3

5 0 1
                                    

Aaron tiba di Hotel Cakrawala. Dia tidak menyangka bahwa sudah ada wartawan di sana. Kenapa bisa ada wartawan?

(Dalam bahasa Inggris)
"Kenapa ada wartawan?" tanya Delvin pada Aryo.

"Mereka di sini dalam rangka perayaan ulang tahun salah satu penyanyi Indonesia." balas Aryo.

"Apakah dia penyanyi yang akan berkolaborasi dengan Aaron?" tanya Delvin kembali.

"Tidak. Bukan dia."

"Ya sudah gue ke lobby. Lu turun di parkiran aja ya. Nanti kalo kamar udah siap, gue kabarin." ucap Delvin.

"Ok" balas Aaron.

***

Sesampainya dalam kamar, Aaron langsung melaju ke kasur.

Delvin melihatnya dengan heran.

(Percakapan dalam bahasa Inggris)
"It's rude staring at people." kata Aaron, membuat Delvin kaget.

"Ga di London, di konser lu yang Amerika, di Korea, bahkan Indonesia, hobi lu tidur mulu ya."

"You know me so well, Vin"

Delvin memutar matanya.
"Untung gue sahabat lu, Ron. Kalo kaga, gue resign ini."

Aaron tertawa kecil dan membuka matanya. "Jangan bohong lu. Gue ga suka orang bohong. Pasti karena gaji kan?"

"Ga bohong gue. Tapi gaji juga bener sih"

Aaron kembali menutup matanya.

"Gimana dong? Gue kan sneaky lil bitch." Ucap Delvin. Namun seperti biasa, Aaron tidak menjawab.

"Hadeh. Dengerin gue ya. Jadi lu bakal menetap di Indonesia--"

"Selama 2 bulan."

"Iya 2 bulan. Selama 2 bulan di sini, lu--"

"Bakal kolaborasi bareng salah satu penyanyi di sini"

"Hadeh. Gue lupa lu orangnya pengingat. Tapi lu inget nama penyanyinya?"

"Lu belum ngasih tau ke gue"

"Gue kasih satu hint. Dia cewe."

"Lalu hint lainnya?"

"Kan satu hint doang"

"Lu kasih satu hint, karena lupa namanya?"

"Kok lu tau gitu dah? You give me creepy vibes. Are you some psychic?" tanya Delvin.

Aaron tidak membalas Delvin.

"ANJIR DUKUN LUU!"

Aaron tetap tidak membalas Delvin.

"Lu jadi orang jangan dingin-dingin amat napa?!"

Aaron masih tidak membalas Delvin.

"Ya ampun, ada selebriti gini amat ya"

Aaron masih juga tidak membalas Delvin.

"Bodo. Gue mau ke kamar." Delvin pun langsung keluar menuju kamarnya yang bertepatan di sebelah Aaron.

***

Patricia dan Alina tiba di apartemen Alina. Mereka memutuskan untuk tidak minum di bar, karena menghindari paparazzi atau orang yang ingin memfoto Alina secara diam-diam, demi social media nya.

"Let me guess, Tatiana gangguin lu lagi." tebak Patricia.

Alina hanya menganggukkan kepala.

"Nah ini nih. Selalu aja ada caranya dia buat gangguin lu. Ga habis pikir gue, kenapa ga berenti juga." ucap Patricia sambil menatap Alina.
"Lagian lu juga ga marah atau at least jambak rambutnya gitu. Lu nyakitin diri lu woi. Mau sampai kapan begini? Dari kita masih kuliah, sikap lu begini."

Benar, sejak kuliah, bahkan sebenarnya dari SMP, Alina selalu memakai topeng palsunya. Alina hanya menatap ubin ketika Patricia mengomelnya.

Patricia mengambil gelas sloki Alina dan menuangkan soju yang dibelinya tadi. "Nih" sodor Patricia. "Gue udah nuangin buat lu. You must be honoured yourself. Jarang loh gue nuangin gelas sloki soju ke orang."

"Karena lu minum soju juga sama gue doang, Pat" tawa Alina sambil menerima soju yang disodorkan.

"Iya sih. Hadeh, dunia ga pernah adil ya."

"Bukan dunia yang ga adil. Hidup yang ga adil." kata Alina sambil meminum sojunya.

"Udah-udah. Mulai mabok nih anak. Btw, ada kerjaan baru."

"Kerjaan baru?" tanya Alina.

"Iya, lu bakal kolaborasi bareng penyanyi luar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang