Lima.
Ini sudah kelima kalinya burung-burung besi itu menjatuhkan bom ke atas permukaan tanah. Dinding baja yang melindungi tempat pengungsian bergetar seolah-olah akan runtuh. Aku bahkan bisa melihat bebatuan jatuh dari celah langit-langit bunker.
Semua orang diam, tak ada satupun yang bersuara, hanya ledakan bom dari atas sana yang sesekali mengisi kesunyian. Mereka lelah. Energi mereka sudah terkuras habis karena jeritan dan tangisan ketakutan yang mereka keluarkan di hari pertama kami pindah ke kubah baja ini.
Hari itu, pemerintah mengeluarkan mandat agar seluruh warga kota mengungsi ke bunker bawah tanah yang sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelum wabah sialan itu merebak ke kota tempat kami tinggal.
Wabah yang menjadikan manusia tak ubahnya seperti hewan liar, buas dan tak terkontrol.
Wabah yang menghidupkan kembali orang-orang mati.
Tapi satu yang kutahu pasti, mereka tak benar-benar hidup.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Z:ESCAPE
Mystery / ThrillerAku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Dio menyerang Izam yang duduk di sebelahnya. Izam berteriak-teriak, berusaha melawan Dio yang terus mencoba menggigitnya. Alya yang duduk tak jauh dari dua pemuda itu semakin menjerit saat Dio berhasil me...