Patner Lomba

96 64 2
                                    

~~Selamat membaca dear~~

Pernah enggak kalian terpikir tentang seseorang bisa menjadi lebih peka terhadap sesuatu. Bisa jadi dari pelajaran yang dia lalui di masa lalunya. Seseorang bisa menjadi puitis akan cinta bisa jadi karena ia selalu di sakiti. Terkadang semua cerita yang indah tidak akan sempurna kalau tanpa perasaan yang menyakitkan.

Begitu juga denganku. Pandai dalam merangkai kata jelas itu sangat bukan diriku. Aku sangat malas jika harus bermain kata di isi kepalaku. Tetapi setiap aku melihat tempat yang indah atau tempat yang pernah ku kunjungi bersama seseorang yang pernah di dalam hatiku saat itu juga aku menjadi puitis. Semua yang berkaitan dalam tempat itu menjadi kunci kalimat yang berada di tulisan puitisku.

Tidak penting memang memikirkan yang membuat kita sakit tapi bagiku sakit ini adalah awal dari kebahagiaan yang di nantikan. Buat kalian yang lagi patah hatinya semangat ya tunjukkan kalau kalian juga bisa tanpanya.

*****

Saat itu aku sedang di dalam UKS sendirian. Raga,pikiran dan hatiku sangat lelah, mereka seolah ingin aku beristirahat dengan lama. Aku tau luka itu sangat sulit untuk sembuh. Semakin kita mencoba untuk mengobati luka itu semakin juga kita merasakan rasa sakitnya.

Aku melihat sekeliling UKS yang hanya ada dua pasien dan petugas yang di jadwalkan berada di dalam UKS.

Mataku tertuju pada sosok seorang lelaki yang tengah diobati seorang petugas wanita. Lelaki itu lengannya terluka, wanita itu mengobatinya sangat telaten. Hal itu membuatku mengingat akan masa laluku bersama Daniel waktu aku dan dirinya berada di bangku SMP.

Saat itu aku sedang sakit dan pingsan lalu Daniel yang membawa ke UKS. Dia dengan setia menungguku sampai sadar. Aku masih ingat bagaimana Daniel menggenggam tanganku dengan erat. Aku masih ingat bagaimana Daniel berbisik agar aku segera bangun. Ah rasanya aku salah memilih saat itu. Aku terlalu mengikuti egoku yang menginginkan terus bersamanya.

Tapi kalau tidak bersama Daniel aku tidak akan pernah mendapatkan pelajaran yang berharga ini. Pelajaran yang bisa ku jadikan sebagai acuan untuk mengenal lelaki di masa depan. Apakah serumit ini cinta? Kenapa harus ada selingkuh? Saling menyakiti? Kenapa harus ada bahagia kalau akhirnya terluka? Kehidupan aku sangat tidak mengerti dengan semua ini. Kenapa harus ada penggoda disaat kita sedang sayang-sayangnya? Bukankah Tuhan itu adil memberi kita sepasang pasangan? Lalu mengapa semua manusia merasa kekurangan akan hal itu?

"Bagaimana bisa kau memberi luka tanpa mengobati?"
"Bagaimana bisa kau menyakiti tanpa bertanggung jawab?"
"Apa semua ini hanya leluconmu?"
"Apa ini semua hanya permainanmu?"
"Atau ini semua keserakahanmu?"

Aku dengan cepat menghapus air mataku.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku. Aku tersenyum ketika melihat seorang wanita paruh baya itu. Ialah Ibu Indah seorang guru di SMA ini. Ibu Indah sangat baik hati, ia juga dekat denganku, ia pernah bilang kalau  aku mirip sama anaknya yang meninggal saat SD dulu. Mungkin kalau anaknya masih hidup bisa jadi ia adalah kembaran ku walau kita berbeda orangtua.

"Semoga kamu selalu tenang Sea."

Ibu Indah memberiku minyak angin
"Deo belajar dari mana puisi?" Tanya Bu Indah

"Dari Bu Indah." Jawabku cepat

Bu Indah adalah guru Bahasa Indonesia disekolahku. Ketahuilah bahwa siswa yang lebih menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia di banding dengan mata pelajaran matematika. Mitos atau fakta menurut kalian?

Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang