1.

306 32 1
                                    

Didi mengecek riasannya sekali lagi. Memastikan riasannya tidak berlebihan untuk anak sekolah seperti dirinya.

Hari ini tepat dimana Raka akan menjemputnya.

Didi juga ragu apa Raka benar akan menjemputnya atau tidak. Terlebih mereka tidak berkirim pesan sama sekali. Didi hanya mengandalkan temannya- Tsabina untuk menyampaikan pesannya.

Selain karena malu, Didi juga bukan tipe orang yang bisa basa-basi.

Didi memainkan liptint di tangan nya. Mencoba menyabarkan diri sendiri untuk bertahan lebih lama.

Didi menimang sejenak, apa ia harus menanyakannya lagi pada Tsabina?

Disa : Raka udah dijalan kan?

Tsabina : Ceileeh gasabar amat bu

Tsabina : Udah ko, masih dijalan kali

Read.

Tak lama, suara mobil terdengar memdekat dan berhenti begitu saja di depan pagar rumahnya.

Didi mengernyit bingung, saat melihat Raka keluar dari mobil berwarna hitam tersebut dan melongokkan kepala mencoba melihat keadaan rumahnya untuk memastikan.

Karena memang, Raka hanya mengikuti petunjuk arah dari alamat yang Tsabina kirim.

'Kenapa pakai mobil?' Tanya Didi dalam hati, karena dia biasa melihat Raka menggunakan motor gedenya kalau sekolah.

Didi segera beranjak dan menghampiri Raka. Ia berdehem sejenak mencoba untuk tidak canggung.

"Ehm- maaf ya jadi ngerepotin"

Raka mengusap tengkuknya merasakan canggung yang sama.

"Iya kalem aja"

"Gue Disa, anak-anak nyapa gue Didi" Ucap Didi memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

Raka terdiam sejenak, kemudian membalas uluran tangan Didi "Hm, gue Raka"

Sementara itu sepasang mata tengah sibuk memperhatikan keduanya dari dalam mobil. Perempuan cantik yang duduk di kursi belakang mobil Raka.

"LAH KAK DIDI?!"
Perempuan itu membelalak, dan terpekik kaget sendiri.

Ia langsung membuka kaca mobil dan menyapa Didi riang.

"KAK DIDIIII" pekiknya nyaring membuat Didi dan Raka terkejut menoleh kompak.

"Eh- Rania?"

"Lo kenal adek gue?"

***

Raka menghela nafas malas melirik Rania- si adik- yang mengoceh menceritakan club ekskulnya di sekolah dengan semangat pada Didi.

Didi adalah kakak kelasnya saat SMP. Meskipun berbeda dua tahun, namun Didi yang saat itu menjadi ketua ekskul Japanese Club menjadikannya dekat dengan semua anggota termasuk Rania anggota junior saat itu.

Rania sendiri tidak tau menahu akan rencana Didi dan Raka yang sebenarnya akan kencan.

Raka melirik sinis Rania. Niat awalnya membawa Rania untuk menemaninya kalau saja ia merasa Didi membosankan, kenapa jadi Raka yang merasa diacuhkan? Terlebih sekarang Raka malah merasa jadi supir pribadi gini.

"Eh sebenernya kalian mau apa sih?" Tanya Rania yang sudah selesai dengan cerita sekolahnya.

Didi tersentak jadi tersadar tadi larut dalam cerita Rania, Didi melirik Raka begitu saja  bingung harus jawab apa.

Kan yakali harus jawab "ini kita lagi ngedate"
ga banget.

BEGIN [ Minhyun x Sowon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang