Bagian 02

31 3 0
                                        

Previously

"Noel.. sorry.. gua udah kelewat batas banget. Seinget gua, gua ga pernah ngomong sekasar itu bahkan waktu kelas 10.. maafin gua Noel.. gua bakal lakuin apa aja demi lo maafin," Anny menundukkan kepalanya.

"Apa aja?" Noel menyeringai.

"Iya."

Noel mendekatkan tubuhnya dan mulai membisikkan sesuatu yang membuat siapapun merinding, "lo harus mau jadi pacar gue."

###

*kriiing*

Bel tanda istirahat berbunyi, anak-anak berhamburan keluar kelas menuju ke tempat papan pengumuman.

Kenapa bukan kantin? Tradisi yang dilakukan SMA Pelita Bangsa setiap tahun ajaran baru adalah mengacak kembali para siswanya berdasarkan peringkat nilai. Dari hari pertama, guru-guru akan mengumumkan pembagian kelas kepada anak-anak.

"Anny Elizabeth Francisca.. Anny Elizabeth Francisca..." gumam Anny mencari namanya di deretan daftar siswa kelas XI MIPA 4, 5, 6 sampai 10.

"Kok namaku gaada, ya? Mana Rina belum selesai urusan MPLS-nya!" gerutunya.

Anny tidak pernah mencari namanya di daftar siswa kelas MIPA 1, 2, maupun 3 karena ia tahu bahwa ia tidak sepintar itu.

Matanya membelalak saat melihat namanya terpampang jelas di daftar siswa XI MIPA 1. Kelas paling unggul di antara kelas MIPA lainnya.

"Gila, Ny! Lo masuk di kelas paling unggul, makan apaan, lo?" sarkas temannya, Ivy.

"Eh, Ivy? Tau, nih! Lo gimana? Merosot ke MIPA 10?" Anny menyarkas balik.

"Sok, lu. Nama gua terpampang jelas di atas nama lo, Ananta Ivy Claudia!"

Ya, Ananta Ivy Claudia, partner perusahaan Francesco la Mode, 11 12 sama gua.

Gua bisa dikatakan ga suka atau bahkan benci dengan kelas MIPA 1. Selain karena anak sana pintar-pintar, pasti mereka pada garing, kaku, dan yang lebih lagi songong sama anak lain.

Tiba-tiba Anny teringat akan sesuatu dan mulai menjulurkan jarinya, menggesernya dari atas ke bawah daftar siswa itu, mencari nama satu siswa.

"Ian Noelio Theodore," gumam Anny. Dia mulai bergidik ketika melihat nama itu ada dalam kelasnya, XI MIPA 1.

Anny memang menghindari Noel sejak Noel memintanya menjadi pacar tadi pagi. Begitu bel masuk berbunyi, Noel langsung berdiri dan masuk kelas tanpa mempedulikan Anny yang bingung dan merinding.

Beruntunglah sepanjang hari itu guru-guru sibuk dengan murid-murid baru dan Anny bisa berkeliaran bebas bersama Ivy tanpa bertemu dengan Noel.

###

"Ngapain diem di depan gerbang? Nunggu siapa?"

Anny menoleh, "Noel? Mau pulang, nunggu kakak," Anny heran karena Noel bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.

Noel santai saja dan terlihat bahwa ajakan untuk berpacarannya tidak pernah terjadi dan hanya khayalan Anny.

"Mau pulang bareng?"

"Nunggu kakak," Anny mulai kesal.

Anny bukan orang yang bodoh, dia tahu bahwa Noel sedang melakukan sesuatu dan ia berencana untuk mengikuti alur 'permainannya'.

"Kenapa harus pulang bareng kakak, sih? 'Kan ada aku?"

"Takut ngerepotin kamu," jawab Anny singkat. Sekilas dia melihat raut wajah Noel yang terkejut mendengar jawaban Anny, Anny tersenyum puas namun Noel tidak sempat melihatnya.

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang