********* SCANE 16 **********
Andhikapun tertidur, tapi benaknya masih bercerita tentang hidupnya.
"aku mesti jalankan semua anganku tuk hidup denganmu, tapi aku juga melupakan dia dan membuatnya sakit dan lebih sakit hati.".
Andhika masih saja berpikir dengan matanya yang sudah terpejam berat."Haruskah aku memiliki keduanya, tapi tak mungkin?.............. sedang cinta hanya cukup satu, dan salah satunya harus menderita,......... atau mungkin tak akan bertemu dengan cinta, karna harus ada dua yang dipilih,............. Tapi hatiku hanya memilih satu,................ Akh,............ keputusan yang berat dan harus menyisakan satu penderitaan, kuharap kau akan mengerti dan membiarkan aku bahagia.".
Tak terasa Andhika tertidur dan jemari - jemarinya pun mulai terjatuh dari pangkuan dadanya.
********* SCANE 17 *************
Shireen dengan terkantuk, masih saja menatap wajah - wajah Andhika yang pernah dimuatnya dalam album Laptopnya, dia masih saja menatap wajah Andhika, dan terus menyapu air matanya yang mulai jatuh. "maafkan aku yang sudah membuatmu tak nyaman, karna aku yang memaksakan cinta kepadamu, aku masih cinta dan berharap, tapi aku sudah janji And, untuk meninggalkanmu jauh - jauh demi kamu yang menginginkan Fa',................ Kuharap kamu terus bisa hidup dengan bahagia bersamanya, aku akan berusaha melupakanmu Andhika, aku janji, dan ini janjiku.". ungkap Shireen sambil menggenggamkan jemarinya dan perlahan terpejam.
*******************************
Shireen masih saja termenung dan terpikir tentang dirinya dan cintanya, Taxi itu terus saja membawanya tanpa arah pasti dan tanpa tujuan, terlihat mata Shireen yang berair dan dia mencoba untuk tak menangis saat teringat suara Andhika, "Maafkan aku Shireen, maafkan jika aku tak pernah akan hidup bersamamu, walau kita sudah tau bagaimana tentang dan kisah cinta palsu kita yang pernah ada, aku menyesali atas segalanya yang pernah terjadi pada kita berdua.". suara Andhika masih saja terngiang dalam benaknya, saat mereka berdua diair terjun itu, tiba - tiba Shireen tertangis tanpa bisa membendungnya. "aku lebih menyesal lagi bila cinta ini harus dipaksakan dan ku terima dengan terpaksa,.............. aku akan menyesal Shire, aku akan menyesal,................. maafkan aku yang tak bisa memenuhi cintamu, maafkan aku.". Shireen makin tertangis mengenang atas semua itu, sedang Taxi itu sudah jauh membawanya pergi. "ini yang terbaik untukku, meninggalkan kota ini agar bisa melupakanmu Andhika, maaf jika selama ini aku slalu membuatmu kesusahan, dan terus memaksakan keinginanku.". shireen menghapus air matanya dan mulai terdiam atas segalanya, dan saat dia sadar, ternyata taxi itu masih berada dalam kota dan terdiam dipinggir jalan. Saat dilihatnya keluar, ternyata Taxi itu dalam perbaikan. Shireen pun duduk dipinggiran jalan sambil menunggu selesainya taxi itu, tanpa disadarinya, sosok yang tak asing baginya, sudah meremes pundaknya, sesaat mereka bertatap, Shireen hanya menatapnya dengan kecut dan mata yang masih basah saat mendengarkan ucapannya. "Shireen, trima kasih atas segalanya,................. kupikir cuma kamu yang mengirim email - email itu kepada Faizah?". Shireen sangat terkejut dan menatapkan kepalanya kebawah, sesaat dirasakannya Andhika duduk disampingnya dan menggandengnya erat dipundak. "maaf jika aku harus berprasangka kepada kamu Sheer?". ucap Andhika kalam dan meraih jemari Shireen, Shireen hanya bisa terdiam dalam kesedihannya. Dan perlahan menatap Andhika sambil menyapu air matanya. "maafkan aku yang telah mencoba merusak impian kamu kepada Faizah, dan maafkan aku bila sudah membuatmu tersakiti oleh email - email itu.". Ucap Shireen dengan nada bergetar dan pelan. Mereka saling tatap, mata Shireenpun mulai berkaca - kaca kembali. "sekali lagi aku minta maaf jika Faizah belum memasukkan dirimu kehatinya, karna email - email itu.". Ungkap Shireen dan tak bisa menahan air matanya lagi, Andhika hanya bisa terdiam dengan senyuman kaku dan sedih. Andhika menghapus air mata Shireen dengan perlahan, dengan cepat Shireen menepisnya dan menghapus air matanya sendiri. Dengan mengejutkan, Andhika memeluk Shireen dengan eratnya, Shireen pun terkejut tanpa bisa mengelak. dia menangis sejadinya dipelukan andhika dan berucap. "aku bahagia bila bersamamu, pelukanmu adalah bagian kesederhanaan dari cinta matiku,...cukup disini,...direlung hati ini, untuk mencintaimu lebih, aku tak bisa memberikan lebih, hanya ketulusan yang aku punya sebagai pengorbananku, dan tanggung jawabku untuk mengabadikan kisah cinta kita, dan menjagamu dalam masa cinta terindah kita.". Andhika hanya terdiam dan masih memeluk Shireen, "tapi semuanya tak pernah berlanjut dan tak pernah terjadi lagi.". ungkap Shireen kembali sambil terisak. Dan Shireen pun mengakhiri pelukan Andhika berucap pelan, saat sopir itu sudah menatapnya untuk masuk. Shireen makin tertangis merasakan pelukan Andhika yang sudah lama tak dirasakannya. "Andhika, sudah selesai?''. ucapnya pelan sambil terisak. "lepaskan pelukanmu Andhika,.......... saya tak punya harapan untuk bersamamu, jangan kamu beri lagi kepadaku dengan pelukan seperti ini.". Ucap Shireen sambil melepaskan pelukan Andhika yang kuat, sesaat mereka saling tatap. Andhika tampak berkaca - kaca matanya menatap Shireen, "maafkan saya Sheer, karna cinta hanya memilih satu, tak mungkin dua.". Ungkap Andhika sambil meraih jemari Shireen, Shireen hanya terangguk dengan tangisan kecilnya yang tak bersuara. "aku meninggalkan kota ini untuk melupakan kamu,....... Trima kasih atas segala kebaikan kamu.". ucap Shireen dengan nada bergetar dan terisak, sambil melangkah menuju pintu Taxi yang sudah menunggunya dari tadi. Shireen makin tertangis dan terisak, Andhika pun tak bisa membohongi matanya untuk menangis. Taxi itupun meninggalkan Andhika sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA ANDHIKA
Romanceketika Andhika harus dihadapkan dengan 2 cinta, dia harus memilih Faizah dan melupakan tentang Shireen yang pernah selalu mendampinginya, hingga Shireen sungguh terluka, dan harus menyadari, kalau cinta tak bisa dipaksa.