6.

225 31 4
                                    

Raka terus fokus melihat ponsel nya. Berharap ada balasan dari Didi. Tapi sejak tadi siang nihil. Bahkan Didi tidak membaca pesan Raka yang mengajaknya pulang bersama tadi siang.

"Maa, boleh pake baju ga nih? Masa gini terus?" Teriak Raka dari kamarnya. Ia memang sedang bertelanjang dada, setelah sang Mama mengoleskan salep pada luka di punggungnya dan melarang Raka untuk memakai baju untuk beberapa menit.

"Ntar dulu, Mas! Lima menitan lagi! Tunggu salepnya kering" Mama juga balas berteriak dari luar.

Karena bosan, Raka kembali membuka ponselnya dan membuka aplikasi instagram. Menscroll beberapa postingan yang muncul dari following nya.

Sampai Raka melihat postingan Tsabina dengan Didi yang meninggalkan komentar disana. Ia jadi mengernyit, menyadari Didi aktif dan sengaja mengabaikan pesan nya.

Raka menggerakkan jarinya, membuka akun Didi yang ternyata terkunci. Ia berdecak, sedikit kesal karena tidak bisa melihat isi akun Didi. Ia berfikir sejenak, kemudian menekan ikon follow disana. Memutuskan untuk memfollow Didi duluan.

Pintu kamar Raka terbuka, membuat Raka mengalihkan pandangan nya dan mendapati Rania disana.

"Mas, makan dulu kata Mama" Ucap Rania menyampaikan pesan sang Mama menyuruh Raka turun untuk makan.

"Eh Dek! Bentar dah, lu ada line Didi?" Tahan Raka langsung beranjak dari tempat tidurnya.

"Ada, Mas pacaran sama Kak Didi?" Tanya Rania polos membuat Raka tersenyum tak jelas.

Entah ya, Raka merasa gemas saja jadi membayangkan kalau dirinya dan Didi benar pacaran dan sekarang Didi nya lagi ngambek.

"Ihh apa sih gila ya?" Rania mendelik melihat ekspresi menyebalkan Raka merasa jijik sendiri, dan pergi turun duluan.

"Dek pinjem hp lah" Raka menyusul Rania menuruni tangga masih bertelanjang dada.

"Ngga ya!" Tolak Rania mentah-mentah.

Namun bukan Raka namanya, kalau cepat menyerah.

"Pinjem bentar Dek, si Didi ngambek nih gamau bales chat" jelas Raka membuat Rania berdecak kemudian menggeleng.

"Dek, ga kasian apa ini sama Mas?" Mohon nya sekali lagi

"Ih apaan si ah pergi ga! Lagian Mas tuh ya, mana mau Kak Didi sama bu-wa-ya kaya Mas ew"

Raka kicep. Menelan ludahnya susah payah. Perkataan Rania tadi bahkan Raka tak menyangkalnya.

Bener juga. Didi pasti ilfil.

Sang Mama yang sedari tadi memperhatikan jadi mendekat dan kepo,
"Didi siapa sih dek?" Tanya nya pada Rania.

"Tuh inceran baru Mas Raka! No ya, jangan sama Kak Didi kalau cuma main-main" Ancam Rania

"Kok kamu kenal juga?"

"Kakak kelas aku Ma, pas SMP. Baik banget, masa Mas Raka yang titisan aligator mau sama Kak Didi"

"Ck, Ma! Rania nih! Ini masa ga mau bantuin, cuma pinjem hp doang" Adu Raka pada Sang Mama, berharap dapat pertolongan.

"Ih apa sih ah udah sana makan!" Usir Rania risih terus diikuti Raka.

"Dek, pinjemin dulu bentar deh. Kesian itu Mas nya lagi berjuang harus di dukung" Bela Mama pada Raka membuat Rania mengernyit dan bengong menatap sang Mama tak percaya.

Mama tuh tau gimana tabiat anaknya masing-masing. Termasuk Raka. Rania sering denger Mama ngomelin Mas nya karena ga sengaja ketemu dengan Raka dijalan bonceng cewe beda-beda. Walaupun sekarang emang udah ga sesering dulu. Rania sih yakin banget, kalau sekarang Mas nya lebih main rapi.

BEGIN [ Minhyun x Sowon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang