CHAPTER 3

24.2K 1.3K 28
                                    

***

Alicia memaksa pria itu duduk di ranjang rumah sakit setelah pria itu mau melepaskan pelukannya yang sangat erat itu. "Kau," ucapnya pada pria itu dan mengarahkan jari telunjuknya pada pria itu, lalu digerakkan ke arah ranjang yang didudukinya. "Harusnya istirahat disini, tidak boleh kemana-mana. Apalagi peluk-peluk orang sembarangan."

"Tapi aku tidak membutuhkan istirahat, aku hanya membutuhkanmu. Aku baik-baik saja. Kau sudah memeriksanya kan?" Ucapnya polos, memandang Alicia dengan sorot mata sangat lembut.

Alicia meleleh, tapi segera menyadarkan dirinya kembali. "Aduh kau ini harus mendengarkan apa yang dikatakan doktermu, kau tahu. Ini demi kebaikanmu sendiri, okay?" Perkataan yang diucapkan dengan menggebu-gebu itu hanya dijawab dengan anggukan saja seolah-olah pria itu sangat siap mendengarkan semua yang dikatakannya.

"Kalau aku boleh tahu, siapa namamu dan apa yang sebenarnya terjadi semalam yang membuatmu terluka, hm?" Tanyanya penuh perhatian dan diiringi dengan keingintahuannya yang semakin memuncak.

"Lucas. Namaku Lucas Black, kau bisa memanggilku Luca, Lucas atau Luke, atau terserah panggilan apa saja yang kau suka. Aku tidak ingin membicarakan kejadian semalam. Kau tidak perlu mencemaskan itu. Yang perlu kau tau, aku terluka karena diserang oleh binatang buas yang ada di hutan. Itu saja, sekarang aku merasa baik-baik saja."

"Baiklah emm, Luke. Aku akan memanggilmu Luke saja. Kurasa itu lebih cocok untukmu." Mata pria itu berbinar penuh kebahagiaan mendengar Alicia memanggil namanya. 'Dasar pria aneh' Batin Alicia sambil tersenyum simpul.

"Aku tidak akan bertanya lagi tentang itu, oke. Sebenarnya tadi malam aku ingin melaporkan kejadian ini ke polisi terdekat," Pandangan pria itu berubah waspada "Tapi kurasa aku harus membawamu lebih dulu ke rumah sakit untuk merawatmu." Dan tubuhnya seketika menunjukkan kelegaan.

"Kau tidak perlu melaporkan itu ke polisi. Kasus ini juga pasti tidak akan ditanggapi oleh polisi. Kejadian semacam ini sudah biasa terjadi. Sebaiknya ini jadi rahasia kita berdua, please." Pandangannya memohon dan Alicia tidak punya hati untuk menolak permintaan Lucas. Ia mengangguk dan sekali lagi raut wajah Lucas berseri menunjukkan rasa senangnya. Hal ini membuat Alicia menggelengkan kepalanya menanggapi tingkah Lucas yang kekanakan.

"Baiklah, karena kondisimu sudah baik-baik saja secara musterius," Alicia terkekeh pelan melihat reaksi Lucas berubah menjadi was-was seperti yang sudah diduganya, "Lebih baik aku melanjutkan pekerjaanku. Sebenarnya dengan keadaan yang sebaik ini, kurasa kau akan baik-baik saja. Malah kalau kau ingin pulang sekarang, aku akan mengizinkanmu. Tapi mungkin sebaiknya kau disini saja sampai kondisimu lebih pasti."

Alicia hendak membalikkan badan keluar dari ruangan itu ketika Lucas berusaha menahan dirinya agar tidak pergi. "Kau tidak boleh bertingkah begini, Luke. Aku punya pekerjaan yang harus dilakukan. Pasien lain yang harus dirawat oke." Lucas memandang Alicia dengan sendu. Membuatnya tidak tega mennggalkan Lucas.

"Kau diam disini saja ya. Aku janji nanti akan kesini lagi. Berusahalah untuk tidur. Atau kau mau ditemani staff yang lain?" Lucas dengan cepat menggelengkan kepalanya. Menolak berinteraksi dengan orang lain. Alicia heran mengapa staff rumah sakit mengatakan bahwa Lucas tidak mau berbicara apapun dan pada siapapun. Tapi dengannya, Lucas sama seperti pasien pada umumnya, malah menurutnya jauh lebih manja dan meminta perhatian lebih. Sangat mirip dengan anak-anak, pikirnya.

Alicia merapikan tempat tidur Lucas dan membantu membaringkan tubuhnya agar mau diam dan mulai beristirahat. Ia memasangkan kembali selang infusnya yang sempat terlepas tadi.

Ditengah-tengah kesibukannya memastikan semua baik-baik saja, Lucas menanyakan namanya dan Alicia memberitahukannya. Hal kecil menurut Alicia, namun Lucas berbinar-binar seperti anak kecil. 'Ya ampun, aku bisa ovordosis kemanisan yang ditunjukkan Lucas' begitu pikirnya.

The Beast's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang