Tidak ada seorang kakak yang tega berbuat buruk terhadap adiknya."🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Aku tidak tahu kalau hari ini semua orang sedang keluar. Hanya aku seorang yang ada disini. Aku mendengus kesal, kenapa hanya aku yang tidak diberi tahu.
Kamar Ka Mira terbuka. Ada bisikan di pikiranku yang meminta untuk masuk. Haduh, masuk tidak ya?
"Tidak apa-apa, Sya. Di rumah ini 'kan tidak ada ada orang. Toh, kepada siapa meminta izin? "
Aku melangkahkan kakiku ke dalam kamar Ka Mira.
"Ya ampun, kamarnya kaya kapal mau pecah. Ka Mira sungguh terlalu.. " Aku menepuk jidat.
Tapi ada yang aneh di kamar ini. Lemari pakaian Kakak berantakan.
"MALING. Pasti ini ulah maling. Aku harus mengabari Kak Mira. "
Aku langsung mencari ponselku,,
Eitsss,, tunggu. Langkahan kakiku berhenti. Aku berpikir lebih baik mencari tahu dulu.
"Aduh... "
Kakiku terkena pecahan beling.
Ya ampun kalau Kak Mira tahu bisa ngamuk. Foto pernikahannya hancur. Ini tidak bisa dibiarkan.*******
"Sumpah, Kak. " Aku dua jari membentuk tanda "v"
"$#$#$#$#" Aku tidak bisa mendengar suara Kak Mira. Pasti signalnya buruk.
"Halo, Kak... halo.. halo.. "
Huft. Aku tidak mendapatkan informasi apapun dimana keberadaan mereka. Seolah aku memang dilarang menjadi bagian dari mereka. Aku tersinggung.
Mataku berkaca-kaca sambil membersihkan sisa-sisa beling. Sejak kecil entah mengapa perlakuan orang tuaku begitu apatis terhadapku. Seolah sengaja tidak peduli mengenai kehidupanku.
"Kamu ini bodoh ya, Sya."
"Hah?"
"Kenapa kamu menerima diperlakukan seperti itu? Sedang di rumah ini yang paling berjasa adalah kamu. Ingat saat ayahmu kecelakaan? Kamu yang menjaganya sepanjang hari di rumah sakit. Kamu juga yang mendonorkan salah satu ginjalmu untuknya."
"Karena aku yang cocok untuk menjadi pendonor. Terlebih dari itu, sebagai anak aku berkewajiban merawatnya."
"Baik, tapi bagaimana dengan ibumu yang mendesakmu menikahi laki-laki tua bangka?"
"Mungkin karena aku belum juga menikah. Menurutku itu hanya kalimat tak serius saja."
"Baik, lantas bagaimana dengan kakakmu yang mencuri sesuatu yang sangat berarti darimu. Padahal jelas-jelas dia tahu."
Aku tidak bisa berkata. Tiba-tiba saja dadaku sesak. Sesuatu yang sudah ku kubur sangat dalam, bangkit kembali.
Aku tidak tahu mengapa kenangan itu kembali muncul. Mungkinkah aku belum mengikhlaskan?Kutepis semua pikiran buruk.
"Tidak ada seorang kakak yang tega berbuat buruk terhadap adiknya."
Aku selalu menguatkan hatiku dengan kalimat seperti itu. Pesan Kong Tapin sesama saudara harus rukun. Jangan berjalan di tempat yang menciptakan duri diantara hubungan.
Perlahan-lahan aku kembali merapikan isi kamar Kak Mira. Semoga Allah menuntunku menjadi adik yang bermanfaat.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Sahabat watty like and comment ya. Bye--bye--
😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSISIHKAN
Romance"Jika sudah tidak ada wanita di dunia ini. Bisakah aku terpilih?" Tekanan orang tua dan lingkungan membuat Asya frustasi. Wanita-wanita di kampungnya sudah menikah. Hanya dirinya yang masih lajang. Cibiran kerap didapatinya. 'Perawan tua'. Mampukah...