Pagi ini Matahari kembali menyapa umat manusia walau teriknya masih tampak malu-malu untuk memberi kehangatan kepada setiap makhluk yang memiliki indera untuk merasakan.
Setelah melakukan aktivitas rutinnya setiap minggu pagi--Jogging, Kihyun tampak mempraktikan beberapa pose pendinginan didepan pagar rumahnya yang berseberangan dengan rumah Bila.
Ngomong-ngomong soal Bila, sebenarnya Kihyun sengaja melakukan proses pendinginan tepat didepan rumahnya sekaligus menunggu Bila keluar. Pandangannya tampak tak lepas dari pintu rumah diseberang yang kapan saja bisa terbuka dan menampilkan sang gadis.
Biasanya gadis itu juga keluar rumah untuk sekedar menghirup udara segar di minggu pagi--Kihyun bahkan sudah hafal dengan kebiasaan Sabila yang satu ini.
"Ketiduran apa ya?" Kihyun membatin saat Bila tak kunjung muncul. Bahkan proses pendinginan sudah selesai 5 menit yang lalu dan--
"Baru muncul ni anak" Kihyun bersuara pelan seraya tersenyum puas saat maniknya menangkap sosok Bila yang baru saja keluar sambil merenggangkan tubuhnya.
Berkat pagar rumah Bila yang hanya sebatas dada orang dewasa, Kihyun dapat dengan jelas melihat kalau gadis itu kini tengah berjalan untuk keluar.
"Pagi,Bila!" sapa Kihyun dengan nada ceria sambil menghampiri gadis yang baru saja hendak membuka pagar kayu rumahnya
"Buset! Kaget gue!" Bila tak bohong, gadis itu memang kaget karena ia sama sekali tak menyadari kehadiran Kihyun sejak tadi
"Ya Allah! Kapan sih kalo gue bilang pagi lu juga bales bilang pagi?" Kihyun membuang nafasnya terdengar frustasi mendengar balasan Bila yang lagi-lagi tak sesuai ekspektasi, sedangkan gadis itu hanya menatap Kihyun datar
"Apaan si"
Tanpa mempedulikan Kihyun, Bila meneruskan langkahnya sambil merapatkan sweater biru yang melekat ditubuhnya. Pagi ini cukup dingin karena hujan yang turun deras semalam. Kihyun menyajarkan langkahnya dengan gadis itu.
"Mau kemana?"
"Jalan-jalan"
Setelah balasan singkat Bila, tak ada lagi yang memulai percakapan. Sementara Bila fokus berjalan sambil melihat pepohonan dan tumbuhan sekitar yang masih basah akibat hujan semalam, Kihyun tanpa suara masih setia mengikuti Bila dari belakang.
Masih pagi dan Kihyun cukup peka untuk tidak terlalu berisik dan menghacurkan mood Bila yang mungkin saja ingin menghirup udara segar dengan tenang. Mungkin pagi ini memandangi sosok Bila yang tengah berjalan dipagi hari dari belakang sudah cukup menghibur untuk Kihyun. Pria itu bahkan sangat menikmati apa yang dilakukannya--senyum yang terus saja melekat diwajah tampannya menjadi bukti.
Jika ingin bicara tentang perasaannya terhadap Bila, Kihyun bisa saja merilis buku tentang perasaannya pada gadis itu. Terdengar berlebihan memang, tapi Kihyun memang punya banyak cerita tentang gadis itu.
Sabila Jiyunara.
Bahkan mendengar nama gadis itu saja membuatnya senang dan--berdebar?
Kihyun lupa kapan tepatnya ia punya perasaan spesial untuk Bila, namun pria itu hanya tau kalau ia mulai sangat menyukai sang gadis saat Bila mengalami keterpurukan karena masalah keluarganya walau sebenarnya mereka sudah mengenal sejak SMP tepatnya saat Kihyun pertama kali pindah ke daerah mereka tinggal.
Melihat Bila yang terpuruk membuat Kihyun merasa perlu untuk ada dan menghibur Bila dan Kihyun tahu betul kalau yang dirasakannya bukan sebatas simpati.
Kihyun juga tahu kalau awal dari perasaannya adalah karena terbiasa akan kehadiran gadis itu.
Pada dasarnya, Kihyun dan Bila adalah tetangga yang sudah cukup dekat selama lebih dari 7 tahun. Sudah cukup dekat sampai titik dimana Kihyun bisa merasakan perubahan Bila yang dulunya sangat ceria,penuh tawa dan terbuka kepadanya menjadi Bila yang tertutup, lebih jutek dan seakan menyembunyikan tawanya semenjak ditinggal sang Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVER
Fanfiction"gue gak percaya cinta, jadi lo ga perlu repot ajarin dan bikin gue jatuh cinta" - sabila jiyunara "gue mau jadi orang pertama yang buat lo sadar kalo cinta itu ada" - kihyun akbar rivandi Cerita tentang Kihyun--pria yang selalu menunjukkan cintanya...