Breathin

706 41 18
                                    

Hari ini kampus kami mengadakan demonstrasi besar-besaran se-Thailand.

Aku yang berasal dari universitas khantampat menjadi ketua dari kampusku sendiri. Aku berasal dari fakultas teknik dan di percayai oleh kampus untuk memimpin para teman-temanku untuk berjuang membela kebenaran.

Masalah yang kami hadapi saat ini ialah pemimpin Thailand saat ini ingin menggulirkan beberapa pemerintah yang masih menjabat dan akan mengantikan dengan orang-orang kepercayaannya mereka.

Dan juga salah satu masalah yang lebih parah ialah mereka berencana untuk menghentikan adanya pemilihan umum yang akan datang.

Padahal pemilu sangatlah wajib. Dimana rakyatlah yang memilih siapa yang akan menjadi wakil selanjutnya. Walau kami tau raja yang berkuasa, namun tetaplah untuk bawahan mereka, kami yang harus memilih siapa yang lebih baik.

"Forth, ayo" lam sudah bersiap dengan berbagai spanduk demonya.

Aku mengangguk atas ajakan lam.

Aku melihat beberapa temanku sudah siap juga untuk melakukan demonstrasi.

Untuk kali ini bukan hanya dari kampus kami saja, namun dari pihak kampus lain juga ikut.

"Apa semua persiapan sudah siap ?" Kataku pada mereka semua.

"Sudah. Anak medis sudah siap dengan bantuan medis mereka lalu anak akuntasi siap dengan bantuan makanan dan minuman mereka" jawab earth.

Aku mengangguk sekali lagi. Kali ini bukan hanya fakultasku saja, namun beberapa fakultas lain juga ikut. Ada yang ikut sebagai pendemo, ada yang ikut sebagai tim medis, penyalur makanan dan minuman dan sebagainya.

Aku sangat senang karena hampir seluruh kampus ingin berpartisipasi untuk mengubah keadilan di Thailand.

"Kalau begitu ayo kita berangkat" aku pun menuntun temanku untuk keluar dari fakultas kami dan bertemu dengan berbagai fakultas lainnya.

Di depan gerbang pintu kampus, di sana sudah banyak sekali mahasiswa dan mahasiswi yang ikut. Aku melihat pha, ketua dari tim medis, phem, ketua dari tim akomodasi, new, ketua fakultas ekonomi dan berbagai mahasiswa beserta ketua-ketua dari fakultas masing-masing.

"Bagaimana ? Apa teman kalian sudah siap ?" Tanyaku pada seluruh ketua dari tiap fakultas.

Satu persatu mereka mengangguk padaku. Kalau begitu kami sudah siap untuk turun. Tujuan kami ialah gedung parlemen.

Kami mulai berjalan bersama dengan aku sebagai pemimpin dan berada di barisan depan bersama para ketua.

Di depan sana, kami tau pasti akan banyak aparat keamanan yang akan memblokir jalan kami. Namun kami tidak takut. Kami percaya, mereka hanya akan mengamankan dan tidak akan melukai kami.

Sekitar 30 menit kami berjalan dari kampus ke gedung parlemen. Akhirnya kami tiba.

Kami semua mulai menaikkan spanduk protes kami. Kami semua mulai berteriak untuk tidak menerima apa yang pemerintah putuskan.

Tiba-tiba beberapa mahasiswa dari kampus lain datang menghampiri kami. Mereka juga ikut demo bersama kami.

Seperti yang ku bilang sebelumnya. Para aparat hanya berdiam diri dengan menggunakan tameng untuk melindungi mereka.

Kami satupun tidak ada yang membawa senjata tajam. Karena kami ingin demo damai.

Sudah tiga jam kami berteriak menyerukan pendapat kami. Kami mulai dari jam 10 dan sekarang matahari sudah naik di tengah kami.

"Forth, sebaiknya beberapa mahasiswa istirahat dulu untuk makan siang. Lihat mereka sangat kelelahan" lam berbisik padaku.

Aku menoleh pada beberapa teman-teman kampusku yang memang terlihat kelelahan. Terutama para mahasiswi.

OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang