Mine 2

618 47 15
                                    

Forth POV

Aku menunggu dengan sabar di restoran ini. Sudah 1 jam aku datang namun Beam belum juga menampakkan batang hidungnya. Aku menjadi kesal dan geram. Apa Beam tidak ingin menemuiku ? Apa dia sudah tidak ingin melihat wajahku ?

Aku menghentakkan kakiku dengan tidak sabar di bawah sana. Aku masih menunggu dan terus menunggu. Melihat ke arah pintu masuk dan melihat kembali pada jam tanganku. Setelah berbicara pada pho kemarin, pho menyuruhku untuk menemui Beam keesokan malamnya di sebuah restoran.

Tunggu, apakah pho lupa memberi pesan pada Beam kalau dia harus datang ke restoran ini ? Atau apakah pho menyuruh Beam untuk tidak datang ? Atau apakah Beam sedang kecelakaan atau apapun itu yang membuatnya terlambat ? Aku semakin khawatir akan Beam.

Namun semua rasa khawatirku itu berlalu ketika aku mendengar suara pintu masuk. Wajahku yang tadinya sangat khawatir berubah menjadi cerah ketika melihat Beam masuk ke dalam restoran ini. Ia mengalihkan pandangannya dan bertemu dengan pandanganku. Aku tersenyum padanya dan berdiri. Aku berniat berlari dan memeluknya. Tapi baru selangkah aku memajukan tubuhku, aku melihat dari belakang Beam seorang wanita cantik dengan gaunnya yang menawan. Beam meraih tangan wanita itu untuk dia genggam. Aku menatap kesal pada genggaman itu.

"Hai Forth" Beam menyapaku dengan senyumnya itu. Wajahku yang mengeras tadi aku coba untuk normal kan kembali. Bagaimana pun juga melihat Beam tersenyum membuat perasaanku kembali menghangat dan tenang.

"Hai Beam" ujarku senormal mungkin. "Ayo duduk"

Aku kembali pada kursiku dan duduk di sana. Bisa aku lihat, Beam menarik kursi untuk wanita yang ia bawa dan ia duduk di sebelah wanita itu.

"Bagaimana kabarmu Forth ?" Tanya Beam padaku.

"Baik. Bagaimana denganmu setelah meninggalkanku selama 7 tahun ? Apakah kau baik-baik saja ?"

Aku bisa melihat wajah Beam tadi menegang sedikit namun dia kembali tersenyum. Dia menatapku bersalah.

"Aku baik juga" aku memandang Beam dan wanita itu secara bergantian. Beam menyadari tatapanku dan ia menoleh pada wanita itu.

"Em, Forth perkenalkan dia Eve. Eve, dia Forth" aku dan Eve bersalaman dengan wajah yang aku rasa sudah aku buat selembut mungkin.

"Dia siapa Beam?" Tanyaku seraya berharap bahwa dia bukanlah siapa-siapa Beam.

"Dia... Pacarku" nafasku tercekat ketika mendengar itu. Pacar? Apakah ini Beam yang aku kenal ? Beam yang pernah mengatakan bahwa dia terlalu sibuk untuk berpacaran ? Tapi nyatanya sekarang ia memiliki pacar meninggalkan aku yang masih berharap padanya.

***

Makan malam kali ini berangsur cukup baik. Aku bisa mengendalikan emosiku selama satu setengah jam. Kami bertiga menghabiskan waktu bersama selama itu di restoran dipenuhi dengan cerita romansa Beam dan Eve. Bagaimana mereka bertemu, bagaimana mereka bisa satu rumah sakit, bagaimana mereka sekampus bahkan koas sampai akhirnya mereka memutuskan untuk bersama. Selama satu setengah jam itu aku terus merafalkan mantera di dalam kepalaku untuk bisa menahan emosi dalam jiwaku. Dan pada akhirnya aku bisa menekan emosiku itu.

Setelah kami berpisah, aku menelpon Lam. Aku ingin menumpahkan segala keluh dan resahku padanya. Setelah menghubungi Lam, aku melajukan mobilku ke arah club. Aku ingin mabuk. Biar saja pho dan mae menceramahiku, aku sudah tidak peduli lagi.

"Forth, ada apa ? Bagaimana pertemuanmu dengan Beam ? Apa kau sudah mengatakan perasaanmu ?" Lam datang dan menepuk pundakku. Aku sudah menghabiskan lebih dari tiga gelas kecil.

"Ai Forth, kenapa kau minum banyak begini ?" Lam baru menyadari kalau aku berniat mabuk.

"Apa pertemuanmu buruk ?"

OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang