Part 1

22 3 5
                                    

Arkan menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup di hadapannya dengan kesal.

"Lo telat juga?" sebuah pertanyaan membuatnya menoleh. Ia mendapati seorang cewek berambut hitam, panjang dan lurus sedang berkacak pinggang di sampingnya, dilihat dari seragam yang dikenakan sepertinya cewek itu satu sekolah dengannya.

"Kalo lo telat, dan cuman diem disini yang ada lo malah ketahuan dan dihukum."

Cewek itu menarik Arkan menuju pagar pembatas belakang sekolah. Tidak ada siapapun di sana, sangat sepi dan gersang.

"Mau ngapain?" tanya Arkan bingung.
"Ya masuklah! gue pikir lo bukan anak berandalan yang suka telat. Jadi daripada dihukum, mending gue bantuin."

Arkan memerhatikan cewek itu dari atas hingga bawah, dari penampilannya sepertinya dia seorang pembuat onar di sekolah. Bagaimana tidak, dengan seragam yang tidak dimasukkan, rok 5 cm diatas lutut, baju super ketat, kaos kaki warna-warni, dan tidak ada badge nama atau apapun menempel di seragamnya, sudah pasti dia adalah seorang badgirl.

Cewek itu berdehem, lalu meminta Arkan untuk segera memanjat dan masuk melalui pagar pembatas dengan isyarat mata dan dagunya.

"Lo nggak masuk?" tanya Arkan saat ia sudah di atas pagar pembatas, tetapi tak ada sahutan. Ia menengok ke bawah dan tak menemukan siapapun di sana.

Arkan menghela nafas sejenak lalu turun, berjalan mengendap-endap seperti maling menuju kelasnya.

***

"Jadi tadi lo ditolongin cewek?" tanya Alisya antusias, sedangkan yang ditanya malah terlihat tidak peduli.

"Siapa namanya? kelas berapa? Anak sekolah kita juga?"

"Udahlah Sya. Gue gak tau dia siapa, dan gue nggak peduli."

"Kok elo gitu sih Ar, dia kan udah bantuin elo harusnya lo ucapin makasih dong!" gerutuan Alisya membuat Arkan mengacak rambut gadis itu gemas.

"Iya nanti gue cari tau siapa dia. Gue bilang makasih, kalo perlu di depan lo sekalian, tuan putri."

"Hehehe. Eh Ar, ceweknya cantik nggak?"

"Masih cantikan elo kok."

"Ihhh, gue serius. Bisalah kayaknya lo deketin kalo dia cantik," Alisya menautkan kedua alisnya dan tersenyum menggoda ke arah Arkan.

"Berhenti godain gue tuan putri. Sekarang lo makan, gue udah siapin bekel buat lo tadi pagi."

Alisya mendengkus, begitulah Arkan jika sudah membicarakan cewek. Dari kecil tidak pernah berubah, bahkan meski sekarang Alisya sudah punya pacar Arkan belum juga terlihat mendekati seorang cewek. Padahal, Arkan merupakan salah satu most wanted yang diidam-idamkan seluruh penghuni SMA Cakrawala. Cowok tinggi berpostur tubuh ideal, wajah tampan dengan alis tebal, hidung mancung, rahang yang kokoh dan mata setajam elang membuat cewek manapun akan histeris jika melihatnya. Selain tampan, Arkan juga terkenal karna kecerdasannya, berbagai lomba Olimpiade selalu dimenangkan olehnya.

"Ar, lo sebenarnya cowok tulen nggak sih?"

"Ya iyalah!" Arkan mulai menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulut Alisya.

"Ya abisnya, kalo sama cewek lo tuh dingin kayak es balok, senyum dikit kek."

"Gini?" tanya Arkan sembari tersenyum dan kembali menyuapi Alisya.

"Ya sama cewek lain dong! Lo mah ish," gerutu Alisya, Arkan memang sangat sulit dimengerti. Namun, ia bersyukur meski Arkan dingin kepada semua cewek, Alisya tetaplah menjadi satu-satunya cewek yang berkesempatan untuk dekat dengan cowok itu.

