3

442 60 4
                                    

"Jadi bener Peta selingkuh dari lo?" tanya Eli.

Eli bisa mengetahui kabar Peta selingkuh dan dilihat secara langsung oleh Lala dari Amel yang datang menjemputnya saat ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

Lala menaruh cangkir berisi teh hangat ke meja setelah menegak tehnha. "Udahlah Li, gak usah sebut-sebut nama Peta lagi. Gue sama dia udah gak ada hubungan apa-apa lagi," jawab Lala malas.

Sekarang ini Lala bersama Eli sedang istirahat makan siang sebuah kafe yang biasa mereka kunjungi saat jam istirahat makan siang.

"Aduh, Lala. 'Kan udah gue ingetin sama lu, jangan terlalu yakin kalo Peta itu baik dan setia. Buktinya aja dia selingkuh 'kan di belakang lo? Padahal kalian pacaran sejak kuliah, sejak kuliah, inget?" ucap Eli dengan menggebu-gebu karena emosi sahabatnya diselingkuhi.

"Tahu deh. Salah gue juga sebenernya. Gue gak pernah kepo-kepoin dia, nanyain dia lagi di bmana, sama siapa, ngapain, gak pernah. Mungkin dari situ Peta bosen sama gue. Secara hubungan gue sama dia itu flat."

"La, dengerin gue ya, lo kaya gitu artinya lo itu ngejaga privasinya si Peta, walau kalian itu dalam status pacaran. La, kalo beneran cinta itu gak ada kata bosen atau jenuh. Ini mah Peta-nya aja yang gak beneran cinta sama lo sampe-sampe dia selingkuh dari lo."

"Iya, gue ngerti. Gue ke toilet dulu ya."

Lala beranjak dari duduknya lalu berjalan pergi menuju toilet untuk menuntaskan sesuatu, sementara itu Eli mengambil buku menu di atas meja dan mulai melihat-lihat menu untuk ia pesan.

Saat sedang membaca buku menu untuk memesan tanpa sengaja Eli mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Karena penasaran ia menurunkan buku menunya sedikit untuk mengintip dan terkejut melihat Peta datang ke kafe bersama seorang perempuan yang dulu selingkuhan kini sudah menjadi kekasih.

"Omg! Kenapa Peta sama itu cewek ke sini ya. Eh, iya kan dia suka ke sini kalo jam makan siang. Aduh, duh, duh, jangan sampe Lala lihat mereka ada di sini, bisa-bisa dia tambah baper," batin Eli panik sambil memakai tali tas kecilnya ke bahu lalu beranjak pergi menuju toilet menyusul Lala.

Sementara itu Lala ternyata sudah keluar dari toilet dan berjalan menuju mejanya dan Eli, namun ia langsung berhenti begitu Eli menghampirinya dengan ekspresi panik.

"La, anterin gue ke kantor ya sekarang. Ada urusan ngedadak nih," pinta Eli yang merupakan bagian rencananya agar Lala tidak melihat Peta dengan kekasihnya di kafe.

"Lu bisa sendiri 'kan ke sana, gue mau makan siang dulu di sini, oke," tolak Lala seraya melangkahkan kaki menuju meja, namun langsung ditahan Eli.

Eli terus berusaha membujuk Lala untuk segera pergi dari kafe, namun Lala masih bersikeras untuk tetap berada di kafe dan menyuruh Eli untuk pergi hingga akhirnya tanpa sengaja matanya melihat Peta sedang berduaan dengan kekasihnya.

Perempuan yang bernama Anin langsung melihat Lala dari mejanya kemudian ia mengajak Peta menghampiri Lala untuk pamer.

Lala yang sudah tidak tahan melihat Peta bersama Anin memutuskan untuk pergi dari kafe namun baru beberapa langkah kakinya melangkah tangannya langsung ditahan Anin.

"Eits, mau ke mana sih buru-buru banget?" tanya Anin dengan sinisnya. "Gak kuat ya nerima kenyataan kalo Peta udah gak sama lo lagi?"

"Dengerin ya, gue gak peduli soal apa yang lu bicarain itu dan gue gak ada waktu berurusan sama cewek yang ngerebut pacar orang," balas Lala emosi sambil mendorong bahu Anin.

"Kurang ajar lo." Anin yang terpancing langsung mengambil gelas berisi air dan menyiramkan air yang ada di gelas tersebut ke arah Lala.

Namun air yang disiram Anin justru tidak membuat Lala basah karena seseorang tiba-tiba datang melindungi Lala dengan nampan. Dan orang itu adalah Azizi.

Malaikat Pelindung Untuk LalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang