#Adimas
"Kenapa dia bersikap dingin, apa dia nggak ikhlas menikah denganku?" Adimas berpikir dan bertanya-tanya.
"Hallo pengantin baru" Sahut Rendy yang masuk ke ruangan Adimas "Pengantin baru kok mukanya lesu toh. Kenapa Mas? Wadu-waduh" Ujar Rendy tertawa.
"Ren, kemarin pas lo ngadirin pernikahan gue sama Adelia menurut lo gimana ekspresi Adelia. Terlihat seneng apa gimana? Soalnya gue nggak merhatiin." Ucap Adimas bertanya pada Rendy.
"Ya gimana ya, tapi mau jawab yang jujur apa enggak nih?" Ucap Rendy malah bercanda.
"Ya gimana ya, tapi mau jawab yang jujur apa enggak nih?" Ucap Rendy malah bercanda.
"Yah lo malah bercanda, gue serius ini woy." Ucap Adimas kesal.
Kemudian sejenak Rendy diam. "Ya sebenernya sih kayanya dia terpaksa deh muka-mukanya Mas, tapi ya gue nggak tahu juga gue nggak mau berprasangka dulu". Ungkapnya menurut pendapat Rendy.
"Gue juga mikir gitu sih Ren" Ucap Rendy yang masih penasaran. "Gimana ya kalo dia nggak cinta sama gue nggak bisa buka hatinya sama gue, gimana ya Ren" Ujarnya mengatakan dengan lemas.
"Mas, lo positif thinking aja. Kalau iya dia belum bisa cinta sama lo buat sekarang ya mungkin suatu saat nanti kan pasti dia bakal cinta sama lo." Ucap Rendy meyakinkan Adimas.
"Kalau enggak ya bikin dia jatuh cinta dan sayang sama lo, lo pasti bisa Mas percaya deh sama gue. Semangat bro oke." Kemudian Rendy menunjukkan kedua jempolnya dan dan beranjak keluar dari ruangan Adimas.
"Rendy ada benernya juga sih, mungkin bisa gue coba nanti". Ujarku dengan semangat.
***
Sore haripun tiba begitu juga Adimas sudah pulang kerumah setiap sore. Begitu juga denganku sudah beres dengan pekerjaan rumah tanggaku, aku juga sudah menyiapkan makan malam untuknya. Kegugupanpun menghampiri meja makan.
"Dek, ayo makan kamu sudah makan?" Tanyanya kepadaku yang masih tertunduk.
"Aku sudah makan tadi sore" Jelasku singkat.
"Ya sudah, tapi kamu mau kan temenin mas makan dulu?" Ujar Adimas yang membuatku kaget dan mengangkat kepalaku, dan aku hanya menganggukan saja.
"Alhamdulillah selesai juga, terima kasih dek makananmu sungguh enak sekali" Ungkap Adimas dengan wajah yang tersenyum padaku.
Ya memang banyak yang bilang sih kalau makanan yang selalu kubuat ini selalu enak. "Sini mas aku mau mencucinya" Ku ambil piring kotor yang di pegang Adimas tanpa menghiraukan kata-katanya.
Tiba-tiba "Dek". Panggil Adimas yang tiba-tiba memelukku dari belakang saat aku sedang mencuci piring.
"Maaf mas.. eh.. aku lagi nyuci piring?" Jawabku yang merasa kaget, ingin rasanya aku menamparnya tapi itu tidak mungkin karena dia suami sahku.
"Nanti temani mas di ruang keluarga nanti kita nonton televisi sebentar." Ucap Adimas yang kemudian melepas pelukannya.
Setelah selesai mencuci piring, aku memikirkan apa aku harus menemaninya atau aku bilang saja aku langsung tidur tapi aku benar-benar tidak ada keberanian untuk bilang pada Adimas. Aku benci suasana seperti ini rasanya ingin cepat-cepat pagi dan dia berangkat kerja. Lebih baik aku kesepian daripada harus menemaninya, aku benar-benar sangat benci dengan keadaan seperti ini.
"Dek, sini temenin mas dulu jangan langsung tidur" Tukasnya cepat yang membuyar lamunanku, akupun duduk di sebelahnya.
"Biasanya di rumah kamu kalo nonton tv nonton apa dek?" Ujarnya
"Aku jarang nonton tv mas, tapi kalo nonton sih apa aja juga suka". Jawabku
"Di rumah mas juga banyak dvd film dek, ya kalo kamu bosen di rumah nggak ada kerjaan lain kamu nonton aja. Syukur-syukur ada film yang kamu suka dek, nanti kamu cari aja di laci di bawah tv tuh". Jelasnya mas kepadaku.
"Iya mas". Jawabku.
Lalu mas memelukku dari samping, bahkan dia berani menciumku meski hanya dipipi saja.
"Aku merasa nyaman saat berada disampingmu dek, tolong jangan tinggalin mas ya".
Lagi-lagi Adimas memelukku, kenapa harus aku mas yang dinikahin kamu.
#Adimas
Benar dugaan Rendy dia memang belum mencintaiku, buktinya saat aku ngomong kaya tadi dia hanya diam saja.
"Tidur aja yuk dek". Ajakku.
"Iya mas"
Dek aku pengen meluk kamu, aku pengen ngelakuin kewajibanku malam ini tapi dengan keadaan hatimu yang aku nggak ku ketahui aku cuma bisa diam dek. Kalo aku lakuin tanpa sehati aku takut kamu marah dek aku nggak mau kamu malah beneran ngambek, kamu yang diem begini aja aku masih khawatir kamu bakal pergi.
"Aku sayang kamu dek". Aku memeluk tubuh Adel yang tengah memalingkan badannya.
"Mas, maaf akuu..."
"Nggak apa-apa dek, mas sabar nunggu kamu asal kamu jangan tinggalin mas". Ucapku, aku harus menahan semuanya. Tahan mas kamu pasti bisa demi dia.
"Selamat tidur dek". Akupun melepaskan pelukanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN MENJADI JODOH
RomansaAku kira aku akan terus membencinya karena perjodohan, namun seiring berjalannya waktu entah bagaimana caranya dia bisa meluluhkan hatiku. Bahkan sekarang aku begitu sangat mencintainya aku tak mau kehilangan sosok yang seperti dia.