali sambil mengusap kepalanya yang botak. "Kau, dan semua murid di sekolah ini, berbagi perasaan dan masalah dengan orang lain. Tapi kau tak perlu khawatir dia akan memberitahu orang lain, karena dia tidak tau siapa kau . Begitu pun juga sebaliknya."

"Sayang sekali." Tony memiringkan kursinya ke belakang dan menaruh sebelah kakinya di bangku seberang. "Surat yang kubuat bagus nih."
Adifah nyaris tersedak. Tony yang tidak pernah bikin PR saja tugasnya sudah selesai, sementara dia mulai pun belum.

Evan mengangkat tangan. "Kalau kami tidak ketemu, berapa lama kami harus mengiriminya surat?"

"Satu bulan." Mr. Raditya beranjak ke papan tulis, di papan dia menulis 30 Oktober dan melingkarinya. "Setelah itu terserah kalian ingin terus surat-suratan atau bertemu langsung." Kata Mr. Raditya.

Program Curhat adalah salah satu gagasan penasihat sekolah Adrilland untuk membantu para murid menjalankan kehidupan di sekolah menengah. Masing-masing murid di beri e-mail tanpa nama dan pasangan curhat. Salah satu tugas pertemuan konseling yang dilakukan dua kali seminggu ini adalah murid-murid harus berkomunikasi dengan pasangan curhat masing-masing. Para penasihat berharap murid-murid dapat saling berbagi masalah, tak peduli masalah itu besar atau pun kecil.

Mr. Raditya berdiri dan mengumumkan. "Ingat ya! Program Curhat ini mengenai perasaan kalian sesungguhnya. Bersikaplah jujur dan ikuti saja kata hati kalian."

Perfect StrangersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang