Kamu mau dengarkanku lewat apa?
Sebuah puisi?
Lukisan yang dipajang?
Jahitan yang ingin dikaitkan dengan benang?
Atau tangkai bunga yang tak bertahan lama?Sama seperti manusia,
Bunga akan layu, kering, dan diganti
Akan ada bunga lain yang mengganti
Begitu pula manusia,
Akan ada cerita lain yang mengisi
Akan ada orang lain yang datang silih berganti
Tugasmu cukup satu,
Menguasai ceritamu sendiriYour secret admirer,
R.U"Ini surat dari siapa sih? Perasaan gue udah dateng pagi banget. Tapi, ni surat udah nongkrong aja di meja gue." Ujar seorang gadis bername tag Cassiopeia T. Memang sekarang baru menunjukan pukul 06.02 dan ini bukan kali pertamanya Cassie mendapat surat seperti itu dari orang yang sama, dengan tinta pulpen yang berbeda.
"Cas, lo dapet surat dari dia lagi? Ga cape apa ya tu orang, dateng pagi mulu, mending kalo ngasihnya makanan lah ini mah ngasih surat." Ujar shanon yang baru saja datang.
"Gue juga ga ngerti lagi sama ni orang. Niat banget buat dateng pagi." sahut Cassie
"Jangan-jangan ini surat dari si Ariq kali." Ujar Shanon dengan semangat. Karena dia sangat mendukung ketika sahabatnya dan Ariq bisa dekat.
"Ngaco, lo. Liat disini inisialnya R.U, ga ada huruf A sama sekali." jawab Cassie dengan muka yang sedikit kecewa. Gadis itu berharap demikian, tapi kenyataan memang tidak seindah ekspetasi, bukan?
"Lagi pada ngomongin apa nih? Masa princess ga di ajak ngegosip pagi." ujar Kalila yang baru datang di susul oleh Kalula dan Kaluna.
"Kemana aja lo, jam segini baru dateng?" tanya Shanon
"Biasa nih, si Kaluna kalo dandan emang lama banget." jawab Kalula dengan setengah kesal.
"Hehe, kaya gatau anak cewe aja lo. Lagian kenapa ga pergi duluan aja coba?" tanya Kaluna
Ketika Kalula akan menjawab, bel pertanda masuk kelas pun berbunyi, dan dengan terpaksa mereka harus segera menuju ke bangku masing-masing, karena pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran fisika.
***Suara riuh menyapa indra pendengaran Cassie dan teman-teman ketika baru memasuki kantin. Dugaan mereka tentang kantin yang akan kosong ternyata salah besar.
"Tuh kan keburu ada badak-badak. Lo sih ga percayaan amat sama gue." Ujar Kaluna dengan nada yang kesal.
Teman-temannya yang mendengar ucapan Kaluna hanya memutar bola malas, karena sebenarnya alasan mereka terlambat semenit itu gara-gara Kaluna yang lelet dan dia tidak mau ditinggalkan.
"Ye, bener-bener emang ni orang, mesti gue beliin kaca kayanya." sahut Kalula, sang kakak.
"Eh apaan, ko lo nyalahin gue sih?"
"Lah, emang jelas-jelas lo yang lama. Makanya nulis itu pake tangan jangan pake mulut."
"Yang bilang gue nulis pake mulut siapa? Orang gue nu-"
"BERHENTI GA? Kaya anak kecil aja, masalah kecil diributin, pindah aja sono lo berdua ke Tadika Mesra."potong Cassie yang sudah pusing mendengar ocehan kakak beradik itu. Untung saja Kalila tidak ikut dalam adu mulut ini. Jika tidak, sudahlah hancur dunia ini.
Kalula dan Kaluna yang mendapat kata-kata seperti itu hanya bisa diam dan tidak berkutik. Pasalnya, hal yang mereka takuti setelah kecoa terbang adalah kemarahan Cassie.
"Haha, kicep kan lo berdua." Ujar Kalila, sang kakak dari kedua adiknya itu. "Udah buruan duduk, ga pegel apa itu kaki berdiri mulu."
"Lah, Shanon mana?" Tanya Kaluna, karena tidak mendapati keberadaan Shanon di meja itu.
"Tuh, lagi pesen makan. Abis lo berdua ngoceh mulu daritadi." Jawab Kalila.
"Lagian ni orang ngeselin banget, ga mau banget disalahin. Giliran orang yang salah maksa maksa buat minta maaf. Sinting emang."
"Heh, kalo gue sinting berarti lo lebih sinting."
"Ngaco lo. Mana ada kaya gitu."
"Ya itu tadi buktinya, lo malah adu bacot sama orang sinting, ya berarti lo lebih sinting dari gue."
"Heh, seengganya otak gue lebih kepake daripada otak lo yang segede otak amuba."
"Lo pikir amuba punya otak?"
"Tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang."
"Ngoceh mulu, pusing gue dengernya. Makan tuh." ujar Shanon yang baru saja tiba dengan membawa nampan yang penuh dengan makanan.
"Shanon baik deh. Makasih ya." ujar Kaluna sambil tersenyum manis.
"Hm. Geli gue liatnya, buru makan bentar lagi bel."
***
Bel yang ditunggu-tunggu pun berbunyi. Membuat semua siswa-siswi yang mendengarnya langsung membereskan barang-barang mereka. Tidak peduli dengan tatapan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas itu.
"Kalian ini, saya belum selesai menjelaskan main beres-beres seenak jidat aja." ujar Bu Dewi
"Ya kan, udah bel pulang, Bu."
"Iya, Bu. Pengen cepet tidur nih kita."
"Ya sudah, kita akhiri sampai disini. Sampai bertemu besok. Jangan pada keluyuran loh, langsung pulang. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
"Cas, lo langsung balik?" Tanya Kalula
"Iya kayanya. Badan gue udah pegel banget, pengen cepet tidur." jawab Cassie
"Yaudah ayo kita pulang kawan-kawan." ujar Kaluna dengan semangatnya
Mereka pun keluar dari kelas dengan beriringan menuju ke gerbang. Saat melewati lapangan, mereka melihat seorang laki-laki dengan penampilan yang bisa dikatakan jauh dari kata rapi. Meskipun begitu, tidak membuat pesonanya berkurang. Justru, dengan keringat yang membanjiri pelipisnya itu membuat beberapa wanita yang melihatnya semakin tergila-gila.
"Cas, pujaan hati tuh." ujar Kalila dengan jahilnya. Cassie yang di jahili seperti itu, hanya bisa tersenyum malu-malu. Pasalnya, Ariq itu salah satu anggota club motor di sekolahnya.
"Samperin kali Cas, masa diliatin doang. Keburu diambil orang ntar."sahut Kalula.
"Gue sih pengen, tapi gue malu."jawab Cassie dengan malu-malu. Teman-temannya yang melihat itu rasanya ingin menendang Cassie sejauh mungkin.
"Halah, biasanya juga malu-maluin."
"EH, ARIQ SINI DEH." teriak Shanon yang memang kenal dekat dengan lelaki bernama Ariq Adriel tersebut. Mendengar itu, Cassie dengan jurus seribu bayangannya langsung ngacir entah kemana. Sedangkan, keempat temannya hanya tertawa terbahak-bahak karena sebenarnya Ariq sudah pergi dari lapangan sejak tadi.
🌻🌻🌻
Maaf kalo sedikit aneh hehe
Jangan lupa vomment ya, Thank you🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pioggia
Teen FictionTeruntuk kamu, Yang selalu mengisi hariku Terimakasih, Untuk semua waktumu Untuk semua genggaman yang begitu erat Untuk pedulimu yang begitu berat