1. Jung dan Kehidupan Baru

34.6K 2.7K 283
                                    

WILD © 2019 REONBY

Drama | Polyamory | Mafia!AU

N O R E N M I N

.

RENJUN menghela napas kasar. Netra sewarna madu berpendar malas menatap kerumunan manusia yang sedang berbincang disetiap sudut ruangan, terdengar bising dengan gelak tawa dan perkataan random yang terdengar samar. Rasa lelah menghujam setiap sendi karena seharian ini harus memasang senyum dan bersalaman dengan setiap orang yang mengajaknya untuk berbicara, entah itu berbasa-basi saja atau hanya menanyakan hal pribadi yang tak begitu penting. Sejujurnya Renjun enggan terlalu lama bertemu dengan manusia-manusia yang bahkan tidak dirinya kenal, tapi pesta pernikahan bahkan baru dimulai tiga jam yang lalu dan dia sudah merasa lelah seperti baru saja mengelilingi lapangan indoor sekolahnya yang luar biasa luas itu.

Oke, terlalu hiperbolis.

Dan ngomong-ngomong tentang pesta pernikahan, pemilik pesta ini sedang berjalan menuju ke arahnya dengan segelas minuman di tangan. Seorang perempuan yang masih terlihat cantik meski usianya tidak lagi muda, melangkah anggun dengan gaun yang terlihat pas dan indah ditubuhnya. Renjun tersenyum teduh menatap bagaimana Ibunya terlihat cantik dan mempesona malam ini. Selalu mempesona dan bisa menarik perhatian sekitar hanya dengan eksistensinya.
Ibunya seperti bidadari.

"Lelah sayang?" Bae Irene−Ibunya menyerahkan minuman dalam gerakan anggun dan duduk di sampingnya, menatap sang putra semata wayang dengan sorot lembut disertai senyuman sama lembutnya. Ah, cantik. Ibunya selalu terlihat cantik.

Renjun balas tersenyum setelah menyesap minuman yang ternyata adalah air madu hangat kesukaannya. Ibunya selalu tahu apa yang ia butuhkan, bahkan mungkin dalam sekali lihat. Kepala mengangguk sopan setelah meletakkan gelas pada meja di belakang tubuhnya, "Ya, bagaimana pun ini adalah pesta, itu pasti melelahkan meski yang kulakukan hanya berdiri dan memasang senyum lebar." Lirihnya disertai senyuman lelah yang langsung membuat Irene iba.

Wanita itu merapikan helaian hitam rambut anaknya, menatap sayang pada bocah lelaki yang telah ia lahirkan dengan susah payah dan ia besarkan penuh pengorbanan. “Ingin pulang? Mama bisa meminta sopir untuk mengantarmu kembali ke rumah lebih dulu."

Renjun menggeleng, menangkap lembut tangan Ibunya untuk dia usap. "Tidak perlu, aku masih bisa mengatasinya. Ini adalah pesta pernikahan Mama, aku tidak bisa melewatinya begitu saja. Lagi pula air madunya bekerja dengan baik, terima kasih untuk itu."

Hela napas lembut terdengar samar di tengah alunan musik klasik yang berkumandang di tengah ruangan megah yang menjadi terselenggaranya pesta. Irene menatap penuh sayang manik cokelat anaknya yang berbinar polos, terlihat murni dan tak ternoda meski ia tahu itu hanyalah apa yang terlihat.

"Apa tidak apa-apa untukmu?" raut penuh kebingungan anaknya membuat Irene terkekeh, sebelah tangan mengusak lembut helai hitam yang mulai terasa kusut, "Mama menikah lagi, apa tidak apa-apa untukmu?"

Karena Irene tahu anaknya adalah sosok yang sulit menerima dan beradaptasi di lingkungan baru. Apalagi Renjun juga mempunyai trauma yang mendalam dengan mantan suaminya, asal mula segala permasalahan di hidup mereka. Pribadi Renjun memang terkesan tertutup dan sukar di dekati, banyak faktor yang mempengaruhi hal itu dan dia mengetahuinya dengan baik.

"Kita pernah membicarakan ini," Renjun mengusap tangan lembut Ibunya yang masih di dalam genggaman, "apapun, asal Mama bahagia dan kehidupan kita menjadi lebih baik lagi."

WildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang