Bagian 03

18 2 0
                                    

Previously

"Anny, kenapa? Kakak tahu, kalau sampai kamu diam seribu bahasa, pasti masalahmu berat. Cerita sini sama kakak," tukas Alfred lembut.

"Tadi di sekolah.."

###

Anny menceritakan kejadian tadi pagi kepada kedua kakaknya. Mulai dari Noel yang mengajaknya pacaran hingga Anny yang pindah menjadi anak kelas XI MIPA 1.

"Noel? Noel yang itu? Serius dia ngajak kamu pacaran? Ga salah?" ejek Aaron. Tatapannya menatap rendah Anny.

"Lah, Kak! Dari sekian banyak cerita yang Anny ceritakan, kakak malah fokus sama satu hal itu? Keterlaluan," dengus Anny.

"Hahaha, ya maaf, sih," katanya sambil tertawa renyah.

"Lho, Noel, 'kan, udah tau kalau kamu ada masalah? Kok dia malah nembak kamu?" tanya Alfred.

"Makanya dengerin Anny ngomong, deh," dengusnya kesal.

"Anny tadi 'meledak', jadi Anny minta maaf dan bersedia melakukan apa aja demi dimaafin Noel. Jadi, ya, " ia terlalu malas melanjutkannya.

"Gob--," kedua tangannya kembali menutup mulutnya.

Lagi-lagi Aaron hampir kehilangan kendali. Lingkungan sekolahnya, teman-temannya, sungguh tidak mendukung sifat Aaron yang tidak pernah berkata kasar.

"Guk!" gonggongan Joy mengagetkan ketiga saudara itu. Mereka segera tahu bahwa orang tua mereka telah datang.

Dengan cepat Anny menggendong Joy dan menyuruhnya untuk diam. "Ssst!!" serunya.

"Ny, Ron, tempat biasa, okay?" Alfred berbisik.

###

"Ny, kamu terlalu cepat mengambil keputusan," kata Alfred memecah keheningan di antara mereka bertiga.

Mereka melanjutkan permasalahan ini di tempat favorit mereka, rooftop. Tempat mereka bertiga berbincang-bincang santai dan membahas masalah.

Rooftop dengan view yang memanjakan mata sungguh tempat yang menyenangkan bagi mereka bertiga, membuat siapapun yang ada di sana terkantuk-kantuk karena angin sepoi-sepoi.

Hamparan sawah di sekeliling rumah mereka, dan danau buatan di belakang rumah. Benar-benar rumah mewah yang mepet sawah.

"Jadi gini, kamu tinggal terus terang aja sama Noel, dia, 'kan, udah tau kamu kayak gini. Ya udah. Kalau dia membangkang, suruh hadap Kak Al," jawabnya santai.

Anny sebenarnya orang yang tidak enakan. Dia merasa tidak enak jika dia menolak sesuatu. Tapi, kata-kata Kak Al memang tidak bisa ditolak. Kata-kata Kak Al harus selalu didengarkan, begitu peraturan yang berlaku di antara mereka.

"Iya, Kak," jawabnya.
.
.
.
.
Mereka bersantai-santai untuk beberapa saat sampai tiba-tiba alarm hp Alfred berbunyi dan menunjukkan angka 11:50, ini waktu mereka untuk segera siap di meja makan.

Normalnya, jam makan siang adalah jam 12:00. Namun dalam keluarga Francisco, mereka sudah harus siap di meja makan lima menit sebelum dimulai. Sungguh keluarga yang sangat disiplin.

###

"Tadi gimana sekolahnya?" tanya papanya seusai makan siang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang