Anfa menatap sekelilingnya yang begitu ramai, pria itu bingung harus membeli makanan apa. Pasalnya, teman-temannya membawa bekal dari rumah dan mereka sama sekali tidak memberi tahunya.
Setelah beberapa lama berpikir, akhirnya Anfa memutuskan untuk membeli ayam serundeng. Kedatangannya membuat para siswi yang sedang mengantri merasa sangat beruntung bisa berdekatan dengan Anfa. Lumayan, bisa di senggol-senggol sekalian modus.
"Bude, nasinya kaya biasa ya. Serundengnya banyakin, sambelnya 3 sendok aja." ujar Anfa yang langsung menerobos antrian.
"Ya ampun, Anfa makin ganteng"
"Eh, dorong gue dong biar bisa modus ke Anfa."
"Anfa wangi banget sih."
"Eh, itu Anfa ngeliatin gue."
"Pd banget lo."
Anfa yang mendengar celetukan para siswi pun, hanya bisa menghela nafas sambil menunggu pesanannya siap.
"Jadi berapa, bude?" tanya Anfa
"15 ribu." Anfa pun menyodorkan uang berwarna biru bersamaan dengan seseorang di sebelahnya yang menyodorkan uang berwarna hijau.
"Aduh, ini ga ada receh. Anfa kamu sisanya ada di neng yang ini ya." ucap Bude yang langsung melayani siswa yang lain.
"Eh, ini uang lo gimana? Gue ga ada goceng lagi." ujar seorang gadis yang di maksud Bude tersebut.
Anfa yang mendengarnya, melirik kearah gadis tersebut. "Buat lo aja." Setelah berkata seperti itu, Anfa pun berjalan menuju kelasnya.
***
"Ya ampun Cassie, lo beruntung banget sih. Rasanya gue mau tukeran posisi sama lo." ucap Shanon. Yang masih saja membayangkan kejadian di kantin tadi, dan berharap kalau dia bisa bertukar posisi dengan Cassie.
"Apaan sih, Sye? Ga usah lebay deh."
"Cassie, pokonya lo ga boleh ngelupain hari ini. Setelah sekian lama gue ngeliatin Anfa, akhirnya gue bisa berhadapan langsung sama dia."
"Eh, kalian bawa jas lab ga?"tanya Kalila yang baru saja datang bersama kedua kembarannya.
Cassie yang mendengar itu kebingungan, pasalnya dia tidak tahu kalau hari ini ada praktek kimia. "Lah, emang disuruh ya?"
"Jangan bilang lo ga bawa,Cas."
"Gimana dong? Gue ga tau kalau hari ini ada praktek. Apa gue pura - pura sakit aja ya?"
"Ya kalo gurunya baik gue juga berani kali,Cas. Ini sih gurunya galak udah kaya singa aja."
Cassie yang mendengar temannya berkata seperti itu membenarkan dalam hati. Dalam situasi seperti ini, Cassie merutuki dirinya yang sangat pelupa. Dan juga merutuki abangnya, yang tidak pernah menyimpan jas lab di lokernya.
"Coba lo minjem ke kelas sebelah deh, daripada ga ada." usul Shanon.
"Sye, temenin gue dong ke sebelah. Lo ada kenalan kan di sebelah? Gue mana kenal sama anak kelas sebelah."
"Ya udah ayo."
***
"Lo ke kantin mana sih? Lama amat." tanya Nero.
"Ya, lo pikir dari kelas ke kantin deket apa? Belum lagi di kantin rame."
"Halah, pasti seneng kan lo dimodusin ciwi-ciwi." ujar Alkana.
"Lo pikir Anfa lo apa?Bedain dong boss." ujar sang adik, Alkena.
"Ngebacot mulu, makan buru keburu masuk nanti."sahut Bagas yang dari tadi menyimak obrolan mereka.
Mereka pun makan dengan sesekali berbincang, yang akhirnya tetap akan ditegur oleh Bagas. Bagas terlahir dari keluarga yang sangat amat mementingkan tata krama. Hal sekecil apa pun, akan diperhatikan jika menyangkut tata krama.
Tiba-tiba Ariq, berjalan ke arah meja mereka. "Eh, kalian ada yang bawa jas lab ga?"
"Lah emang hari ini kita ada praktek?"tanya Anfa bingung, karena seingatnya hari ini mereka tidak ada jadwal praktek di lab.
"Itu tuh, anak kelas sebelah ada yang minjem." Ariq menunjuk ke arah pintu kelas. Dan dengan refleks, mereka mengikuti arah jarinya. Terlihat dua orang gadis, yang tengah berdiri di dekat tempat sampah. Dimana, salah satu dari mereka tengah menggenggam erat tangan orang yang berada di sebelahnya."Cassie?" batin Anfa.
Secara kebetulan, Cassie sedang melihat kearahnya dan Anfa pun membuang mukanya.
"Noh, si Anfa biasanya suka nyimpen jas di loker." jawab Nero.
Anfa yang mendengar itu pun mengernyitkan alisnya bingung. Kenapa harus dia? Itu lah yang memenuhi pikirannya. "Yang lain aja."
"Kasian kali itu anak orang."
"Minjemin doang Fa, elah."
"Si Anfa, mau di pinjem cecan malah ga mau."
Anfa yang mendengar celotehan temannya hanya bisa menghela nafas. "Suruh minjem langsung."
Ariq yang mendengar itu, segera memanggil Cassie dan Shanon untuk menemui Anfa. "Sye, Cas, masuk sini."
Shanon dan Cassie pun memasuki kelas XI IPA 2. Dengan Shanon yang terus memandang wajah Anfa seraya meremas kedua roknya. Harusnya Cassie yang seperti itu, kan?
"Eh, sorry, gue boleh minjem jas lab?" tanya Cassie seraya menatap mereka semua. Merasa di tatap oleh Cassie, Alkana malah melambaikan tangannya, sedangkan Alkena dan Nero senyum-senyum ga jelas, Bagas yang tetap melanjutkan makannya, dan Anfa yang menatap lekat Cassie.
"Ikut gue." ujar Anfa seraya menarik tangan Cassie, karena Shanon yang menggenggam erat tangan Cassie, otomatis dia pun ikut tertarik.
Karena masih waktu istirahat, para murid pun masih berkeliaran di luar kelas.Dan itu semua tidak luput dari pandangan murid-murid .Ini merupakan kali pertamanya, seorang Kamayel Anfa Perseus menyentuh wanita. Dan dapat dipastikan ini akan menjadi trending topic di SMA Percy .
🌻🌻🌻
Jangan lupa vomment yaa🌻🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Pioggia
Teen FictionTeruntuk kamu, Yang selalu mengisi hariku Terimakasih, Untuk semua waktumu Untuk semua genggaman yang begitu erat Untuk pedulimu yang begitu berat