"Jangan bahas orang lain lagi, Sya. Habisin makan siang lo, bentar lagi bel masuk."

Alisya mengangguk sembari membuka kembali mulutnya saat Arkan menyuapinya lagi dan lagi.

***

Arkan berjalan menuju lapangan basket bersama Alisya karna bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Ya, Arkan memang selalu berlatih basket sepulang sekolah.
Namun langkah keduanya terhenti saat mendapati seorang cewek sedang asyik mendrible bola sendirian di tengah lapangan.

"Cewek itu," gumam Arkan.

"Lo kenal Ar?"

"Dia yang tadi pagi nolongin gue."

"Lo serius? Kita samperin yuk."

Arkan mengangguk.

Cewek itu berhenti sejenak, mengambil ancang-ancang. Dann wuzzz! Bola melesat masuk sempurna tanpa menyentuh ring. Arkan dan Alisya spontan bertepuk tangan membuat cewek itu menoleh.

"Hai, permainan lo keren," puji Alisya lalu berjalan mendekat. "Gue Alisya, kalo lo?"

Cewek itu menatapnya datar, dan berkata, "Gue Agatha."

Alisya tersenyum dan menyenggol lengan Arkan pelan. Cowok itu berdehem lalu memperkenalkan diri.
"Hai, gue Arkan, yang tadi pagi ...."

Ucapan Arkan terpotong saat tiba-tiba handphone Agatha berdering.

"Sorry, gue angkat telpon dulu," ucap Agatha datar lalu berjalan menjauh untuk menerima telpon.

"Ar, dia cantik ya," goda Alisya. Arkan mengedikkan bahunya.

"Jago main basket lagi kayak lo, kalian kalo jadian pasti cocok banget." Arkan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Alisya yang sedari tadi mengoceh tidak jelas, baginya Alisya adalah cewek paling spesial setelah ibunya.

Tak selang beberapa lama Agatha kembali.
"Sorry, gue mesti cabut duluan. Bye," ucapnya lalu pergi.

"Lo gimana sih Ar, katanya mau bilang makasih. Kok diem aja," protes Alisya.

"Makasihnya besok aja, lo nggak liat dia tadi buru-buru?"

"Hm."
Alisya mengerucutkan bibirnya kesal. Sahabatnya ini memang sangatlah tidak peka.

"Kalo lo bilang makasih tadi kita pasti punya alasan buat minta nomer hpnya, kalo lo kalem-kalem gimana biar dapet cewek!" gerutu Alisya. Arkan mengacak rambut Alisya pelan lalu berkata,  "Gue nggak butuh cewek Sya, gue udah punya lo."

Alisya lagi-lagi mendengkus. Sulit sekali membuat sahabatnya tertarik dengan seorang cewek, Arkan selalu cuek dan dingin. Ekspresinya cenderung datar saat berhadapan dengan cewek manapun kecuali Alisya tentunya. Bahkan mereka selalu digosipkan berpacaran, Alisya memang tidak keberatan, namun di lubuk hatinya yang terdalam ia ingin Arkan bertemu dengan seseorang yang bisa membahagiakannya. Sebenarnya Alisya tahu bahwa Arkan mencintainya, namun ia juga tidak bisa memaksakan perasaannya, ia hanya menganggap Arkan sahabatnya, tidak lebih.

Alisya terduduk di tepi lapangan sembari membaca buku. Menemani Arkan bermain basket memanglah menjadi rutinitas favoritnya.

Ia memerhatikan Arkan dan tanpa sadar tersenyum.

"Siapapun cewek yang bakal jadi pacar lo ntar, gue harap dia bisa bikin lo bahagia Ar," Batinnya.

***
TBC
Hai guys!
Ini cerita pertamaku.
Maaf kalo banyak typo dan belum sesuai sama PUEBI.
masih newbie banget.
Kritik dan saran kalian masih slalu di waiting sama author gemesh ini😘

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang