1.

30 7 0
                                    

"Aaaaaahhhhhh...." teriak ku "kenapa semua jadi seperti ini tuhan kau tak adil mengapa kau selalu melimpahkan cobaan yang begitu berat kepadaku mengapa kau tak pernah ada untukku hiks hiks hiks" ucapku dengan keras

Tak lama hujan disertai petir yang menggelegar datang. Seperti menjadi saksi bahwa kehangatan keluargaku telah tiada

"mah,pah bisakah kalian kembali kepadaku hanya untuk membuatku senang hiks... Hiks... Aku tak ingin apa apa dari kalian aku hanya minta satu hal tolong jangan bedakan antara kami mah pah aku juga butuh kalian tapi kenapa kalian selalu saja tak peduli denganku hiks... Hiks... Aku lelah seperti ini terus tuhan" ucapku yang dipenuhi tangisan dan hujan yang menjadi saksi akan kehancuranku saat ini.

(19.00)

Saat menyadari ini sudah hampir malam aku pun segera pulang dengan pakaian yang masih basah karena terguyur hujan dengan melangkahkan sedikit demi sedikit langkah kakiku aku terus berjalan melewati jalanan menuju rumah ku belum sampai tepat di rumah ku aku melihat dengan jelas kebahagian yang tak pernah ku rasakan lagi sebelumnya. Dengan cepat aku bergegas membuka pintu dan langsung lari ke kamar .

Dhiyon pov end.

"hiks... Hiks... Mah pah kenapa kalian tega padaku apakah kalian tak memperdulikan ku lagi setelah adanya dia hiks... Hiks... " ucapnya dengan tersendu sendu

Baru saja ia ingin pulang dan melihat apakah keluarganya sangat khawatir dengan keadaannya dan dimana ia sekarang ? Tidak bukan itu jawaban dari semua nya jawabannya adalah mereka tetap bahagia walaupun ia tak ada

Dengan air mata yang masih menetes dengan cepatnya Dhiyon mengambil buku yang biasa ia pakai untuk mencurahkan semua isi hatinya tersebut

"mah,pah jika suatu saat nanti aku telah tiada aku mohon buatlah keharmonisan keluarga ini untukku jangan lah kalian mencemaskan tentangku aku tak apa apa aku sudah biasa dengan keadaan seperti ini mah,pah jaga adikku ya jangan sampai dia terluka sepertiku aku akan selalu melihat kalian bahagia disini aku berharap jika suatu hari nanti kalian membaca ini dengan kesenangan bukan dengan kesedihan"     tulisnya dengan perasaan yang masih sakit seperti teriris pisau yang teramat tajam.

Tak lama kemudian ia pun berbaring. Entah sejak kapan ia merasa bahwa udara disini sangat dingin padahal ia juga tak menyalakan pendingin ruangan. Ia membuka mata lebar lebar saat ia melihat bahwa ada seorang wanita paru baya yang menuju kearahnya sambil membawa semangkok bubur dan susu hangat ya wanita itu adalah sang mama.

"kak nih makan dulu tadi kakak kan gak makan" ucap sang mama yang membuat Dhiyon menitihkan air mata

"Mm... Maahh" ucapnya dengan air mata yang sudah menetes entah dari kapan.

"loh kok malah nangis" ucap mama sambil merentangkan tangan, memberi kode bahwa sang anak akan dipeluknya

"hiks... Hiks... Mmm... Maahhh" ucapku dengan tersendat sendat

"udah udah nangisnya lanjut nanti y nih mamah udah bawa kesukaan kamu Bubur ayam nih makan" ujar mama yang membuatnya menghentikan tangis

Dhiyon pov

"udah udah nangisnya lanjut nanti y nih mamah udah bawa kesukaan kamu Bubur ayam nih makan" ujarnya dengan lembut dan halus

"mah aku kangen seperti ini suasana yang seperti ini,kangen dengan pelukan seorang mama,kasih sayang yang lebih dari seorang mama. Tuhan tolong hentikan waktu jangan biarkan waktu ini berjalan dengan cepat biarkan aku merasakan kehangatan yang telah lama hilang".

I'm brokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang