Part 2

11 2 3
                                    

Arkan menghempaskan tubuhnya di ranjang, ditatapnya langit-langit kamar sembari memikirkan Alisya, cewek yang sudah 8 tahun ini dicintainya.
Mencintai sepihak memanglah sakit, namun cowok itu dengan senang hati menerimanya asalkan Alisya tidak keberatan akan kehadiran Arkan disampingnya.
Ia hanya ingin selalu ada dan menjaga Alisya.

"Arkan!" suara panggilan Vidya-mamanya membuyarkan lamunan Arkan.

"Iya ma."

"Tolong belikan mama beberapa bahan makanan di minimarket depan." teriakan mamanya mau-tidak mau membuat Arkan bangkit dan segera turun ke lantai bawah menemui mamanya.

Setelah menerima uang dan catatan beberapa bahan makanan, Arkan segera berjalan ke minimarket depan komplek rumahnya. Arkan memilih beberapa barang sesuai dengan catatan mamanya, hingga netranya menemukan seseorang yang sangat familiar. Seorang cewek dengan seragam SMA Cakrawala sedang berbicara dengan seorang cowok di depan minimarket. Arkan menyadari sesuatu, cewek itu adalah Agatha. Kenapa malam-malam begini dia masih berkeliaran dengan seragam, dan siapa cowok yang sedang berbicara dengannya, apa itu pacar Agatha? Berbagai pertanyaan berkecamuk di pikirannya.

Tiba-tiba cowok itu tampak menarik paksa Agatha, membuat cewek itu sedikit meronta. Dengan spontan Arkan menghampiri mereka dan menarik Agatha agar berdiri di belakang tubuhnya.

"Siapa lo?" tanya cowok itu ketus.

"Lo yang siapa, kenapa tarik-tarik dia?" Arkan menunjuk Agatha dengan dagunya lalu tersenyum miring ke arah cowok di hadapannya.

"Gak usah sok jadi pahlawan dan ikut campur!" gertakan cowok itu tak membuat Arkan ciut, justru ia semakin berani.

"Gue berhak ikut campur karna gue cowoknya!" ucap Arkan lantang.

"Eleh, lo baru jadi cowoknya aja songong."

"Maksud lo apa?"

"Lo harus ikut gue pulang Tha!" bentak cowok itu sembari menarik Agatha ke arahnya, namun tarikan itu terlepas saat Arkan menghentakkan tangan keduanya dan menarik kembali Agatha agar berdiri di belakangnya.
"Jangan sentuh dia!" gertak Arkan.

Bugh.

Sebuah tinjuan mendarat manis di pipi Arkan, membuat beberapa orang yang berlalu-lalang di sekitar minimarket terlonjak kaget.

"Kenalin, gue abangnya, kalo lo gak tau apa-apa nggak usah ikut campur," ucap cowok itu lalu pergi.

Arkan terpaku di tempatnya.
"Kalo lo nggak tau masalahnya jangan ikut campur. Gue gak butuh ditolong, dan satu lagi, jangan masuk ke kehidupan gue kalo gak pengen nyesel." Setelah mengucapkan itu, Agatha berlalu meninggalkan Arkan sendirian dipeluk angin malam.

***

"Hah! Lo semalem ketemu Agatha dan ditonjok abangnya!" pekik Alisya.

Arkan mengangguk.
"Kok bisa?"

Arkan mulai menjelaskan awal hingga akhir kejadian semalam.

"Hahahaha. Gila lo Ar, lo sampek ngaku jadi pacarnya buat belain Agatha, tapi ternyata salah sasaran." Alisya menepuk jidatnya sendiri menyadari kekonyolan sikap sahabatnya.

"Terus aja ledekin gue."

"Hehehhe, iyaiya sorry."

"Gue cuman mau nolongin tuh cewek berandalan doang, kan kemaren dia udah nolongin gue," kata Arkan membela diri.

"Iyaiya, ya udah. Ntar pulang sekolah kita ke ruang OSIS aja."

"Ngapain?"

"Ketemu Aldo."

"Buat apa? Kalo lo mau pacaran nggak perlu ngajak gue kan?"

"Ya enggaklah, kita ke sana buat nanya-nanya soal Agatha ke Aldo, dia kan ketua OSIS pasti sedikit banyak tau tentang siswa-siswi SMA kita ini."

"Kita nggak butuh itu Sya, gue nggak peduli sama cewek itu."

"Lo tuh kambuh lagi cueknya! Udah pokoknya kali ini lo harus mau!"

"Alisya! gue gak mau!"

"Yaudahlah terserah lo aja."

"Oke, gue mau."

Alisya tersenyum penuh kemenangan, akhirnya cowok dingin berkepala batu seperti Arkan menyerah juga pada argumennya.

***

"Dia anak kelas 11 IPS 1, sering keluar-masuk BK, sering bolos, pembuat onar dan masuk jajaran siswi bermasalah," jelas Aldo pada Alisya dan Arkan. Ya, mereka berdua memang sedang menemui Aldo di ruang OSIS untuk menanyakan perihal Agatha.

"Nah, kan Sya. Gue udah bilang dia itu berandalan. Stop mikir gue bakalan deketin dia," ujar Arkan.

Alisya tersenyum kecut, ia pikir Agatha cewek yang baik meskipun saat pertama kali bertemu ia cukup terkejut melihat penampilan Agatha. Tidak dapat dipungkiri, di balik tampilan urakannya Agatha tetaplah terlihat cantik. Cewek berwajah tirus, hidung mancung dan memiliki mata yang indah namun tajam itu selalu memiliki aura misterius.

Alisya menghembuskan nafasnya gusar, lalu berkata, "padahal gue udah berharap banyak."

"Udah lah sayang, nanti kita cariin cewek yang lebih baik buat sahabat es balok kamu ini," ujar Aldo menenangkan pacarnya, Alisya tersenyum menanggapi.

"Ya udah kalo gitu gue balik duluan. Al, gue nitip Alisya ya," pamit Arkan.

Aldo mengangguk.
Arkan berjalan keluar menuju parkiran sekolah yang sudah sepi.

"Arkan!" panggilan seseorang membuat Arkan menoleh. Agatha berjalan menghampirinya, wajahnya sedikit pucat dan tampak ada kegusaran di manik matanya.
Apa dia sakit?

"Lo udah mau balik?" tanya Agatha.

"Iya, kenapa?"

"Bisa ikut gue dulu nggak?"

"Kemana?"

"Mau nggak?"

"Ya, tapi ke mana?"

"Udah, lo ikut aja."

Arkan mengangguk. Lalu berkata, "Tapi gue naik motor, lo kan pake rok?"

Agatha menatap Arkan sesaat lalu menggeleng, "Udah gak apa-apa, jangan banyak nanya, buruan!"

****

TBC
Duh si Arkan salah sasaran, kena tonjok deh. Menurut kalian Arkan cocok sama Alisya apa Agatha?
Sorry guys kalo absurd😁
Typo bertebaran di mana-mana
Stay tune 😘

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang