Maaf

131 76 47
                                    

"Kita saling meminta maaf karena kesalahan kita. Lalu selanjutnya apa yang akan terjadi di antara kita?"

~~Selamat membaca dear~~

Aku berlari menuju gerbang sekolah dengan tergepoh-gepoh, hari ini aku telat lagi tapi sendiri tidak bersama Aliza. Karena aku sudah pulang dari rumah Aliza.

Kali ini aku telat bukan karena mimpi pangeran tetapi karena adik keponakanku Kania menginap di rumahku untuk beberapa minggu, orang tuanya sedang pergi umroh jadi dia di titipkan di rumah, aku tidak bisa tidur semalaman karena Kania mengigau terus dan aku merasa terganggu akan hal itu.

Aku juga hari ini merasa sedih karena gak bisa mimpi pangeran padahal aku berharap pangeranku hadir lagi dan bertemu di dunia nyata, karena hidup di kehaluan itu gak enak aku sadar akan itu tapi aku merasa nyaman karena halu adalah kehidupanku.

Apa hanya aku yang suka halu di dunia ini?

Sesampai di depan gerbang sekolah aku melihat Pak Mamat satpam di sekolah.

Ia tersenyum padaku, ia sudah paham akan diriku ini yang sering telat ke sekolah.

"Masih boleh masukkan pak? Cuma telat 3 menit kok." Kataku dengan keadaan yang masih terengah-engah karena berlari.

Pak Mamat menggelengkan kepala ketika melihatku.

"Hari ini saya serahin ke aden Ray aja." Jawab pak Mamat membuka gerbang dan langsung masuk ke dalam pos nya.

Aku termenung setelah pak Mamat menjawab itu. Loh ini apaan? Kenapa jadi begini? Aku juga baru sadar kalau ada Ray dan anggota yang lain yang sedang membariskan siswa yang telat di lapangan.

Ray menghampiriku dengan tatapan yang tak bisa ku jelaskan. Apa dia tidak bosan mempunyai tatapan dan raut wajah yang dingin seperti ini?

"Baris sana ikut yang lain!" Perintahnya dengan mengepalkan kedua tangan di dadanya

Aku menunduk dan menggaruk rambutku yang tidak gatal.

"Biasanya juga di bolehin masuk kenapa ini enggak? Bolehin ya soalnya hari ini ada ujian." Ucapku dengan memainkan kaki menendang batu kecil-kecil.

"Enggak! Baris sana!" Tolaknya yang semakin membuatku memberenggut.

"Gue ada ujian ketua osis! Gini aja lo kasih hukuman buat gue sekarang nanti istirahat gue jalanin hukuman yang lo kasih." Tawarku dengan sangat berharap

"Enggak! Gue yang akan izinin lo." Jawabnya dengan cepat lalu pergi meninggalkanku.

Aku mau bagaimana kalau enggak mengikuti perintah ketua osis itu dan juga enggak ada Ibu Sri di lapangan jadi hukuman enggak akan seberat yang bakal Ibu Sri kasih.

Dengan langkah yang tidak terlalu semangat aku mengikuti Ray dari belakang, sesampai di lapangan Ray mengisyaratkanku untuk baris.

Aku baris di belakang dan memperhatikan apa yang akan ketua osis itu bicarakan.

Tiba-tiba ada yang menyenggol lenganku, dia melambaikan tangannya dan tersenyum manis kepadaku.

"Aldi lo telat juga?" Tanyaku yang terkejut Aldi ada di sebelahku

Aldi terkekeh dan mengangguk.

"Lo kenapa pucat? Sakit?" Tanya Aldi dengan menatapku serius.

Aku menggelengkan kepala.

"Lo sakit Deo. Biar gue bilang ke Ray." Kata Aldi dan hendak maju tapi aku menahannya.

"Gue enggak sakit serius." Ucapku menyakinkan Aldi

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang