Waktu berlalu, kini Luna sudah menginjakan kaki di bangku SMA.
Luna tumbuh menjadi gadis tomboy yang cantik dan modeling.
Luna merupakan anak yang ceria di sekolahnya meskipun dia di rumah sangat jarang bicara, selain itu Luna juga merupakan anak yang berprestasi.Sejak SD, Luna dan Liana selalu satu sekolah sehingga keduanya sudah seperti keluarga sendiri.
Kehidupan keluarga Luna kini juga sudah banyak berubah, Pak Fahri dan Fitri kini juga sudah bercerai setelah Pak Fahri bangkrut.Sejak bercerai dengan Fitri, Pak Fahri kembali ke kampung halamannya untuk memulai kembali usahanya, Laras juga sudah menikah, kini Luna semakin merasa kehidupannya hanya sebuah kekosongan semata.
*****
“Luna bangun, ayo sekolah !!” Tante Ratna membuka gorden kamar Luna hingga membuatnya silau, membuat Luna menggeliat.
Dengan langkah gontai Luna melangkah ke sekolah.
Di telponnya sang kakak namun tidak ada jawaban, hingga akhirnya dia menelpon sang ayah.“Ayah, kepala Luna pusing, badanku demam !!” Adu Luna.
“Kamu datang ke rumah kak Laras minta temani berobat nanti ayah kirim uangnya !!!” Jawab pak Fahri.
“Ta …” Ucapan Luna terpotong.
“Nanti lagi Luna nelpon ayah, ayah lagi sibuk !!” sambungan telepon terputus.
Luna menahan airmatanya agar tidak jatuh, Liana yang melihat itu semua merasa iba. Liana memperhatikan langkah Luna yang sempoyongan. Di tariknya langsung Luna untuk ikut dia ke rumah.
“Loh Luna, kok mukanya pucat nak” Bu Astri langsung menghampiri Luna yang datang bersama Liana.
Bu Astri memegang dahi Luna yang panas dan seluruh tubuh Luna yang dingin.
Bu Astri langsung mengajak Luna masuk dan memanggil Pak Ahmad yang baru saja pulang bekerja.Bu Astri mengompres Luna dan memijat seluruh badan Luna, tidak berapa lama Pak Ahmad kembali dari dapur dengan membawa obat dan segelas air untuk Luna.
Bu Astri membantu Luna duduk lalu pak Ahmad membantu Luna minum obat.Luna menangis dalam hatinya, ada haru tersendiri yang dia rasakan. Luna merasa nyaman berada di tengah keluarga Liana. Keluarga Liana termasuk keluarga yang sederhana, Pak Ahmad yang seorang tukang jahit dan Bu Astri yang seorang ibu rumah tangga membuat mereka selalu bersyukur dengan apapun yang mereka miliki.
Di rumah ini, Luna merasa arti keluarga yang sebenarnya, kasih sayang, ketulusan dan kebahagiaan sejati. Berbeda jauh dengan kehidupan di rumahnya, sejak sang bunda meninggal, kehidupannya berubah 180 derajat. Tidak pernah lagi ada canda tawa, kebahagiaan, kasih sayang, bahkan kerukunan yang dulu selalu ada di kehidupannya.
Keluarga Luna termasuk keluarga yang berada, Pak Fahri yang merupakan seorang pengusaha sukses dan Bu Linda yang dulu merupakan seorang pembisnis handal membuat keluarga mereka termasuk dalam kalangan terpandang, hanya saja semenjak kepergian sang bunda, semuanya kacau.
“Hayo, Luna dari tadi ibu perhatikan ngelamun aja” kedatangan Bu Astri dengan membawa nampan berisi makanan membuyarkan lamunan Luna.
########
Jam 06.15 pagi, dengan rambut di kucir kuda, Luna dan Liana memasuki kelas sambil bercanda tawa.
Geri dan Aldo teman satu genk Luna menyambut mereka dengan lemparan penghapus.“Gila loe ya, untung meleset, kalo kena gak bakal sempat bikin surat wasiat loe” tunjuk Luna.
“Loe yang salah, sudah tau gue lagi main lempar penghapus malah lewat” Geri menyahut dengan tampang tidak berdosanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brokenhome my encouragement
Genç KurguAku menjalani kehidupan hanya sebatas demi mewujudkan impian Mamah. Kebahagiaan hidup aku rasanya sudah hiang,terkubur bersama jasad mamah di usia aku yang kelima tahun. "Luna" Dia wanita tangguh, aku mencintai dia. Tetapi aku sadar jika yang mengej...