Masa lampau

1.9K 139 12
                                    

"Minseok. Dengarkan appa ya nak. Kalau ada orang yang bernama…"
.
.
.
.
.
.
.

"Kim Jongdae."pria besar itu melempar biodata yang sedari tadi ia pegang. Bocah mungil di depannya hanya menunduk.

"Kenapa kau tidak bisa menjadi penurut?"

Bocah bernama Jongdae itu hanya menggeleng pelan. Ia takut. Sangat takut bahkan.

Pakaian Jongdae lusuh. Tak terawat. Seperti gelandangan. Sangat menyedihkan.

Perutnya lapar. Tapi proses ini sangat lambat. Bisa bisa Jongdae mati di tempat ini saat ini juga.

"Baiklah, anda bisa membawa sekaligus adiknya ini. Mereka tak ada harapan."seorang wanita tua membimbing pria mungil yang lebih lusuh lagi. Dan bahkan lebih menyedihkan.

Jongdae dan Jongin.

Mereka lahir tanpa tahu ayah dan ibu mereka. Begitu mereka lahir, bayinya langsung dibuang. Beruntung ada yang menemukan. Tapi, sepertinya tak seberuntung itu.

Bahkan ketika mereka bertahan hidup, mereka terasingkan. Anak anak panti lain menatap Jojong bersaudara sebagai masalah.

"Ibuu! Jongin mengompol!"

"Ibu! Jongdae merebut mainanku!"

"Ibuuu! Jongdae dan Jongin memukulku!"

"Ibu! Tolong! Mereka menghajarku!"

"I-ibu… to-olong, me-mereka mem-bunuh-ku…"

Sejak umur 2 tahun, mereka sudah terlibat banyak masalah. Tindakan kriminal mereka sudah dilakukan sejak dini.

Bahkan mereka sudah membunuh satu teman panti karena merasa geram diasingkan selama ini.

Padahal saat itu, umur mereka baru 5 dan 4 tahun.

"Jongdae dan Jongin. Saya ingin membawa mereka."

Tiba tiba saja, di hari yang biasa, ada seorang pria tinggi hesar yang akan membawa kedua bersaudara itu pergi.

Mereka tidak bersorak ria penuh kesenangan. Tidak. Yang mereka pikirkan hanyalah, "Apa aku bisa nakal lagi?"

Pria itu berbincang cukup panjang dengan ibu panti. Membosankan.

Anak anak menatap mereka dari balik jendela. Mereka terlihat sangat senang saat tahu si pembuat onar akan pergi.

Jongin menggenggam erat tangan hyungnya. Bersandar dan terlelap. Jongin adalah satu satunya orang yang Jongdae sayangi.

Mengingat selama ini mereka bersama. Dan mereka ini memang saudara kandung.

"Ayo Jongdae, bawa adikmu. Kau ada dalam pengawasanku."pria itu berlalu begitu saja. Jongdae hanya menurut, memapah Jongin dan berjalan mengikuti pria itu.

Anak anak panti lain merasa senang. Mereka bebas dari pembuat onar. Dan calon kriminal kelas berat di masa depan nanti.

Mungkin, itu benar. Karena, mereka akan dilatih mulai hari ini. Tak ada yang namanya belas kasihan pada mereka.

Latihan terus menerus, penyiksaan, penganiayaan. Mereka masih kecil! Pria itu sangatlah bodoh!

Setiap hari, Jongin menangis. Ia ingin pergi dari sini. Jongdae selalu menenangkan adiknya. Menepuk punggungnya dan menenangkannya.

"Tenanglah Jongin, kita akan pergi. Jangan menangis. Ada hyung di sini."Jongdae menangkup pipinya Jongin, memeluknya erat.

Jongin semakin lama, semakin kuat dan bertahan. Itu semua berkat Jongdae.

WATCH OUT!●CHENMIN🔞✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang